Ditinggalkan beberapa jam setelah pernikahan?? pasti menyakitkan bukan?? Itulah yg dialami Melody. Dirinya menikah dengan kekasihnya setelah mempersiapkan semuanya. Tapi tepat setelah resepsi pernikahan suaminya menghilang, dan pada malam hari dirinya ditalak melalui pesan singkat.
Akankah Melody mampu melewati semua ini dan menemukan cinta sejatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.32 Akhir dari Masalalu
Zayn pun tak mengira akan bertetangga dengan Ditya mantan istrinya. Dan lagi Ditya justru merasa Zayn mengikutinya dan masih merasa Zayn masih berharap padanya. Padahal kenyataannya Zayn berusaha menerima takdirnya dan memulai hidup baru dengan Melody.
Meski rasa sakit hati Zayn masih membekas karena dibohongi habis-habisan dan diselingkuhi oleh Ditya yg selalu saja merasa tak cukup. Zayn pun tak mau ambil pusing dan memikirkannya. Justru Zayn mengkhawatirkan Melody yg mungkin akan sering bertemu dengan Ditya.
Jika mereka pindah lagi, pasti Melody akan kerepotan karena banyak hal yg sedang ia persiapkan. Tentunya tak mungkin Zayn mengajak pindah Melody lagi setelah mereka baru selesai pindahan beberapa hari lalu.
Mungkin untuk saat ini Zayn membiarkan Ditya saja jika hanya sekedar ucapan dan sindiran. Zayn juga yakin Melody bukan tipe wanita yg gampang ditipu daya atau mudah percaya pada ucapan orang lain.
"Ditya,, apa maunya hingga bicara begitu pada Melody??" gumam Zayn dalam hati.
Zayn sempat berpikir kalau Ditya masih mencintainya, tapi pikiran bodoh itu langsung ia tepis dan Zayn hanya fokus pada kehidupannya saat ini. Dulu Ditya yg ia cintai membuang anak mereka demi kebahagiaannya, sementara saat ini Melody mempertahankan anak mereka padahal keduanya tak saling mencintai. Sebuah perbedaan besar antara Melody dan Ditya.
....
Sementara Melody menyadari kalau memang ada sesuatu antara Ditya dan Zayn sejak awal. Tapi karena semuanya sudah berakhir Melody memilih untuk fokus pada hidupnya. Terutama saat ini adalah keamanan calon anaknya.
Melody pun merancang sistem keamanan untuk rumah barunya. Yang pastinya takkan mudah untuk dimasuki oleh orang sembarangan. Mulai dari kunci pintu kamar yg hanya bisa dimasuki oleh Melody dan Zayn. Beberapa peralatan pun akan datang beberapa hari kedepan.
Tentunya Melody bekerja keras sebelum kandungannya semakin besar dan semakin sulit bergerak bebas. Apalagi Zayn memintanya mengurangi pekerjaan kantor dan berhenti mengambil pekerjaan lepas. Melody pun akhirnya berhenti dan hanya menangani perusahaan Zayn jika ada kendala.
Hari itu Zayn pun ada di rumah karena weekend. Dan Melody sedang berkutat pada laptopnya untuk membuat sistem keamanan. Dan paket pesanan Melody telah sampai. Melody pun sedang sibuk dan Zayn akan mengambilkannya di depan rumah.
"Biar aku ambil saja." ucap Zayn.
"Kau yakin?"
"Cuma barang saja kan?" tanya Zayn.
"Ya dan kau hanya tinggal tandatangan." ucap Melody.
"Oke.. Tunggulah akan aku ambilkan." ucap Zayn.
Zayn pun keluar kamar dan mengambilkan paket Melody. Dan para paket tersebut hanya boleh diterima oleh Melody atau suaminya karena barangnya lumayan mahal.
Zayn pun keluar dan menerima peket tersebut. Kemudian Zayn memeriksanya sesuai permintaan Melody. Semuanya aman dan bagus, hingga Zayn menandatangani penerimaan paket tersebut.
Saat kurir sudah pergi, Ditya pun muncul.
"Jadi disini rumahmu." ucap Ditya.
"Ada apa kakak ipar?" tanya Zayn.
"Kau bahkan sampai mengikutiku kemari.." ucap Ditya sambil menyilangkan tangan di dada.
"Tapi kau sendiri sampai mencari rumah yg aku tinggali dengan Melody, aku bahkan tak peduli dimana kau tinggal." balas Zayn.
"Zayn, kali ini jangan ganggu kehidupan dan kebahagiaanku." ucap Ditya.
"Untuk apa? Aku cukup bahagia menanti lahirnya anakku." ucap Zayn tersenyum.
"Setidaknya Melody punya hati untuk mempertahankannya, tidak sepertimu yg bahkan tak memberitahuku." ucap Zayn.
"Kau.. Kau memang tidak pernah memahamiku." ucap Ditya.
"Makanya kita berpisah.. Sudah jelas kan.. Ini akhir dari masa lalu kita. Dan kita sudah punya kehidupan masing-masing." ucap Zayn.
