Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 002
Dunia memang penuh teka-teki yang tidak selamanya bisa dimengerti. Dan kehidupan tetap terus berjalan seperti bulan yang terus mengelilingi bumi.
Perjalanan yang teramat membosankan. Hari Minggu memang waktunya untuk pergi berlibur. Tidak heran jika jalanan begitu macet berkilo-kilo meter. Berdua di dalam mobil dengan lelaki yang begitu dingin adalah ujian baginya.
Aera tampak mengotak-atik ponselnya. Ia menyibukkan diri menjelajahi sosial media miliknya. Apalagi hal yang akan ia lakukan jika seperti ini ? Ngobrol pun tidak akan mungkin terjadi.
"Sibuk sekali dengan ponselmu." ucap Derry memecah keheningan.
"Lalu saya harus ngapain pak?" ucap Aera bertanya untuk mendengar bagaimana jawaban dari bosnya itu.
Derry melajukan mobilnya menepi dan justru berbelok lalu berhenti di supermarket. Nafasnya terlihat terhembus agak kasar. Penat sekali memang terjebak dalam kemacetan.
"Pak , bapak baik-baik aja kan?" ucap Aera dengan hati-hati.
"Kita turun aja dulu." ucap Derry sambil melepaskan sabuk pengaman pada tubuhnya. Lalu tanpa berkata-kata lagi , lelaki itu keluar lebih dulu meninggalkan Aera yang masih tampak berpikir.
Aera pun menuruti saja perkataan bosnya itu. Ia meninggalkan tasnya di dalam mobil dan hanya menggenggam ponselnya saja. Ia menghampiri bosnya yang sudah menunggunya di depan mobil tepat.
"Ayo masuk." ucap bosnya mengajak Aera masuk kedalam supermarket tersebut.
Aera sempat bingung dengan lelaki itu. Kenapa ia mengajaknya ke supermarket. Padahal perjalanan belum selesai dan masih sekitar setengah jam lebih.
"Mau cari apa pak?" tanya Aera yang sedari tadi mengekor di belakang.
"Terserah. Ambil apapun yang kamu mau." ucap Derry dengan ekspresi dinginnya yang tidak berubah.
Ucapan Derry membuat Aera semakin bingung saja. Apa yang akan ia ambil? Dan kenapa?
"Kok gitu pak? Bapak beneran?" ucap Aera tak percaya.
"Kali ini please deh jangan bawel jadi cewek. Saya yang akan bayar. Ambil aja jajanan , makanan , minuman atau apapun terserah. Udah cepat." ucap Derry yang entah kenapa membuat Aera merasakan sedikit kesenangan.
"Buat bapak juga kan , baiklah saya cari dulu." ucap Aera dengan tersenyum manis lalu lekas memilih cemilan.
Aera terlihat memilih minuman dahulu berupa dua botol air mineral dan susu kotak. Ia mengambil beberapa susu dengan rasa coklat , strawberry dan vanilla.
"Masukin sini." ucap Derry yang ternyata membawa keranjang belanja di belakang Aera.
Aera tampak terkejut sesaat. Lalu sedetik kemudian ia tersadar dan meletakkan minuman itu ke dalam keranjang. Ia pun meraih keranjang bermaksud membawanya sendiri.
"Pilih aja , saya bawain keranjangnya." ucap Derry sembari memasukkan minuman kaleng kedalam keranjang.
'Mimpi apa sih gue semalam ? Kenapa gue seneng ya kali ini? Aduh , please. Biasa aja oke! Ini kerjaan gue. Harus profesional.' ucap Aera dalam hati. Perasaannya meronta-ronta sekali entah karena apa.
Aera melanjutkan mengambil dua bungkus roti sandwich coklat , Oreo dan beberapa makanan ringan lainnya. Apa lagi yang akan ia ambil , ia rasa sudah cukup karena hanya berdua yang akan menikmati ini.
"Udah aja pak , udah banyak." ucap Aera berhenti di depan bosnya.
"Yakin udah cukup ?" ucap Derry.
"Emang siapa aja yang mau makan ini semua pak? Kalau cuma untuk berdua , lebih dari cukup sih." ucap Aera dengan tersenyum.
"Ya sudah." ucap Derry.
Penjaga kasir tampak begitu fokus sekali memperhatikan Aera yang memang tampak cantik membuat siapapun terpesona. Derry pun meletakkan keranjang di atas meja agar lekas di hitung.
"Ehm! Kamu tunggu aja di mobil." ucap Derry kepada Aera.
"Baiklah." ucap Aera yang nurut saja dengan perintah bosnya itu langsung pergi meninggalkan kasir lalu keluar.
Aera masuk kedalam mobil. Ia menunggu bosnya yang masih menunggu pembayaran selesai. Ia tampak menatap jauh ke arah dimana bosnya berdiri. Kemeja putih dengan lengan panjang itu tampak di gulung sedikit. Siapa sih yang tidak terpana oleh lelaki yang parasnya hampir mendekati kata sempurna itu?
