NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.

Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.

Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.

Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?

Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.

Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.

Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka Tak Berdarah

Ruangan yang cukup besar bewarna coklat muda dipadukan dengan putih memberikan kesan yang indah dengan tataan lemari-lemari arsip yang tersusun rapi setiap sudut ruangan dengan satu sofa berukan sedang terletak di ujung ruangan mengarah ke jalanan yang terlihat ramai dengan kendaraan. Sedangkan meja pemilik ruangan terletak ditengah-tengah ruangan dengan banyak berkas diatas sana.

Seorang pria berkemeja hitam dengan tangan yang dilipat hingga siku terlihat sedang menatap kosong berkas-berkas didepannya. Pria itu mengusap wajahnya gusar dan sesekali melihat kotak bekal yang berada disisi kanannya.

Adam, pria itu adalah Adam yang akhir-akhir ini menjadi manusia dengan begitu banyak masalah dan rahasia. Semenjak pernikahan itu, senyum Adam seakan enggan untuk muncul dipermukaan dan pria itu lebih cendrung diam dan menghindar dari semua orang termasuk sang istri.

Beberapa kali Zulaikha menanyakan keadaannya yang begitu sibuk dengan kerjaan kantor hingga lupa makan dan jarang pulang. Adam, cendrung tidur di kantor yang membuat Zulaikha memutuskan untuk mengirimkan bekal sarapan untuk suami tercinta.

Berbeda dari Adam yang memilih menghindar dan tampak menyesal akan pernikahan ini sedangkan Zulaikha mencoba ikhlas menerima takdir dari Allah. Siapa yang bisa membaca keadaan masa depan, dan apa yang terjadi wanita berparas ayu itu ikhlas akan semuanya.

Adam membuang nafasnya gusar, pria berkemeja hitam itu berjalan lemas menuju toilet yang berada diruangnya, Adam membasuh muka agar terlihat segar dan kembali duduk dikursinya kembali.

Adam membuka kotak bekal yang sudah Zulaikha siapkan untuknya dan mulai memakan masakan sang istri yang terasa begitu nikmat didalam mulut. Adam menyantap makanan itu hingga habis dan kembali merapikan mejanya.

Adam kembali melanjutkan kerjaan yang tertunda namun baru saja kembali menatap laptop kepalanya terasa berat, " Ini kenapa sakit sih?" lirihnya sembari memijit pangkal hidung.

Adam mengambil telepon yang berada disisi kanannya dan mulai menghubungi seseorang. Selang lima menit, orang yang tadi Adam hubungi datang dengan secangkir kopi hitam hangat ditangannya.

"Terima kasih mas." ucap Adam saat kopi sudah diletakkan diatas meja oleh petugas kebersihannya.

"Sama-sama pak." balasnya dan berlalu pergi dari ruangan Adam.

Adam menyeruput kopi nya, berharap sakit kepalanya akan hilang dengan kopi hitam yang dia minum, "Kapan masalah diotak ini akan berakhir?" batinnya lelah sendiri.

Tok

Tok

Pintu ruangan itu kembali berbunyi, membuat Adam menatap malas kearah pintu, "Masuk!" serunya dari dalam.

Pintu terbuka, menampilkan sosok Habibi yang berdiri didepan sana, "Assalamualaikum," salamnya dan berlalu masuk tanpa lupa menutup pintu.

Adam membuang mukanya malas, "Waalaikumsalam," balasnya tak bersemangat.

"Kamu tidak mau mempersilahkan aku untuk duduk?" tanya Habibi saat Adam tak menyambut kehadirannya.

Adam mengode Habibi dengan lirikan mata kearah sofa, pria itu terlebih dahulu berjalan menuju sofa diikuti oleh Habibi, mereka duduk berhadap-hadapan, "Mau apa kamu datang kesini?" tanya Adam tanpa basa basi.

"Mau nemuin orang pecundang kek kamu." balas Habibi tajam.

Adam melotot menatap sahabatnya itu, "Maksud kamu?"

Habibi tersenyum miring, "Kamu nanya, atau pura-pura gak tau?" tanya Habibi.

Adam mengulum bibirnya saat mengetahui arah cerita Habibi, "Semua ini tidak akan terjadi kalau kamu tidak menunda ini, H.A.B.I.B.I!" ucap Adam penuh penekanan.

Habibi menatap tajam Adam, "Aku tidak memintamu untuk menggantikan posisiku, aku tidak tahu apa hubungan keluargamu dengan keluarga Zulaikha, dan aku juga tidak tahu kenapa kamu menerima pernikahan itu. Apakah mulutmu sudah rusak, hingga tidak bisa berkata tidak?" tanya Habibi panjang lebar.

