Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Thirty Two : Kehilangan II
Sekarang giliran Bayu, Raka, dan Shyiren yang memasuki ruang rawat Veyra. Selepas operasi tadi, Veyra sudah di pindahkan ke ruang rawat yakni ruang melati.
Tiga orang pertama yang memasuki ruangan tersebut adalah Bi Yati, Bu Siti dan Pak Timo. Setelah mereka selesai baru giliran tiga orang berikutnya. Dokter tidak mengijinkan banyak orang memasuki ruang rawat tersebut, mengingat keadaan Veyra masih sangat lemah pasca operasi. Dokter khawatir akan menganggu masa pemulihan Veyra.
Mereka masuk kedalam ruang melati secara perlahan. Bayu yang melihat Veyra terbaring sangat lemah merasa tersayat ribuan siulet.
Shyiren melihat ke arah Bayu. Ia tahu bahwa sekarang Bayu merasa sangat cemas. Begitupun Shyiren. Ia sangat terkejut ketika mendapati berita bahwa sahabatnya tertusuk untuk kedua kalinya. Sekarang bukan karena dirinya melainkan mantan dari kakak sahabatnya.
Shyiren mendekati brankar yang menjadi alas tidur Veyra. Ia menatap Veyra sendu. Bayu dan Raka membiarkan Shyiren menjenguk Veyra terlebih dahulu. Mereka sangat tahu perasaan Shyiren bagaimana sekarang.
Shyiren menghela napas. Ia duduk di kursi tepat di sebelah brankar Veyra. Ia meraih tangan Veyra yang sedang di infus dan menggenggam nya.
Shyiren menitikan air matanya. "Bangun Vee, gue sakit kalo lo sakit"
"..." tidak ada jawaban dari Veyra.
Shyiren menunduk, ia terisak. "Vee, maafin gue belum bisa jadi sahabat yang baik buat lo. Hiks..hiks.. Gue harusnya ada saat lo lagi susah kaya gini Vee. Gue mewakili sahabat kita yang lain minta maaf sama lo. Cuma gue yang bisa dateng kesini. Hiks...hikss... Maafin gue Vee, maafin gue. Please sadar Vee! Sadar! Demi gue dan persahabatan kita" Shyiren memejamkan matanya. Masih dalam keadaan menunduk. Air matanya jatuh pada punggung tangan Veyra yang di genggam Shyiren.
Tangan Veyra bergerak. Shyiren yang merasa ada pergerakan dari Veyra langsung membuka matanya. Ia langsung berdiri dan menatap Veyra.
"PANGGIL DOKTER! CEPET!" perintah Shyiren pada Raka dan Bayu. Mereka pun segera menuruti nya.
Perlahan mata Veyra terbuka. Ia menyesuaikan cahaya pada penglihatannya. Kepalanya masih terasa pening.
"Aduhhhh" Rintihnya.
"Tahan Vee, bentar lagi dokter datang"
Dokter memasuki ruang rawat itu kemudian memeriksa keadaan Veyra. "Keadaan bu Veyra masih sangat lemah apalagi jantungnya. Jadi saya mohon jangan membuat ia terkejut atau banyak pikiran terlebih dahulu. Saya permisi"
"Baik dok, terimakasih" Shyiren menganggukan kepalanya.
Setelah kepergian dokter Shyiren kembali menatap Veyra. Tak henti-hentinya ia menyunggingkan senyum di wajahnya. "Gue seneng banget Vee, akhirnya lo udah sadar"
Veyra tersenyum tipis. "Makasih ya Ren lo mau jengukin gue"
"Gak perlu bilang makasih Vee, harusnya gue yang minta maaf sama lo. Gue gak bisa jaga lo, anak-anak juga gak bisa kesini jengukin lo"
Anak-anak yang di maksud disini adalah geng ciwi-ciwi nya Veyra ya guys. Bukan anak nya Shyiren. Dia nya aja jomblo, wkwk.
"Iya gue ngerti keadaannya kok" Veyra mengangguk lemah. "Raka mana?" lanjutnya.
"Tu!" Shyiren menunjuk dengan dagu nya. Raka yang merasa tertunjuk langsung menghampirinya.
"Udah mendingan Vee?" tanya nya lembut.
"Udah" jawabnya lemah. "Makasih ya Rak lo udah nolongin gue"
"Sama-sama Vee"
"Mendingan lo istirahat lagi Vee biar keadaan lo cepet pulih" Ucap Shyiren kemudian di beri anggukan oleh Veyra.
