Good Mother
Siapa sangka seorang badgirl bisa berubah menjadi seorang mommy idaman? Sangat berbanding terbalik bukan? Teman-temannya pun tidak percaya semua itu.
Veyra Esyley, namanya. Cewek yang kerap dipanggil Vee itu, merupakan ketua geng ciwi-ciwi super eksis dan tentunya populer di sosial media, maupun di kalangan SMA Citra Bangsa yang di huni oleh para kaum hawa. Ia pun selalu menjadi Icon di SMA nya itu karena memiliki aura labrak yang sangat kuat.
Geovano Risky, lebih dikenal dengan Risky. Salah satu most wanted di SMA Putra Bangsa yang bertepatan di sebelah gedung SMA Citra Bangsa. Kebalikan dari SMA Citra Bangsa, SMA Putra Bangsa hanya di huni oleh para kaum adam.
Sekolah mereka masih satu yayasan, hanya saja nama dan siswa nya yang terpisah.
2022 in Jakarta
Lima orang gadis dengan pakaian super minim berjalan dengan eloknya melewati koridor sekolah. Tak lupa dengan kacamata hitam yang selalu bertengger di hidungnya masing-masing, itu membuat kesan angkuh pada diri mereka. Seolah-olah ada angin yang cukup kencang menerpa rambut badai mereka yang terurai panjang. Berjalan dengan dagu terangkat dan dada yang sedikit di busungkan, itu sudah menjadi gaya mereka sehari-hari.
Alin, Wanda, Shyiren, Chika dan tentunya ketua geng mereka Veyra. Selain populer di sekolah, banyak orang yang menyebut mereka biangnya onar. Mereka pun tidak pernah mempermasalahkan itu semua. Prinsip yang mereka pegang teguh hingga sekarang yaitu “jangan pernah usik kehidupan kita, kalo lo gak mau kita usik.”
Kelima gadis itu segera menuju kelasnya untuk mengikuti proses pembelajaran. Hari ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah setelah cuti kenaikan kelas. Mereka telah menduduki bangku kelas XII yang berarti kelas paling senior. Gawatnya, itu akan menambah kesan bossy pada diri Veyra.
Keadaan di kelas masih gaduh dan belum teratur, dikarenakan guru yang mengajar mereka pagi ini belum datang ke kelas.
“Vee bikin tiktok yuk?” ajak Alin yang sudah mulai bosan menunggu jam pelajaran dimulai.
"Duh Lin, mager banget gue sumpah. Lain kali ya?” Tolak Vee karena ia merasa dirinya masih ngantuk dan moodnya masih buruk.
“Ya udah deh. Ren tiktokan yuk?” kini Alin beralih pada Shyiren yang sibuk memoleskan bedak pada wajahnya. Anak itu memang selalu on point dengan makeup cetarnya.
“Bentar elah, lo gak liat ni bedak gue kaya badut gini?” jawab Shyiren dengan menunjuk wajahnya yang sedang di poles dengan bedak itu. Alin hanya melotot memperhatikan Shyiren.
“Stttt diem, Pak Firman dateng tuh” ucap Chika sebagai ciri khas siswi ketika ada guru yang memasuki kelas. Ia segera memperingati Alin dan Shyiren yang masih berdebat.
“Tu kan keburu dateng” kesal Alin pada Shyiren. Lalu ia menaruh ponselnya diatas meja karena pembelajaran akan segera dimulai.
“SELAMAT PAGI!!” Pak Firman menyapa dengan penuh semangat. Tak lupa dengan kedipan mata yang di tujukan untuk Veyra, mebuat Veyra bergidik ngeri dengan pak gurunya itu. Pak Firman tidak pernah berubah, selalu menggoda Veyra dari awal Veyra masuk ke SMA itu. Siapa juga yang mau sama pak tua ber-anak 2 itu?
“Iyuw, geli banget gue liatnya” seru Chika menatap ke arah Veyra.
