NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 18.

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah satu bulan saja mereka tinggal di apartemen itu.

Arhan sudah mengutarakan niatnya untuk membawa Aina kembali ke Jakarta. Bagaimanapun tempat mereka sudah seharusnya di sana.

Arhan juga sudah menghubungi kedua orang tuanya. Dia sudah menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi, Airlangga dan Leona bahkan ingin sekali menjemput mereka, tapi Arhan melarangnya.

Semua barang yang diperlukan sudah tersusun rapi di dalam bagasi mobil. Arhan menggendong putranya, sebelah tangannya melingkar di pinggang Aina.

Setelah mereka duduk di dalam mobil, Hendru mulai melajukan mobilnya. Sebelum berangkat, Aina dan Arhan sudah berpamitan kepada Bastian. Meskipun berat, namun Bastian sudah ikhlas melepaskan kepergian Aina.

Sekitar 3 jam berlalu, mobil yang dikendarai Hendru sudah terparkir di depan sebuah istana megah.

Aina membulatkan matanya lebar, dia tergugu melihat pemandangan di sekelilingnya. Semua seperti mimpi yang datang begitu saja.

"Bang, apa ini rumahmu?" tanya Aina tanpa kedip.

"Tidak sayang, ini rumah kita." jawab Arhan sembari tersenyum dan mengacak rambut Aina gemas.

Sejak malam itu, Arhan meminta Aina memanggilnya dengan sebutan sayang. Namun Aina menolak, dia tak terbiasa dengan kata itu. Aina lebih suka memanggil abang mengingat umur mereka cukup jauh berbeda.

Saat hendak turun dari mobil, Aina dikejutkan dengan kedatangan kedua orang tua Arhan. Keduanya sangat antusias menyambut kedatangan calon menantu dan cucu mereka.

"Bang, aku takut." ucap Aina, lalu menggenggam tangan Arhan kuat. Dia takut kedua orang tua Arhan tak bisa menerimanya.

"Jangan takut sayang! Ada Abang, ayo turunlah! Semua akan baik-baik saja."

Arhan turun lebih dulu, saat itu juga Leona berteriak kecil menyambut kedatangan putranya.

"Sayang, mana cucu Mama?"

Leona berlari kecil menghampiri Arhan, kemudian mengambil cucunya dari tangan Arhan.

Airlangga juga tak sanggup menahan rasa harunya, dia ingin mengambil cucunya dari tangan Leona. Tapi Leona malah memukul tangannya.

"Mama duluan, Papa nanti saja!" ketus Leona.

Leona memandangi wajah cucunya dengan intim, wajah polos itu benar-benar mirip dengan Arhan kecil. Dia bahkan tak memiliki keraguan sedikitpun akan baby itu, dia yakin sekali kalau itu cucunya, anak dari putra semata wayangnya.

"Ya ampun, cucu Oma tampan sekali. Sangat mirip dengan Papa waktu kecil dulu." ucap Leona, kemudian menciumi wajah baby mungil itu bertubi-tubi. Airlangga pun ikut menciumnya.

Sementara Leona dan Airlangga masih asik memandangi cucu mereka, Arhan membantu Aina turun dari mobil. Arhan menggenggam tangan Aina erat dan membawanya ke hadapan kedua orang tuanya.

"Ma, Pa. Kenalkan, ini Aina. Wanita yang sudah mempertaruhkan nyawanya melahirkan cucu kalian ke dunia ini."

Arhan memperkenalkan Aina kepada Airlangga dan Leona, matanya berkaca-kaca melihat pemandangan mengharukan itu.

"Sore Om, Tante."

Aina membungkukkan tubuhnya, kemudian menyalami dan mencium punggung tangan Airlangga dan Leona secara bergantian.

"Aina, nama yang indah. Cantik seperti orangnya." sanjung Leona, kemudian mengusap kepala Aina dengan sayang.

"Arhan, kamu memang pintar memilih wanita. Anak siapa dulu dong?" tambah Airlangga, kemudian menepuk pundak Arhan pelan.

"Tentu saja, Arhan tidak mungkin salah memilih calon istri. Papa lihat sendiri kan betapa tampannya cucu kalian ini." jawab Arhan sembari tersenyum dan mengedipkan matanya ke arah Aina.

Aina menundukkan kepalanya, dia tersipu malu mendengar ucapan Arhan yang terlalu berlebihan memuji dirinya.

"Ayo, masuklah! Tidak baik bicara di luar seperti ini." ajak Airlangga, kemudian melangkah lebih dulu bersama Leona.

Arhan melingkarkan tangannya di pinggang Aina, lalu mengecup pucuk kepala Aina dengan sayang.

"Ayo masuk! Kamu lihat sendiri kan, mereka sangat bahagia menyambut kedatangan kalian. Jangan takut lagi!" ucap Arhan, kemudian melangkahkan kakinya menyusul kedua orang tuanya.

Setibanya di dalam istana megah itu, Aina bergeming memandangi setiap sudut yang tertangkap oleh netra nya.

Dia tak menyangka, ternyata Arhan bukanlah orang sembarangan. Dia sempat risih sebab baru pertama kali menginjakkan kaki di istana semegah itu.

"Duduklah Aina, apa yang kamu lihat?" ucap Leona yang sudah duduk memangku cucunya.

"I, iya Tante." jawab Aina gugup.

"Jangan memanggil Tante! Panggil Mama dan Papa saja, sama seperti Arhan." keluh Leona, panggilan tante tidak sedap didengar telinganya.