"Bunda dan uminya Zukaikha bersahabat sejak mereka kecil dan mereka juga sudah melakukan perjanjian agar anak mereka dijodohkan nantinya, dan saat itu uminya Zulaikha dan bunda putus komunikasi saat uminya Zulaikha memutuskan tinggal di turki,"

"Namun saat mereka hendak menjodohkan kami, Abinya Zulaikha membantah, dikarenakan dirinya dan Abahmu sudah melakukan perjanjian juga dimana kalian akan dijodohkan dan pernikahan kalian akan dilakukan secepat nya. Saat itu bunda menerima semuanya dengan lapang dada dan ikut serta membantu kelancaran pernikahan kalian walau hati kedua wanita itu terluka karena janji mereka tidak bisa dilaksanakan." Jeda

"Dan saat kamu memutuskan ingin membatalkan pernikahan disanalah umi Zulaikha merasa kecewa pada abi dan meminta untuk Zukaikha untuk menikah denganku, namun abi masih berusaha agar kamu dan Zulaikha tetap menikah hingga kamu kembali menerima pernikahan itu dengan terpaksa. Habibi, saat kamu memutuskan untuk menunda pernikahan itu, semua orang marah padamu, semua orang kecewa padamu termasuk pada abi Zulaikha"

Adam membuang nafasnya lelah, "Keputusan final mereka adalah menikahkan aku dan Zulaikha, karena pernikahan tidak mungkin ditunda terlalu lama hingga bunda memohon kepadaku untuk menerima pernikahan ini begitupun dengan Sarah yang ingin memiliki kakak ipar seperti Zukaikha"

"Aku menerima Zulaikha karena aku kasihan padanya dan alasan lainnya karena cintaku untuk gadis itu tak akan pernah tersampaikan dan kami tak akan pernah bersatu. " jelas Adam panjang lebar.

Habibi membasahi bibirnya, ternyata masalah Adam seberat itu, "Gadis yang kamu maksud adalah Annisa? Dan kamu mencintai dirinya?" tanya Habibi penasaran dan hanya dibalas anggukan oleh Adam.

Habibi menggeleng, "Jangan bilang kamu tidak mencintai Zulaikha."

Adak menatap Habibi, "Untuk saat ini mungkin belum, tapi aku akan berusaha untuk mencintainya. Aku butuh waktu untuk hal itu."

"Kamu belum--?"

Adam mengangguk, "Aku tau apa yang ingin kamu tanyakan, dan apa yang kamu pikirkan itu benar adanya, aku menghabiskan malamku di kantor." jelasnya yang kembali membuat Habibi menggeleng tak percaya.

"Habibi, kita itu sama, bedanya kamu masih bisa mengejar cinta Annisa sedangkan aku?" lanjut Adam.

Habibi memajukan badannya kedepan dan memegang pundak sang sahabat, "Kamu pasti kuat menjalankan semua ini, aku yakin Zulaikha adalah jodoh terbaik untukmu Adam." ucap Habibi menguatkan.

"Mohon doanya, Bi." ucap Adam yang dibalas anggukan oleh Habibi.

"Perjuangin dia, aku yakin kamu bisa menjaga dia lebih dari bayanganku." lanjut Adam.

---------

Rumah minimalis berwarna abu-abu putih yang terlihat nyaman dengan taman kecil didepan rumah dengan berbagai bunga yang menghiasinya.

Adam, memakirkan mobilnya digarasi rumah setelah itu berjalan menuju rumah yang dirinya beli sebelum pernikahan. Adam sudah menyiapkan rumah itu jauh sebelum dirinya menikah dan awalnya rumah itu akan dirinya tempati bersama sang pujaan hati namun takdir berkata lain.

Tok

Tok

Adam mengetuk pintu rumah dengan jas bewarna abu-abu digantung ditangan kirinya, "Assalamualaikum," salamnya dan tak lama pintu terbuka menampilkan wajah Zulaikha dengan senyum tulus terpancar dari wajah ayu itu.

Zulaikha mengabil tangan Adam lalu mengecupnya, "Waalaikumsalam, mas, ayuk masuk!" ajak Zulaikha sembari mengambil jas ditangan Adam dan menuntun sang suami menuju kamar.

Sesampai di kamar Adam duduk ditepi ranjang dengan Zulaikha yang kini berada dibawah hendak membuka sepatu yang Adam pakai, "Jangan, aku bisa buka sendiri." tolak Adam.

Zulaikha menggeleng, "Gak papa mas, ini pahala buat aku." balas Zulaikha dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Adam melihat sang istri yang sibuk membuka sepatunya, "Maafkan aku ya zaujati." batin Adam menyesal.

Setelah sepatu selesai terbuka Zulaikha bangkit dan berjalan menuju nakas, hal itu tidak lepas dari penglihatan Adam, "Mas ini minum dulu, habis itu mandi aku udah siapin makanan buat kita." ucap Zulaikha sambil memberi air hangat pada sang suami.

Adam menerima air hangat itu dan meneguknya hingga tandas, Zulaikha tampak bahagia saat air minum itu habis diminum oleh sang suami, "Sini gelasnya mas." Zulaikha mengambil gelas yang sudah kosong dari tangan Adam.

"Mas, aku kebawah dulu ya, baju ganti mas udah aku siapin diruang ganti, nanti habis mandi mas langsung kebawah aja ya, aku udah masak makan malam buat kita." ujar Zulaikha yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Adam.

Zulaikha tersenyum setelah itu berlalu keluar dari kamar, wanita berparas ayu itu berjalan menuju dapur dan meletakkan gelasnya diwastafel. Zulaikha, bergegas menuju kamar mandi tamu lalu menguncinya dan menghidupkan kran air.