Lo kok bisa biasa aja sih Vee?” Wanda sangat heran dengan Veyra yang sama sekali tidak ilfeel dengan pak tua itu. Temannya saja yang melihat bisa geli, apalagi sang empunya yang dituju.
Veyra hanya mengangkat bahunya acuh sebagai jawaban atas pertanyaan teman-temannya. “I dont care sih, selama itu nggak ngerugiin, gue terserah.” jawabnya enteng.
Tiga jam berlalu, pelajaran pak tua itu akhirnya selesai. Terlalu membosankan bagi kelima most wanted itu mengikuti pelajarannya.
"Istirahat cabut aja yuk?" ajak Chika kepada kelima temannya.
"Kemana?" tanya Veyra mulai tertarik.
"Tempat biasa aja" sahut Wanda.
"Cus!" Alin menimpali.
Mereka memang biasa bolos jam sekolah ketika mereka merasa bosan. Mereka sama sekali tidak mempedulikan aturan sekolah yang tentu saja berlaku.
Kringg…kringgg….
Bel istirahat berbunyi, "dah yuk cabut" Veyra sudah mengambil langkah kemudian keempat temannya mengekor di belakangnya. Mereka segera menuju Warung Mang Bejo yang terletak di belakang gedung sekolah. Lebih tepatnya di tengah-tengah gedung A dan B atau gedung Putra dan Putri.
Mereka segera mencari meja yang berisi enam kursi. Keadaan WMB (warung mang bejo) ini tidak ramai. Hanya ada lima orang kelompok Veyra dan tiga orang pria duduk tak jauh dari meja mereka.
"Vee!" panggil Wanda antusias.
"Hm?" Veyra tidak menatap Wanda sama sekali. Ia masih fokus terhadap instagramnya yang masih di banjiri followers.
"Tiga cowok itu dari tadi merhatiin lo terus"
"Biarin lah, gue tau gue cantik" ucap Veyra penuh percaya diri.
"Kira-kira siapa sih tu cowok?" Tambah Wanda lagi.
"Lo gak kenal siapa mereka?" Alin menyambar pertanyaan Wanda, seolah-olah ia kenal dekat dengan mereka.
"Siapa emang?" tanya Wanda polos.
"Mereka itu most wanted di gedung A, kudet lo ah" jawab Alin sebal.
"Masa?" Wanda masih tidak percaya dengan ucapan Alin.
"Gue ceritain gini aja lo gak percaya, apalagi gue ceritain real nya"
Chika yang merasa kepo langsung bertanya kepada Alin. "Real nya? Tentang apa?" Ternyata dari tadi ia memperhatikan juga.
"Dia abang gue" jawab Alin lirih.
"APA?!!" teriak mereka kompak kecuali Veyra. Ia hanya tersedak karena hendak minum malah Alin berkata demikian.
"Eh Vee, lo gakpapa kan?" panik Alin menepuk pundak Veyra pelan.
Veyra menggeleng memberikan jawaban. "Tapi lo yakin lo punya abang? Dan cowok itu beneran abang lo?" Veyra ternyata juga kepo tentang dia.
"Iya beiby, namanya Risky"
"Gue gak yakin" Chika tetap pada pendiriannya.
"Gue juga" sahut Wanda.
Alin menghela napas, merasa malas karena temannya tidak percaya kepadanya. "Oke-oke gue buktiin sama kalian" Alin bangkit kemudian berjalan mendekati meja ketiga pria itu. Tanpa berbasa-basi dia duduk di satu kursi yang masih kosong.
"Kenapa?" Rizky bukan tipe Cool boy, justru ia malah tipe orang yang Receh. Ia juga tidak pernah bersikap dingin pada orang kecuali sedang marah ataupun badmood.
"Bang, ikut gue bentar yuk?"
"Kemana?"
"Kesitu" tunjuk Alin pada meja yang sudah ada beberapa pasang mata memperhatikan nya.