Di depan pintu Melody pun melihat Zayn dan Ditya sedang bicara. Melody merasa ada yg tak beres karena Zayn sangat lama hingga dirinya harus keluar dan mengeceknya. Ternyata masalahnya bukan pada barangnya tapi pada pertemuan Zayn dan Ditya.
"Hai kakak ipar, apa kau ingin mampir kemari?" sapa Melody.
"Cih.. Istrimu sangat pintar untuk berakting." ucap Ditya.
"Oh benarkah kakak ipar? Lalu ada urusan apa ya kakak ipar kemari?" balas Melody tersenyum.
Zayn pun hanya tersenyum melihat Ditya tak mampu membalas ucapan Melody.
"Aku hanya kebetulan lewat, permisi." ucap Ditya.
"Kakak ipar jika ingin bicara, padaku saja jangan pada suamiku kalian bukan mukhrim.." tambah Melody.
"Sudah.. Sudah.. Dia sudah pergi." ucap Zayn tersenyum.
"Hh.. Akhirnya pergi juga." ucap Melody.
"Bagaimana barangnya?" tanya Melody.
"Aman.. " tunjuk Zayn.
"Oke, ayo masuk." ucap Melody.
"Kau tak marah padaku?" tanya Zayn.
"Untuk apa?"
"Ditya kan mantan istriku." jawab Zayn.
" Kuberitahu ya mantan itu masalalu." ucap Melody.
"Kau sungguh tak merasa cemburu? Kukira kau cemburu." ucap Zayn.
"Terlalu cepat seratus tahun untuk merasa cemburu pada wanita seperti itu." ucap Melody.
"Tapi kau langsung mengusirnya tadi.."
"Habisnya wanita seperti itu tipe yg suka drama." ucap Melody.
"Ya.. Aku hampir terjebak." ucap Zayn.
"Makanya, jangan terlalu serius jika dia bicara padamu." ucap Melody.
"Kau benar juga, lalu barang ini?" tanya Zayn.
"Bawa masuk.. Nanti mau aku pasang." ucap Melody.
Zayn pun membawanya masuk dan membantu istrinya memasang kerangka yg sudah dibuat Melody. Dan Melody lalu memasangnya dan mengambungkannya dengan sistem. Setelah semuanya selesai, Melody hanya tinggal menguju cobanya saja sebelum dipasang ke pintu mereka.
"Zayn, coba tempelkan telapak tanganmu." ucap Melody.
"Telapak tangan..??"
"Sudah mau pakai yg mana?" tanya Melody.
Zayn pun memberikan tangan kanannya dan Melody menempelkannya pada layar. Sehingga terciptalah bentuk telapak tangan Zayn di layar dan dipindai. Kemudian Melody menguji cobanya. Setelah berhasil Melody pun memasukkan data-data miliknya.
"Sistem sudah selesai, tinggal pemasangan pintu saja besok." ucap Melody.
"Besok?" tanya Zayn.
"Ya aku sudah mempersiapkannya. Beberapa orang berpengalaman akan memasang pintunya. Tak mungkin kan aku yg memasangnya sendiri??.." ucap Melody.
"Ya.. Oke.. Hati-hatilah pada orang asing." ucap Zayn.
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan segalanya." ucap Melody.
Begitulah akhirnya esok harinya beberapa orang datang untuk memasang pintu. Dan Melody mengawasinya. Sementara Ditya memantau rumah Melody dimana ada beberapa orang teknisi datang. Dan tentunya Ditya masih kepo apakah mantan suaminya masih mengejar-ngejarnya?? Atau memang ini kebetulan semata.
Hingga keamanan untuk kamar Melody dan Zayn selesai dipasang. Para teknisi pun keluar dari rumah Melody setelah menyelesaikan tugasnya. Melody pun tak tahu kalau rumahnya tengah diawasi oleh Ditya.
...
Semmentara itu, Ditya pun tengah duduk di depan rumahnya dan mengawasi rumah Melody. Tibalah kekasihnya Deva datang untuk berkunjung. Dan mereka berpelukan melepas rindu.
"Sayang bagaimana kabarmu?" tanya Deva.
"Kurang baik, karena ada tetangga menyebalkan." ucap Ditya.
"Oh ya? Siapa?" tanya Deva.
"Zayn dan Melody.. Mereka beberapa hari yg lalu pindah kemari." ucap Ditya.
"Oh, Zayn ada kemajuan juga ya mampu membeli rumah disini." ucap Deva.
"Sudahlah sayang, untuk apa kau memedulikannya. Dia itu sudah menikah dengan wanita lain. Takkan mungkin istrinya membiarkannya mendekatimu." ucap Deva.
"Semoga saja begitu.. Aku jadi kurang nyaman." ucap Ditya.
"Mau pindah saja?"
"Tapi aku sudah betah disini." ucap Ditya.
"Yasudah, jangan pedulikan mereka." ucap Deva.
Keduanya pun masuk ke dalam rumah dan melepas rindu. Biasanya Deva akan menginap di rumah Ditya beberapa hari.