"Ada yang mau gue omongin sama lo" Raka menarik pelan tangan Shyiren. Mereka berdua keluar ruangan dan diikuti juga oleh Bayu.
"Apa?" tanya Shyiren to the point saat di depan ruangan.
"Lo jangan kasih tau Vee dulu soal ini ya. Gue mohon" ucap Raka tulus.
Bayu yang sudah mengerti apa maksud Raka segera merangkul Shyiren. Kemudian ia menghadap Shyiren dan mengangguk kecil.
Shyiren kembali menatap Raka. "Jadi, apa yang mau lo omongin kak?"
"Dodi yang udah donorin jantung nya buat Vee"
Shyiren menutup mulut nya tak percaya.
Disisi lain, saat Raka menggandeng Shyiren keluar ruangan, Veyra tidak benar-benar tidur. Ia merasa haus, kemudian mencoba meraih segelas air di atas nakas.
Veyra meraba-raba nakas. Namun tangan nya menemukan sebuah amplop. Veyra penasaran dengan isinya. Ia segera membuka amplop tersebut. Ternyata berisi surat. Ia langsung membaca surat itu.
...To : Veyra...
Hallo masih inget gue kan?
Hahahaha, gue Dodi. Gue yang selalu ngusik kehidupan lo karena kehasut omongan Diana. Gue juga yang udah nyulik anak lo. Sorry banget ya Vee.
Gue mau kasih tau satu hal sama lo Vee. Gue adik kandung dari bang Raka.
"APA?" Veyra segera menutup mulutnya. Supaya teriakan nya tidak terdengar siapapun.
Meskipun gue gak lihat lo secara langsung gue tau kok kalo lo bakal kaget. Gue titip bang Raka sama lo ya Vee. Anggap dia sebagai abang lo sendiri. Lo harus janji sama gue kalo lo bakal setia sama Risky. Janji ya?
Tanpa sadar Veyra mengangguk.
Risky sahabat terbaik gue Vee. Gue tau dia cinta banget sama lo. Apapun yang terjadi lo harus bisa dengerin penjelasan dia.
Oh iya, lo pasti bingung kan kenapa gue nulis surat ini? Kenapa gue gak langsung ngomong sama lo?
Gue bakal jawab pertanyaan elo Vee. Gue gak bisa ngomong langsung sama lo karena lo sedang kritis Vee.
"Sekarang gue udah sadar, kenapa lo gak ngomong langsung?" Veyra bertanya sendiri.
Jantung lo rusak Vee. Jantung lo rusak akibat tusukan Karin. Dan sekarang waktunya gue nebus kesalahan gue dulu Vee. Kesalahan gue karena gue gak sengaja bikin lo ketusuk waktu itu.
Maafin gue ya Vee. Jantung gue sekarang ada di elo, lo harus anggap abang gue kayak abang lo sendiri. Gue yakin lo bisa gue percaya buat jagain abang gue. Gue sayang sama dia Vee. Jadi tolong jaga dia, karena jantung gue ada di tubuh lo.
Tertanda
Dodi S.
Air mata Veyra mengucur deras. Ia tidak percaya bahwa Dodi melakukan ini semua demi dirinya. Ia merasa menjadi pembunuh sekarang. Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Hiks...hikss...
"Kenapa lo ngelakuin ini sih Di, seharusnya biar gue aja yang mati!!"
Veyra yang syok langsung memegangi bekas operasi nya yang terasa sakit. Dadanya terasa sesak. Kepalanya pening dan perlahan pandangannya mengabur.
"Aduhhh, sakittt" Veyra masih memegangi bekas operasi nya.
Terbukanya pintu bersamaan dengan datangnya Shyiren, Raka dan Bayu. Mereka melihat Veyra merintih kesakitan langsung memanggil dokter.
"VEE! lo kenapa?!" tanya Shyiren panik sambil menopang tubuh Veyra.
"Gue pembunuh Ren, hikss...hiks..."
"Lo ngomong apa sih?" Shyiren menangkup wajah Veyra.
Veyra menggeleng lemah kemudian jatuh dengan mata terpejam. Bersamaan dengan mesin pendeteksi jantung yang berbunyi panjang.
Tutttttt!
"VEYRA!" pekik Shyiren histeris. "VEE! Bangun! Lo kuat, bangun Vee!!!"
Tidak ada jawaban dari Veyra.
"BANGUNNNN!"
...----------------...
To be continued…