"Gue bisa gila kalo kayak gini terus-terusan. Dia itu bos gue , dia atasan gue! Nggak akan pernah mungkin dia mau melihat gue , bahkan melirik pun kayaknya gak bakal dia lakuin. Ayolah Aera , lo harus bisa seperti biasanya." ucap Aera dengan bodohnya berbicara pada dirinya sendiri.
"Sial! Kenapa dia semenarik itu sih!" ucap Aera lagi kala ia melihat lelaki itu menentang plastik menuju mobilnya.
Derry masuk kedalam mobil dan memberikan seplastik belanjaan itu kepada Aera. Gadis itu menerima dengan kedua tangannya.
"Makasih ya pak udah baik banget mau traktir saya jajan." ucap Aera dengan tersenyum.
Derry hanya menganggukkan kepalanya saja sembari memasang sabuk pengaman. Tanpa kata-kata , ia melajukan mobilnya kembali ke jalan raya. Kemacetan sudah lumayan mengurai dan kini arus lalu lintas tampak ramai lancar.
"Tunggu apa lagi? Buka , makan aja apa yang mau kamu makan." ucap Derry sambil fokus menyetir. Ia menunggu-nunggu kenapa gadis itu tidak segera membuka plastik berisi jajanannya.
"Ah iya pak. Bapak mau yang mana? Bapak tadi udah sarapan belum ?" ucap Aera yang tampak melihat-lihat jajanannya.
"Belum sarapan." ucap Derry dengan tenang.
"Hah? Serius pak belum sarapan ? Kok bisa sih?" ucap Aera yang kemudian mencari roti sandwich coklat yang tadi ia ambil.
"Ya karena saya semalam tidur di apartemen. Nggak ada yang siapkan sarapan. Lagian juga tadi buru-buru." ucap Derry yang sedikit mencair , begitu pikiran Aera.
"Kenapa juga tinggal di apartemen pak , kenapa nggak di rumah aja? Kan ada pelayan yang siap bikin sarapan. Bapak makan roti dulu nih." ucap Aera sambil memberi sebungkus roti pada lelaki itu.
"Gimana saya bukanya? Kamu nggak lihat saya lagi nyetir ?" ucap Derry yang membuat Aera merutuki kebodohan lagi.
Langsung saja Aera menyobek kemasan plastik itu di samping. Namun , apakah lelaki itu juga butuh di suapkan juga? Konyol sekali jika iya.
"Bapak bisa pegang sendiri kan? Nggak perlu saya yang..." ucap Aera terputus.
"Bisa." ucap Derry yang langsung memutus pembicaraan Aera lalu kemudian tangan kanannya terulur menerima roti sandwich itu. Aera tersenyum melihat lelaki itu yang kini terlihat memakan roti dengan santainya.
Aera tampak mencari susu coklatnya. Namun ia justru terkejut melihat ada sebuah cokelat batangan di dalam. Silver Queen ? Siapa yang mengambilnya ?
"Yang masukkan cokelat ini bapak ya? " ucap Aera sambil menatap coklat di tangannya lagi bergantian menatap wajah bosnya.
Derry berdehem karena kaget. Ia juga tidak mengerti kenapa ia tadi mengambil coklat itu. Padahal ia tidak begitu menyukainya.
"Iya. Emang kenapa ? Nggak mau?" ucapan Derry membuat Aera mengerutkan keningnya.
"Loh , buat saya pak? Hehehe bapak tau aja saya penyuka cokelat. Eh tapi..." ucap Aera terhenti lagi.
"Minum !" ucap Derry yang meminta minum dengan tiba-tiba seolah ia ingin menghentikan ucapan Aera.
"Yang mana pak? Ini atau ini?" ucap Aera dengan memberikan pilihan di kedua tangannya yang masing-masing menggenggam minuman kaleng.
"Kanan. Bukain sekalian. Hati-hati tumpah." ucap Derry memperingatkan karena itu minuman yang mengandung soda.
"Nggak baik buat kesehatan loh pak minum minuman yang ada sodanya tuh. " ucap Aera yang kemudian membuka segel kaleng itu dengan hati-hati.
"Enggak tiap hari saya minum kayak gini." ucap Derry dengan tenang.
Derry meneguk minuman itu dengan hati-hati karena takut tumpah. Jika menetes sedikit saja , kemeja putih itu pasti sudah tampak kotor.
Aera membuka sebungkus snack kentang . Lalu ia mulai memakannya satu persatu.
"Mau nggak pak?" ucap Aera berbasa-basi sambil menyodorkan snack itu kearah Derry .
Lelaki itu tertangkap memandangnya sesaat. Lalu ia turut mengambil isi snack itu.
Sebungkus berdua ? Apa-apaan ini kok lelaki itu mau join dengannya ?
Aera tampak kikuk sendiri sekarang. Tak ada keberanian untuk berbicara. Biarlah ia menikmati makanan bersama lelaki yang diimpikan banyak perempuan itu. Setidaknya itu membuat perasaannya tetap baik-baik saja meskipun harus gagal berlibur di hari yang cerah ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......