Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Opening
Shera membawa kotak yang dihadiahkan untuk nya, tidak tau siapa yang memberikan untuknya. Yang jelas, Shera menuju kamarnya dan membukanya disana.
"Ini...." Shera mengambil benda yang akhirnya terlihat setelah ia menyingkirkan penutup nya.
Dan dibawahnya, ada sebuah surat kecil dengan tulisan tangan yang indah, membuat Shera tersenyum manis membacanya. "Terimakasih, ini akan menjadi salah satu senjata pertempuran ku nantinya."
*********
"Bagaimana?" Tanya sosok itu memastikan tugas yang diberikannya sudah dilakukan atau belum.
"Sudah tuan. Sampai dengan selamat dan aman."
"Bagus, aku mau lihat. Bagaimana kejadian menarik berikutnya yang akan terjadi."
***********
Mentari telah tenggelam digantikan oleh bulan yang bulat sempurna. Sinar juga telah digantikan oleh lampu dengan desain yang indah menerangi kediaman besar itu.
Tidak ada kegiatan lain di ruangan, dimana biasanya diisi dengan makanan itu. Sepasang kaki itu melangkah melewatinya, dan langsung menaiki tangga. Tapi dirinya terhenti sebelum memasuki kamarnya. Sebuah pintu yang berada tepat disebelahnya membuat dirinya penasaran.
Matanya menatap pintu yang tertutup itu dengan lekat. Tidak ada suara, ataupun lampu yang menerangi nya. Terdiam sejenak, memberikan dirinya mengambil keputusan menuju pintu yang tertutup itu.
Hening, tidak ada suara. Membuat dirinya mendekatkan sepasang telinganya disana. Rasa ingin tahu nya membuat dirinya langsung menggunakan tangannya menarik gagang pintu itu dan sebuah pemandangan menenangkan terlihat olehnya.
Sebuah ranjang, dihuni oleh sosok wanita yang telah tertidur pulas. Sedangkan sebuah box bayi dihuni oleh sosok mungil yang ikut tertidur pulas.
Pemilik manik abu-abu itu berjalan lebih dekat. Dengan langkah yang berusaha tidak menimbulkan suara membuat dirinya sekarang tepat di depannya box bayi itu.
Bayi tampan itu tampak tidak terganggu dengan sosok yang menatapnya. Lampu temaram cukup memberikan penerangan di kamar itu dan tidak mengurangi pahatan sempurna di wajahnya.
'Tidakkah hatimu tergerak pada sosok yang merupakan darah daging mu sendiri?'
'Lupakan siapa ibunya, tapi dia adalah bagian darimu.'
'Tapi tidak ada cinta disana!' Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepalanya. Seiring dengan tangannya yang terulur menyentuh rambut tebal nan lembut itu.
Leo, nama yang indah bukan?'
"Leo...." Bibirnya mengeluarkan suara memanggil nama itu, dan tampaknya bayi mungil itu terbangun dan memperlihatkan manik abu seperti sosok yang menatapnya.
Leo menggeliat, dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Hingga tak lama, suara tangisan itu keluar, membuat sosok dewasa itu segera mengangkatnya.
"Jangan menangis..... Jangan menangis."
"Ya, begitu." Ada sesuatu yang hangat mengalir dari tubuhnya, perasaan yang berbeda dirasakan nya. Ketika sosok mungil itu berada di gendongan nya.
Tapi Leo tetep gelisah dan menggeliat, membuat Abra hasil kelabakan. "Hei, jangan menangis, kau haus?" Abra menimang-nimang bayi itu dengan lembut.
Tidak ada susu disana, lagipula kenapa ada susu formula disana, sedangkan sumber nya ada. Melihat tangisan Leo akan meledak lagi, Abra meletakkan kembali Leo dan langsung pergi dari sana.
Tangisan Leo membuat Shera terbangun. Dan jam menunjukkan pukul satu dini hari. Langsung saja, dia menuju putranya dan melihat kondisi putranya.
"Ada apa sayang? Kau haus? Atau basah? Biar ibu periksa... Hmm." Pemandangan itu tertangkap oleh manik abu-abu itu.
*************
Shera langsung disambut oleh kumpulan teman-teman mama mertuanya yang sudah duduk manis dengan jamuan makanan yang lezat serta minuman dan Snack nya.
"Viola, menantu mu masih disini?" Ucap seorang wanita bertubuh sedikit gempal dengan perhiasan hijau di lehernya.
"Ya, aku tak mungkin meninggalkan nya bukan? Aku tidak setega itu, setelah dia berpisah dengan Abra." Ucap Viola membuat Shera menatap malas drama ini.
"Apa dia baru bangun? Seorang ibu harus nya bangun pagi, untuk memastikan keadaan anaknya."
"Kau ini bagaimana? Memakai sumpit saja dia tidak bisa, apalagi mengurus seorang anak." Mereka tertawa dengan puas, Shera melihat seorang pelayan membawakan minuman segar. Dengan pelan, Shera menutupi kakinya agar tidak terlihat melalui kereta bayinya, sehingga dirinya bisa menggeser posisi vas.
Dan.....
"Aghhhh! Bajuku!" Mulut Viola langsung berbentuk o bulat dan begitu juga dengan yang lainnya, dan membuat Shera tersenyum bahagia di sana.
'Ini baru pembukaan nya.'
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya