Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Pukul 10.30
terlihat siswa siswi sangat fokus dalam pembelajarannya. Sekolah tampak sepi dan sunyi. Hanya terdengar sayup sayup suara guru yang sedang menjelaskan materi di setiap kelas.
Kringg..
Suara bel berbunyi sangat nyaring, hembusan nafas lega dan sorakan dari siswa siswi mulai terdengar.
Lelah belajar, atau mungkin perut mereka sudah mulai terasa lapar. Terlihat dari mereka yang berhamburan keluar kelas. Ada yang berlari terbirit birit dan ada pula yang berjalan santai sambil bercanda bersama teman temannya.
Nah, kalo yang 4 gadis ini. Mereka terlihat santai dan cuek menuju ke kantin.
"Mau makan apa?" tanya Nadia. Ia melirik ketiga temannya satu persatu.
"Gue nasi goreng" jawab Hana.
"Gue bakso deh" jawab Tiara.
Nadia melirik Eve, hanya dia yang belum menyebutkan menu makanannya.
"Eve." Panggil Nadia.
"Hm ada apa?"
"Lo mau makan apa?" ulang Nadia dengan malas.
"Gue mau minum aja deh, masih kenyang soalnya." jawab Eve.
"Yaudah, kalian cari meja nya yah. Biar gue pesankan makanan" ujar Nadia ketika mereka memasuki kantin.
"Oke" Tiara mengacungkan jempolnya.
Tiara celingak-celinguk mencari meja yang kosong. Tapi, tidak ada satu pun meja yang kosong.
"Penuh" gumamnya sedih.
"Eh di situ aja tuh!" Tunjuk Hana.
"Yang mana?" Eve dan Tiara pun mengikuti arah yang di tunjuk Hana.
Seketika kepala Tiara dan Eve menggeleng kuat.
"Loh kenapa?" heran Hana.
"Lo gila apa, itu kan meja kak Joe."
"Yah kan masih ada yang kosong 4 bangku itu"
"Lo aja yang di situ" ujar Eve enggan.
"Ihh dari pada gak duduk." Gerutu Hana, ia menarik tangan Eve dan Nadia menuju ke meja yang sudah di tempati oleh 4 cowo ganteng.
"Kak, kita boleh gabung gak?" tanya Hana sok cute.
Eve dan Tiara terlihat ogah dan cuek.
Joe dan ketiga temannya menatap ketiga gadis itu. Apalagi Joe, ia menatap Eve yang terlihat enggan menatap dirinya. Joe tahu Eve marah kepadanya.
"Eh ada ayank Tiara, boleh dong kalian di sini." Ucap Brain yang langsung mempersilahkan Tiara duduk di depannya.
Hana tersenyum, ia melirik Leo yang tampak fokus dengan makanannya.
"Gue boleh di sini?" tanya Hana. Leo menatapnya acuh.
Sedangkan Eve,dia masih berdiri dan tidak mau duduk di depan Joe.
"Eh kenapa belum duduk?" tanya Hana.
Eve tampak kesal, ia sepertinya salah memilih teman.
"Ayo duduk Eve" Desak Hana.
Eve akhirnya mengangguk dan hendak memilih kursi di depan Ilham. Belum sempat duduk, Nadia datang dan malah menduduki kursi itu.
"Aduh aduhh panas" ucap Nadia kepanasan membawa bakso.
"Eh Nadia, kok asal ambil tempat duduk sih" keluh nya.
"Eh gue gak tahu kalau Lo mau duduk di sini. " Ujar Nadia. Ia hendak berdiri tapi di tahan oleh Ilham.
"Udah Lo duduk aja, kan ada satu yang kosong lagi" ujar Ilham yang emang mau mengincar Nadia.
Eve tidak memiliki pilihan lain. Dia terpaksa duduk di depan Joe. Karena meja yang tidak terlalu besar, kaki mereka yang berhadapan jadi saling bersentuhan.
Eve terkejut, ia menatap Joe tajam saat merasakan lututnya di senggol oleh lutut Joe.
Pria itu malah terlihat acuh dan kembali fokus pada makanannya.
Hana tidak fokus dengan makanannya, jantung nya berdebar saat menatap wajah Leo. Kakinya terasa bergetar ketika menempel pada lutut Leo.
