Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25
Arnold melangkahkan kakinya menuju ranjang,dia berbaring di samping Sasa dan memeluk Sasa dari belakang.
"Kau tidur lagi sayang?"tanya Arnold dengan lembut.
"Aku merasa ngantuk"balas Sasa yang masih anteng memejamkan kedua matanya.
Sasa tergelitik dengan tindakan Arnold,dia membuka matanya lalu menahan jemari Arnold yang berada di perutnya dan dia berbalik menghadap ke arah Arnold.
"Kenapa?"tanya Arnold.
"Kau mengganggu tidurku"protes Sasa kesal.
Jemari Arnold menyusuri tubuh Sasa,membuat Sasa terkejut dan menatap ke arah Arnold dengan horor.
"Apa yang kau lakukan?"tanya Sasa panik.
"Kau begitu seksi sayang."
Arnold mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Sasa dengan lembut,lidahnya menerobos masuk ke dalam rongga mulut Sasa dan mencecap setiap inchi mulut Sasa.
Tangannya Arnold mulai aktif,dia menyingkap kaos yang di pakai Sasa.
Sasa melotot dengan tindakan Arnold saat ini,apalagi pelayan masih berada di rumah Arnold dan Arnold malah seenaknya seperti ini.
Arnold menyusuri punggung Sasa perlahan,dia melepas pengait bra yang di pakai oleh Sasa.
Arnold menyudahi ciumannya dan menatap Sasa yang mulai kehabisan nafas,dia mengelus rambut Sasa penuh kasih sayang.
"Aku mencintai mu Sasa"ucap Arnold mengutarakan isi hatinya.
Arnold langsung mencium leher Sasa,membuat Sasa seketika merinding dan kaos Sasa di singkap ke atas.
Sasa mendesis,ketika merasakan hisapan Arnold di gundukan kenyal miliknya dan tubuhnya seperti tersengat listrik.
"Arnold hentikan"ucap Sasa yang mulai tidak karuan saat ini.
"SIAL"batin Sasa tidak enak.
Sasa menegang,dia merasakan tubuhnya yang semakin panas dan dadanya malah membusung ke depan.
"Ini sangat gila,aku merasa ngilu dan rasanya begitu aneh.Tubuhku merespon dengan cepat dan debaran jantungku begitu cepat"pikir Sasa saat ini.
Sasa menggelengkan kepalanya,agar dia merasa sadar dengan tindakan Arnold dan lagi Arnold begitu lihai mempermainkan choco chips nya.
Glek..
Sasa mulai panik,dia menatap Arnold dengan tatapan horor dan dia merasakan gigitan Arnold yang terasa sakit di dadanya.
Sasa memejamkan kedua matanya,dia merasakan Arnold menghisap gundukan kenyal miliknya dan dia tidak bisa memberontak sama sekali.
"Argh.."Erang Sasa.
"Arnold"kata Sasa parau.
"Argh,Arnold"ucap Sasa dengan suara serak.
Sasa merasakan lidah Arnold yang memainkan choco chips nya,dia juga merasakan udara dingin di sana dan berubah menjadi panas.
"Argh"erangan Sasa lolos,ketika merasakan jemari Arnold yang meremas gundukan kenyal miliknya.
"Kau menikmatinya sayang"ucap Arnold mengelus punggung Sasa.
Sasa naik ke atas tubuh Arnold,dia menatap manik mata Arnold dengan perasaan campur aduk.
"Aku merasa hal aneh di tubuhku"kata Sasa polos.
Arnold menatap Sasa yang berada di atasnya,dia melihat gundukan kenyal Sasa yang terekspos di depan matanya.
"Kau merasakannya bukan? Adikku ingin kau puaskan sayang"ucap Arnold menyeringai.
"A-aku"gugup Sasa.
"Aku tidak akan memaksa kamu,aku ingin kita melakukannya saat kamu memang mau melakukannya dengan diriku Sa."
"Aku takut merasakan sakit,nanti aku tidak bisa berjalan dengan baik dan aku belum siap mengalami hal seperti itu"kata Sasa jujur.
"Sudahlah,lebih baik istirahat saja dan sore aku akan mengajak kamu berkeliling"perintah Arnold yang menarik Sasa untuk tidur di dadanya.
Perlahan keduanya memejamkan mata,setelah itu tidur bersama dengan posisi Sasa yang berada dalam pelukan Arnold saat ini.
...****************...
Sore hari mereka telah rapi dengan pakaian santai,Arnold mengajak Sasa keluar dari rumahnya dan dia berjalan-jalam di sekitar desa.
"Aku suka berada di sini"ucap Sasa senang menatap keasrian di desa.
"Mau tinggal di sini setelah menikah?"
"Beneran? Aku tidak keberatan sama sekali,aku menyukai desa ini"kata Sasa antusias.
Arnold yang mendengarnya cukup senang,karena Sasa tidak ragu dengan jawabannya sama sekali dan langsung mengiyakan untuk menikah dengan dirinya.
Kemudian Arnold membawa Sasa ke area sungai,bahkan terlihat wajah Sasa yang begitu antusias saat melihat air di sungai.
"Wow,jernih sekali"ucap Sasa senang.
Sasa mulai menurunkan kakinya ke dalam air sungai,dia merasakan hawa sejuk di kakinya dan melambai ke arah Arnold untuk menghampirinya.
"Cepat,duduk di sampingku"ucap Sasa girang.
Arnold mengikuti perintah Sasa yang duduk di sampingnya,bahkan kakinya ikut masuk kedalam dan mengikuti apa yang di lakukan Sasa.
"Sampai kapan kita di sini?"tanya Sasa yang menyenderkan kepalanya di pundak Arnold.
"Rencananya sih,besok juga pulang lagi"balas Arnold meraih pinggang Sasa.
"Lepaskan,aku tidak enak dengan warga di sini"kata Sasa tegas.
Arnold mengikuti perkataan Sasa,dia mengusap-usap kepala Sasa dengan lembut dan merasa bersyukur Sasa telah menjadi kekasihnya saat ini.
"Kenapa bertanya seperti itu? Apa kau begitu betah di sini? Kapan-kapan,kita bisa kembali lagi kesini."
Sasa mengangguk setuju,dia benar-benar menyukai tempat kelahiran Arnold dan dia menatap wajah Arnold dengan perasaan senang.
"Apa kamu di sini tidak mempunyai teman?"tanya Sasa penasaran.
"Temanku banyak,tapi mereka sudah berpencar ke kota dan hanya beberapa yang tinggal di sini"balas Arnold balik menatap Sasa.
"Tidak mengajak mereka untuk reuni?"
"Untuk apa? Mereka punya kesibukan masing-masing dan aku tidak ingin mengganggu mereka sama sekali."
"Ayo pulang,aku merasa mengantuk"ajak Sasa.
Kemudian mereka menjauhi area sungai,di perjalanan menuju pulang dan Arnold berpapasan dengan salah satu teman sekolahnya dulu.
"Arnold,sejak kapan kau pulang kemari?"
"Semalam."
"Siapa wanita cantik di samping kamu? Apa kekasih kamu? Bagaimana dengan Erika?"
Sasa mengerutkan keningnya,ketika mendengar nama Erika yang keluar dari mulut teman Arnold.
"Maksud kamu apa? Aku tidak tau apapun mengenai Erika,memangnya ada apa dengan Erika?"
"Hah?"bingung teman Arnold,karena reaksi Arnold seperti orang bingung.
"Bukankah,kau berpacaran dengan Erika? Bahkan,teman seangkatan kita mengetahui kalian berpacaran.Apa kau selingkuh dari Erika?"selidik teman sekolahnya.
"Siapa Erika?"tanya Sasa menatap ke arah Arnold.
"Sejak kapan aku berpacaran dengan Erika? Aku tidak pernah berpacaran dengan Erika,bahkan aku tidak pernah berinteraksi dengannya sama sekali"jelas Arnold.
"Mungkin,kami salah paham dan bukan Arnold dirimu"ucapnya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sudahlah,hari sudah sore dan aku mau pulang beserta pacarku"ucap Arnold penuh penekanan.
"Baiklah,maaf telah mengganggu waktu kamu"balas temannya terasa sungkan.
"Gila,pacar Arnold cantik juga.Beruntung banget,Arnold memiliki pacar yang cantik dan bodynya juga montok"pikir teman Arnold,melihat ke arah Sasa.
Arnold memandang tidak suka ke arah temannya,kemudian dia mengajak Sasa pergi menjauhi temannya dan merangkul pinggang Sasa untuk membuktikan kepemilikannya terhadap Sasa.