"Buat apa sih dek?" Sebenarnya Risky malas menuruti kemauan adik satu-satunya ini.
"Mereka tu gak percaya bang kalo lo itu abang gue"
"Makanya jadi cewek jangan dekil-dekil amat" ejek Rizky membuat Alin memanyunkan bibirnya. "Ayo" Rizky sudah berdiri kemudian berjalan ke arah meja Veyra dkk.
"Bang, kenalin ini temen-temen gue"
"Chik, Wan, Ren, dan Vee ini abang gue"
"Geovano Risky" Risky menjabat tangan teman-teman Alin dan saat tiba di depan Vee, gadis itu tidak menggubrisnya.
"Vee!" tegur Alin.
Veyra dengan tampang watadosnya menatap Alin di balik kacamata hitamnya. Terlihat Alin sudah melotot kepadanya. Kemudian Veyra berdiri hadap-hadapan dengan Risky. Veyra membuka kacamata hitamnya dan menatap Risky. Risky menatapnya tanpa berkedip. "Iya gue tau, gue cantik" ucap Veyra lagi-lagi.
Risky mengulurkan tangan nya pada Veyra "Geovano Risky"
Veyra menjabat tangan Risky "Veyra Ainsley. Lo bisa panggil gue Vee" setelah mengucapkan kalimat itu, Veyra melepaskan tangannya dan kembali duduk.
"Udah bang, makasih ya udah mau kesini buat temen-teman gue yang gak guna ini" sindir Alin pada Chika dan Wanda.
"Sans elah" kemudian Risky berjalan kembali ke tempat duduknya.
Tidak sampai disitu, teman-temannya masih kepo tentang Alin dan Risky. Kecuali Veyra, ya lagi-lagi Veyra hanya mengabaikan ke-kepoan teman-temannya itu. Alin menceritakan mengapa dia bisa setara dengan Risky padahal umurnya lebih tua dari Alin. Selisih umur mereka dua tahun. Ternyata Rizky telat sekolah satu tahun karena malas, dan satu tahun lagi ia pernah mengalami kecelakaan hingga koma berbulan-bulan dan pernah amnesia. Syukurlah jika sekarang dia sudah tidak amnesia.
Cukup lama mereka disini, jam menunjukkan pukul dua belas, itu tandanya istirahat kedua sudah tiba. Ini saatnya mereka kembali ke habitatnya. Setelah selesai membayar, mereka langsung kembali ke gedung B. Dimana koridor sudah dipenuhi dengan kaum hawa yang asik menggibah.
"Dari mana lo?" Tegur Diana sang ketua osis SMA Citra Bangsa yang terkenal tegas dengan siapapun, menghadang jalan mereka.
Veyra maju satu langkah dari tempatnya berdiri kemudian menatap Diana tajam. "Bukan urusan lo"
"Ya jelas urusan gue lah. Gue ketos disini, semua harus turut perintah gue"
"Hah? Ga salah lo? Wkwk" Veyra tertawa mengejek di hadapan Diana membuat sang empunya geram.
"Liat aja lo ya, ketawa lo ini bakal gue bales" Diana memilih berbalik daripada harus ribut disekolah. Ia masih menjaga jabatannya sebagai ketua osis. Saat hendak berbalik sebuah kaki menjegalnya alhasil ia jatuh di hadapan Veyra. Siapa lagi pelakunya kalo bukan Veyra.
"Ups sorry, gue gak sengaja. Cabut guys" Veyra kembali berjalan meninggalkan Diana yang sudah mengepalkan tangannya erat. Ia sudah di permalukan di depan banyak orang.
"Tunggu pembalasan gue Vee"
...----------------...
To be continued…
Nah itu tadi untuk prolog nya gais, jadi gimana? Seru apa bingung nih?
Ni author kasih bonus untuk visual Veyra, semoga sesuai sama ekspektasi kalian✨
Veyra Esyley
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments