Mengalami kecelakaan tragis hingga menewaskan seluruh anggota keluarganya, membuat Nadia Putri Dewangga mengalami depresi berat hingga status kejiwaannya di nyatakan sebagai ODGJ.
"Nama kamu Reyna kan? Reyna tinggalnya sama siapa?" Tanya Aldo, seorang CEO muda yang sukses meski pernah berstatus sebagai narapidana.
"Sama mama, om." Jawab gadis kecil bernama Reyna. Usianya sekitar enam tahunan.
"Papa ngapain sih ngomong sama dia. Dia itu anaknya orang gila pah. Nanti papa di amuk lho sama mamanya." Tegur gadis kecil seusia Reyna. Ia adalah putrinya Aldo.
Melihat Reyna bersama orang asing, Nadia langsung mendekati Reyna dan memukuli lelaki yang sedang berusaha menghalangi Reyna untuk pergi.
"Nadia." Batin Aldo merasa terkejut dengan kehadiran seseorang dari masalalunya.
Cerita selengkapnya, silahkan baca di episode berikut!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faeyza Sadean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arin Kembali Menemui Nadia
Nadia berusaha berontak dan ingin melanjutkan rencananya untuk mengejar Arka. Tapi kemudian Aldo memarahinya. Aldo mengingatkan Nadia tentang Reyna dan orang yang sudah menyebabkan kakeknya meninggal. Aldo juga mengingatkan Nadia tentang adiknya yang hilang.
"Apa kamu nggak kasihan sama mereka Nad? Bagaimana jika ternyata di luar sana adik-adik kamu bernasib sama seperti Reyna saat masih mengamen? Apa kamu tega? Apa kamu juga akan membiarkan tante Mesya bersenang-senang dengan hasil jerih payah keluarga kamu dan membiarkan dia hidup bebas berkeliaran, sedangkan arwah kakek kamu di sana belum merasa tenang jika orang yang membunuhnya belum mendapat hukuman."
Aldo berusaha mengingatkan Nadia dengan sangat tegas. Hingga akhirnya Nadia terdiam dan kembali terduduk di tanah. Aldo dan Reyna langsung memeluknya, berusaha memberi kehangatan dan kasih sayang, supaya Nadia tidak merasa hidup sendirian.
Pukul 22.00 WIB, Nadia baru membuka matanya. Ia melihat ke sekitar dan menyadari bahwa saat ini dirinya sedang berada di rumah sakit. Nadia melihat keberadaan Aldo yang tertidur di sofa dengan posisi kaki menyentuh lantai dan kepala bersandar pada sandaran sofa.
"Reyna." Panggil Nadia mencari keberadaan Reyna di ruang rawatnya tapi ia tidak menemukan keberadaan Reyna disana.
Mendengar suara Nadia memanggil Reyna. Aldo terbangun dan langsung beranjak mendekati Nadia.
"Kamu sudah bangun Nad?" Tanya Aldo sembari mengambil air putih dan memberikannya pada Nadia.
"Reyna mana?" Tanya Nadia setelah meneguk setengah gelas air putih pemberian Aldo.
"Reyna di rumah sama mbaknya. Kamu di rumah sakit dari siang." Balas Aldo memberitahu.
"Aku mau ketemu Reyna." Ucap Nadia sembari ingin melepas jarum infus di tangannya. Aldo langsung mencegahnya.
"Aku mau ketemu Reyna." Ucap Nadia lagi dengan setengah menangis.
"Iya. Tapi besok ya. Ini sudah sangat malam. Kamu harus di rawat dulu. Kasihan juga Reyna kalo harus kesini malam-malam." Ucap Aldo berusaha memberi paham pada wanita yang sangat di cintainya itu.
Nadia tidak peduli dengan ucapan Aldo. Ia kembali ingin melepas jarum infusnya. Kemudian Aldo menawarkan untuk melakukan panggilan video call dengan Reyna.
Sejenak Nadia terdiam, lalu ia mengangguk dan meminta Aldo untuk segera menghubungi Reyna.
"Reyna." Ucap Nadia dengan terharu saat panggilan video call sudah tersambung.
"Mama kenapa pergi ninggalin Reyna? Mama sudah nggak sayang sama Reyna?" Ucap Reyna dengan raut wajah sedih.
"Maaf sayang. Tadi mama ada urusan. Mama nggak ninggalin Reyna kok. Besok mama pulang ya sayang. Reyna baik-baik ya sama mbak Sania!"
Reyna mengangguk, kemudian setelah mengobrol sebentar, Nadia segera mengakhiri panggilan dengan kata-kata manis pada putrinya tersebut.
Setelah meletakkan ponsel Aldo di atas meja nakas. Nadia kembali merebahkan tubuhnya dan membelakangi Aldo. Ia berusaha mengingat kembali mimpinya tadi bersama Arka dan putrinya. Nadia berpikir akan berusaha menerima kenyataan yang sudah terjadi.
"Nad. Kamu makan dulu ya!" Ucap Aldo dengan lembut, tapi Nadia hanya diam tidak merespon. Kemudian Nadia berhalusinasi seolah ada suara Arka yang menyuruhnya untuk makan. Nadia langsung berbalik badan dan kemudian duduk.
"Aku mau makan." Ucap Nadia tanpa menatap ke arah Aldo.
Dengan tersenyum, Aldo bergegas mengambilkan makanan yang sudah tersedia, sekalian meminta Nadia mengkonsumsi obatnya.
Dua hari kemudian, Nadia sudah kembali pulang. Ia kembali lebih banyak diam lagi meskipun Reyna dan Sania sering mengajaknya berbicara, apalagi saat berhadapan dengan Aldo. Nadia tidak pernah mau merespon ucapan Aldo dan tidak mau menatap ke arah Aldo. Aldo berpikir, mungkin Nadia masih marah karna kemarin sempat melihatnya bersama dengan Arin di kantor.
"Bu Nadia, kata pak Arka, ibu harus selalu minum obatnya, dan jangan sampai telat!" Peringat Sania saat melihat mamanya Reyna sudah selesai makan tapi tidak mengambil obatnya untuk di konsumsi.
"Jangan sebut nama Arka lagi! Dia sudah nggak ada lagi di dunia ini!" Ucap Nadia tanpa ekspresi. Kemudian segera mengambil obatnya, dan masuk ke dalam kamarnya.
Reyna dan Sania saling pandang dengan tatapan heran. Lalu kemudian Sania hendak mengirim pesan pada pak bos-nya untuk memberitahu apa yang sudah terjadi hari ini pada mamanya Reyna. Tapi ia urungkan kembali niatnya karna pikirnya, nanti bisa saja Bu bos-nya berubah lagi.
Di kantor, Aldo sedang mengobrol dengan Dirga. Aldo mengkhawatirkan rencana pernikahannya yang akan terancam gagal jika ternyata Nadia sudah menyadari bahwa dirinya adalah Aldo. Tentang salah paham bersama Arin kemarin juga membuat Aldo merasa gelisah.
Dirga berusaha menenangkan Aldo dan berjanji akan mencoba untuk membujuk Nadia supaya jangan sampai membatalkan pernikahannya, apapun yang terjadi nanti.
"Jadi, Nadia mau menikah sama Aldo karna berpikir kalo Aldo itu adalah Arka. Sial, kenapa nggak dari kemarin aku tahu fakta ini." Batin Arin kesal saat menguping pembicaraan Aldo dan Dirga. Ia menguping dengan menggunakan alat penyadap suara. Jadi tidak perlu khawatir akan ketahuan dari kamera CCTV.
Sore harinya sepulang kerja, Arin pergi menemui Nadia. Ia memastikan dulu apakah Aldo datang ke sana atau tidak. Setelah melihat kondisi aman dan Chila memberi kabar bahwa papanya pulang ke rumah. Arin langsung mendekati rumah yang di tinggali Nadia.
"Bu Nadia nya ada mbak?" Tanya Arin saat Sania membukakan pintu untuknya.
"Silahkan masuk! Bu Nadia ada di dalam. Sebentar, saya panggilkan dulu." Ucap Sania mempersilahkan Arin untuk masuk dan kemudian bergegas pergi menuju kamar bu bos-nya.
Nadia segera keluar dari dalam kamar dan melangkah menuju ruang depan untuk menemui Arin. Nadia merasa penasaran dengan anaknya Arin dan Aldo yang bernama Chila.
"Rin, Chila itu siapa?" Ucap Nadia langsung menodong Arin dengan pertanyaan tentang Chila.
"Memangnya kenapa?" Tanya Arin heran.
"Cuma pengen tahu saja. Apa dia anak kamu sama Aldo?" Tanya Nadia lagi, memastikan.
Arin tampak gelagapan mengingat Chila ternyata bukanlah putri kandungnya.
"I iya lah. Dia anak aku sama Aldo." Jawab Arin dengan terbata dan dengan senyum yang di paksakan.
Nadia mengangguk dan seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Memangnya kenapa Nad?" Tanya Arin penasaran. Ia sudah berusaha menghilangkan rasa gelisahnya.
"Nggak papa, cuma nanya saja." Jawab Nadia tanpa ekspresi.
Kemudian Nadia menanyakan tentang tujuan Arin datang. Dan Arin menjawab bahwa ia ingin memberitahu yang sebenarnya tentang orang yang selama ini di anggapnya Arka adalah Aldo. Dan Arin memohon pada Nadia supaya mau membatalkan pernikahannya dengan Aldo. Arin mengingatkan kembali jahatnya Aldo kala itu. Tapi Nadia hanya diam tidak bereaksi apapun.
"Yasudah ya Nad. Aku mau pulang dulu. Sekali lagi aku ingatkan. Orang yang mau menikahi kamu itu Aldo bukan Arka. Aldo adalah teman kita yang dulu sudah merusak persahabatan kita, dia juga yang sudah menghancurkan hidup aku dan hampir memperkosa kamu. Masih ingat kan jahatnya dia seperti apa? Kamu juga lihat sendiri kan apa yang dia lakukan kemarin sama aku di kantor? Jadi sebaiknya kamu batalkan saja pernikahan kamu sama Aldo."
Bersambung...
sama Tante Rani dan Arin masih ingat tapi sama Aldo kok nggak ingat ya....
kehilangan segalanya...😢
Mesya jahat banget sih....👊👊
nasib ratu kok bisa setragis itu ya....
padahal dulu ketua geng. 🤭
ternyata masa lalu Kenzo menyedihkan...