Zulaikha menyandarkan badannya dipintu kamar mandi sambil membekap mulut agar tangisnya tak terdengar oleh Adam.

Wanita berparas ayu itu tengah menangis didalam kamar mandi, apa yang suaminya katakan tadi siang membuat hati Zulaikha hancur. Wanita itu tau, jika perjodohan ini bukan kemauan mereka tapi apakah ada orang yang tidak mengharap cinta dari suaminya? Cinta dari pasangannya?

Bahkan Adam berani berkata pada Habibi jika dirinya belum menyentuh Zulaikha, sungguh itu menyakitkan dan yang lebih menyakitkan lagi yaitu gadis yang dicintai Adam adalah Annisa, sahabat sekaligus adik angkatnya.

Zulaikha memukul dadanya yang terasa sesak, dirinya ingin pergi saja dari pernikahan ini, tak ada satu orang pun yang peduli akan lukanya semuanya hanya mementingkan keegoisan mereka saja. Habibi dan Adam sama-sama mencintai Annisa dan rela membatalkan pernikahan hanya demi Annisa begitupun Adam yang rela menghindari sang istri karena rasanya terhadap Annisa masih ada dan belum hilang.

"Sakitt," lirihnya sambil memegang dada.

"Ikha, Zulaikha,," panggil Adam yang baru saja turun dan berjalan menuju dapur.

Dimeja makan, Adam tak menemukan Zukaikha di dapur juga tidak ada, makanan sudah tertata diatas meja, tapi istrinya entah kemana.

Adam mengelilingi dapur dan langkahnya terhenti saat mendengar kran air hidup, pria itu berpikir jika istrinya sedang di kamar mandi. Adam kembali menuju meja makan dan akan menunggu Zulaikha disana.

"Kenapa dia lama sekali?" monolog Adam saat sudah sepuluh menit dirinya menunggu Zulaikha keluar dari kamar mandi.

Adam yang hendak menyusul dihentikan dengan kedatangan Zulaikha yang terlihat berbeda dari satu jam sebelumnya. Zulaikha tersenyum kearah suaminya yang menatap dirinya dengan penuh tanya, "Maaf ya mas, tadi aku sakit perut." alibinya.

Adam kembali duduk dikursinya dengan mata yang tak putus memperhatikan sang istri yang dengan telaten melayaninya, "Segini udah mas?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Adam.

Zukaikha memberikan piring berisi nasi dan lauk pauknya kepada sang suami, "Selamat makan mas, itu aku masak khusus buat kamu, semoga kamu suka." lanjutnya sedangkan Adam hanya mengangguk dan mulai melahap makanannya.

"MasyaAllah, enak." batin Adam saat memakan masakan Zulaikha.

Zulaikha duduk didepan Adam dengan raut wajah khawatir akan masakannya, dirinya takut jika Adam tidak suka dengan masakannya, "Kamu kenapa ngeliatin aku trus?" tanya Adam.

Zulaikha tersenyum kikuk, "Enak gak mas?" tanyanya.

"Kalau aku lepeh berarti ga enak, kalau aku telan itu tandanya--- kamu pikir sendiri." ucap Adam ketus.

Bahu Zulaikha merosot mendengar jawaban sang suami, tapi senyum hangat tetap terpatri hingga Adam selesai dengan makannya.

"Mata kamu kenapa?"

Zulaikha memegang kedua matanya, "Kenapa emangnya mas? Ada kotoran ya?" tanyanya panik.

Adam menggeleng, "Sembab dan merah." singkatnya.

Zukaikha langsung terdiam, "Kamu habis nangis?" tanya Adam lagi.

Zulaikha hanya tersenyum tipis dengan gelengan kecil, "Itu, aku tadi habis ke gudang mau cari sesuatu eh malah matanya kemasukan debu." alibinya.

"Ke gudang apa kamar mandi?" tanya Adam datar.

Zulaikha menatap suaminya, "A-aku dari gudang mas."

Adam kini juga menatap Zulaikha tajam, pasalnya pria itu tidak suka dibohongi dan saat ini sang istri tengah berbohong, "Pernikahan ini baru berjalan semingguan Ikha, dan kamu sudah berani membohongiku." ucapnya membuat Zulaikha menatap Adam tak percaya.

Zulaikha menggeleng, "Aku tidak membohongimu mas, maafkan aku." pasrahnya.

"Benar jika kamu dari kamar mandi bukan gudang?" tanya Adam sekali lagi yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Zulaikha.

Adam membuang nafasnya lelah, "Trus matamu kenapa? Habis nangis?" tanyanya tepat sasaran.

Zulaikha hanya bisa diam tak mampu menjawab lagi, "Siapa yang membuatmu menangis? Katakan padaku!"

Zulaikha menatap Adam dalam, "Jika itu kamu, bagaimana mas?" tanyanya membuat Adam membeku seketika.

1
Zulfa Ir
Ceritanya mendidik untuk menerima takdir Allah
aca
hadeh sabar
aca
lanjut
Capricorn 🦄
k
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!