"I, iya Ma." tambah Aina, dia masih bingung. Bibirnya kelu menghadapi keadaan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Airlangga dan Leona asik merayu cucu laki-laki nya, sementara Arhan tampak bahagia melihat kedua orang tuanya yang sangat antusias menyambut cucu pertamanya.

"Maafkan Arhan ya Pa, Ma. Andai saja waktu itu Arhan tidak meninggalkan Aina sendirian, mungkin keadaannya tidak akan seperti ini." ucap Arhan penuh penyesalan.

"Sudah sayang, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang mereka sudah ada di sini bersama kita, kamu harus bertanggung jawab terhadap Aina dan baby tampan ini!"

"Jangan mengulangi kesalahan yang sama! Aina dan putra kalian berhak mendapatkan kebahagiaan."

"Aina, Mama minta maaf ya atas perbuatan Arhan di masa lalu. Mama harap kamu bisa membuka hatimu untuknya, mulailah dari awal!"

"Putra kalian tidak boleh kehilangan kasih sayang sedikitpun, dia nantinya akan menjadi penerus keluarga Airlangga."

Aina melotot kan matanya kaget, dia benar-benar tak menyangka mendapatkan keberuntungan sebesar ini. Hidupnya yang dulu kelabu, kini berangsur terang seiring berjalannya waktu.

"Mama tenang saja! Setelah masa nifas Aina selesai, Arhan akan menikahi Aina secepatnya. Iya kan sayang?"

Arhan melingkarkan tangannya di pinggang Aina, kemudian mengecup dahi Aina dengan sayang.

"A, aku...," Aina tak bisa melanjutkan ucapannya.

"Papa setuju, kamu mau kan Aina?" tanya Airlangga menuntut jawaban.

"Maaf Pa, Ma, semua ini seperti mimpi untuk Aina. Aina tidak pantas mendampingi Abang. Diantara kami ada jurang yang begitu dalam."

"Aina tau kalian semua orang baik, Aina tidak ingin keluarga ini menjadi cemoohan orang."

"Aina tidak punya apa-apa, bahkan Aina tidak memiliki orang tua. Orang miskin seperti Aina tidak layak mendapatkan semua ini."

Aina terisak menjelaskan tentang dirinya, dia ingin pergi dari hadapan semuanya. Namun Arhan dengan cepat memeluknya erat.

"Sayang, apa yang kamu katakan? Bukankah sebelumnya kamu sudah bersedia menikah denganku?" tanya Arhan dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak pantas bersanding dengan Abang, aku tidak ingin menjadi beban untuk keluarga ini. Aku hanya sampah, tidak layak mendapatkan kasih sayang dari kalian semua." isak Aina pecah di dalam dekapan Arhan, dia takut menjadi bagian dari keluarga kaya raya itu.

"Aina, jangan bicara seperti itu! Kami tidak pernah memandang seseorang dari status sosialnya. Dari manapun kamu berasal, kalau Arhan sudah memilihmu, kami merestui kalian."

"Ingat, kalian sudah memiliki putra. Apa kamu tega melihat putramu kehilangan kasih sayang salah satu dari kalian?"

Airlangga mencoba menengahi, dia tak mempermasalahkan siapa Aina dan dari mana dia berasal. Hal itu tidak penting baginya.

"Asal kamu tau saja, dulu Mama sama seperti kamu. Mama juga miskin dan tak punya keluarga. Papa berhasil meyakinkan Mama, tidak ada yang tidak mungkin. Semua ini hanya titipan, jangan karena minder dengan statusmu, putramu jadi korban!" tambah Leona meyakinkan Aina.

Aina melepaskan pelukannya dari tubuh Arhan, kemudian menatap Airlangga dan Leona secara bergantian.

"Pergilah ke kamar, mandi dan istirahat. Biar baby mungil ini di sini dulu bersama Mama dan Papa!" ucap Leona, dia masih ingin bermain dengan cucunya.

"Titip putra Arhan ya Ma, Arhan ke atas dulu menemani Aina!"

Arhan bangkit dari duduknya, kemudian menggenggam tangan Aina dan membawanya menuju tangga.

1
masnia masnia
lanjut dong ceritanya
Siti Aminah
baru nyimak thor...semoga cerita ny bgs
masnia masnia
lanjut
masnia masnia
jantung aku yg tegang. lanjut
masnia masnia
/Good/
༻♛A̷͙ͭͫ̕ḑ̴̞͛̒ỉ͔͖̜͌r̴̨̦͕̝a̤♛༺
seru😀
Debbie Teguh
kalo tuan saga mah ud teriak, kamu mau mati yaa!!
Alifah Azzahra💙💙
🔥🔥🔥🔥
Nur Cahyani
Luar biasa
Alifah Azzahra💙💙
😭😭😭
riyani
Luar biasa
Bunda Zahra
mampir ah kelihatannya menarik ceritanya
Dian Syafira
tapi Lo malah nambah dosa AINAA!!!!
Dian Syafira
dasar perempuan tidak tahu diri sudah itu sombonk pula/Speechless//Speechless/
Dian Syafira
sudah dikasih kekayaan malah memberontak dikasih hati minta jantung dikasih jantung minta usus /Speechless//Speechless/
Dian Syafira
geramnya nak ingin cekik Aina!
Dian Syafira
nih anak udh kismin malah memberontak dikasih hati minta jantung dikasih jantung Mita usus!!
Alifah Azzahra💙💙
Kalau boleh kasih saran sih mending kamu menjauh dlu dari Aina de Aksa biar dia tau perasaannya
Atoen Bumz Bums
bosen sm tingkah aina
Damai Damaiyanti
aina egois keras kepala,berasa di butuhin bgt nanti kalo bener" di tinggal arhan fau rasa km
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!