"Astaga, kenapa gue jadi deg deg an sama ni cowok" teriak Hana di dalam hati. Ia benar benar tidak bisa mengendalikan detak jantungnya.
Hana terus menatap wajah Leo,ia tidak sadar jika kakaknya ada di situ juga.
"Ekhem."
Deg.
Hana langsung salah tingkah, ia menunduk dan fokus dengan nasi gorengnya.
"Btw, gimana kasus foto itu. Apa sudah ketahuan siapa pelakunya?" tanya Ilham untuk mencairkan suasana.
"Belum, cctv nya sedang di periksa." jawab Joe.
"Terus soal Jia itu?" tanya Nadia.
"Guru sudah menindak lanjutinya. Jia sudah mengaku dan di kenakan skor selama 1 bulan"
"What? cuma sebulan?" ujar Tiara kaget.
"Karena pengaruh keluarganya yang besar, Jia di berikan hukuman yang ringan." jelas Joe.
Mereka semua mengangguk, kemudian kembali fokus dengan makanannya.
Eve yang sejak tadi diam hanya menunduk sambil memainkan jus alpukat nya.
Dalam diam Joe menatap Eve sangat dalam, seolah ada sesuatu yang membuat dirinya ingin terus memandang wajah cantik itu.
"Kenapa rasa ini tidak asing?" ucap Jo di dalam hati.
Pria itu mencoba menepis perasaan itu. Ia tetap menguatkan hatinya untuk selalu menunggu gadis masa kecilnya.
Bug.
Joe terkejut, tiba-tiba Eve menggebrak meja.
"Ngapain Lo liatin gue terus?" sanggah Eve.
Joe yang baru sadar melirik pada ketiga temannya dan juga teman Eve yang menatap dirinya.
"Ada apa kak?" tanya Hana.
"Dih, siapa yang liatin Lo. Gue lagi liatin ibu kantin kali" elak Joe sedikit gugup.
Eve menatap sinis, bukan apa apa dia merasa gugup bola pria itu terus menatap dirinya seperti itu.
Tidak tahan dengan situasi itu. Eve pergi dari kantin.
"Eh mau kemana?" teriak Nadia dan Tiara, mereka langsung menyusul Eve.
Sedangkan Hana, ia tampak kesal pada kakaknya yang sudah membuat kekacauan. Padahal dirinya masih ingin dekat dengan Leo.
"Dasar Ketos gila!" dengus Hana, lalu ia pun menyusul Eve dan kedua sahabatnya.
"Lah, gue salah apa. Kenapa malah nyalahin gue" Ucap Joe.
"Lah, Lo emang salah Joe. Jika Eve pergi, otomatis semuanya pergi. Sedangkan Lo malah membuat Eve gak nyaman" Tutur Ilham.
"Gue gak ngapa ngapain!" bela Joe tak mau di salahkan.
"Lagian, mau nyaman atau gak tu cewe gue gak peduli!" lanjutnya
Joe menatap Leo yang tiba-tiba beranjak dari duduknya. Sudah satu Minggu mereka tidak bertegur sapa. Leo seakan menghindari Joe.
"Eh mau kemana?" tanya Brain. Leo tak menjawab, dia terus melangkah keluar dari kantin.
"Aneh gak sih tu bocah?" ucap Brain heran. Ilham mengangkat bahu.
Joe menatap kepergian Leo, ia tahu kalau sahabat nya itu tidak suka bila dirinya dekat dengan Eve. Joe menebak Leo suka sama tu cewe.
"Udahlah yuk cabut!" Seru Joe.
Dengan malas brain dan Ilham pun mengikutinya.
"Lo sampai segitunya gara gara cewe Leo." batin Joe.
Sesampainya di kelas, Eve menekuk wajahnya sebal. Dia benar benar tidak tahu mengapa hidupnya harus selalu ada di dekat cowo brengsek seperti Joe.
Apa ini kutukan? apa ini balasan dari Tuhan karena dirinya selalu mengeluhkan kedua orang tuanya yang selalu sibuk dengan bisnisnya?
Oh astaga, Eve sangat stress dengan kondisinya.
Cling~
Sebuah pesan masuk ke ponselnya dan itu membuat Eve merasa semakin gila.
Ga tega ma Eve.. Kemanalaaa arah hubungan Joe da Eve ini? 😔😔😔😔😔