Dokter Tampan Dan Gadis Arogan

Fauzan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Dia terus fokus pada jalanan hingga tidak butuh waktu lama untuknya tiba di tempat yang telah Mery beritahukan sebelumnya. Fauzan bergegas mencari Cathleen begitu dia selesai memarkirkan mobilnya. Ia berlari kesana kemari sambil memperhatikan sekitar untuk mencari Cathleen. Langkahnya terhenti ketika ia melihat Cathleen sedang duduk termenung di sebuah kafe sambil menatap keluar jendela.

"Akhirnya aku menemukanmu!" Gumamnya yang kemudian kembali melangkahkan kaki masuk ke dalam kafe

"Sampai kapan kamu akan berdiam seorang diri? Ada banyak orang disekitarmu, tapi kamu lebih memilih duduk di sudut sendirian dan menjauh dari orang-orang" Fauzan bicara dengan nada yang dingin dan napas yang terengah-engah setelah berlari

Cathleen yang sebelumnya menatap kosong keluar jendela, kini mengalihkan pandangannya pada pria tampan bertubuh tinggi yang tengah berdiri di hadapannya

"Bagaimana kamu tahu kalau aku ada disini?" Tanya Cathleen sinis kemudian kembali memalingkan wajahnya dari Fauzan dan menatap keluar jendela

"Aku tahu dari Mery. Cathleen, tidak bisakah kamu memberitahuku kalau kamu pergi ke suatu tempat? kakimu sedang cedera, apa kamu tahu kalau aku sangat khawatir padamu?!" Fauzan yang kesal sekaligus khawatir bicara dengan nada yang tenang namun dapat terlihat jelas kalau dia sangat kesal sekaligus khawatir pada Cathleen

Cathleen terus mengabaikan Fauzan sambil menatap jendela

"Apa kamu mabuk? Atau kamu baru saja mengatasi pasien gangguan jiwa sehingga kamu melakukan hal yang sama? Hentikan bersikap seperti itu! Aku sama sekali tidak terbiasa mendapat perlakuan yang manis dari seseorang!" Cathleen bicara dengan sinis sambil terus mengabaikan Fauzan

"Cathleen, bisakah kamu tidak selalu menutup mata atas perhatian orang lain di sekitarmu? Tidak hanya ada orang yang membencimu saja di sekitarmu, tapi ada juga orang-orang yang sayang padamu!" Fauzan berusaha bicara pada Cathleen agar dia menerima perhatian darinya dan tidak menutup hatinya untuk orang yang sayang padanya

"Apa kamu pernah merasakan bagaimana rasanya mendapatkan perhatian namun ternyata itu semua palsu? Perhatian itu hanya di dapatkan ketika ada imbalan. Dan aku sudah tidak memiliki apapun untuk kujadikan sebagai imbalan untuk perhatian itu" Cathleen menjelaskan dengan nada yang dingin dan raut wajah yang sinis

"Cathleen, tidak semua orang seperti itu padamu. Aku benar-benar ingin dekat denganmu. Aku ingin selalu berada disisimu" Fauzan duduk di hadapan Cathleen dan bicara dengan sangat lembut padanya hingga membuat Cathleen terkejut

"A-apa maksudmu?" Tanya Cathleen dengan wajah ragu dan tak percaya

"Ya, aku ingin dekat denganmu. Aku ingin menjalin hubungan denganmu. Tidak, aku ingin menjadikanmu istriku!" Cathleen semakin terkejut mendengar apa yang dikatakan Fauzan

"Jangan bercanda! Kita baru bertemu lagi setelah beberapa tahun, dan kamu juga tidak tahu aku" Cathleen mnejawab dengan sinis

"Aku tahu kamu, aku tahu masa sulit yang pernah kamu lalui. Aku tahu kamu berusaha keras untuk bertahan hidup diantara keluarga Gazelle. Tapi aku tidak peduli dengan masa lalumu. Aku hanya ingin menghabiskan masa depan bersama dengan mu!"

"Bagaimana kamu tahu masa laluku? Ah aku lupa kalau kamu juga pebisnis. Mencari informasi bukanlah hal yang sulit dilakukan dengan menggunakan uang bukan?" Cathleen tersenyum mencibir Fauzan

"Itu tidak penting. Yang penting adalah aku ingin selalu berada di sampingmu!" Fauzan bicara dengan serius tanpa rasa ragu

"Kamu sudah tahu masa laluku, aku tidak ingin menyusahkanmu karena akan ada banyak orang yang ikut membencimu jika kamu bersama denganku" Ujar Cathleen mengingatkan

"Tidak masalah. Aku sudah memiliki banyak orang yang membenciku karena masalah perusahaan dan juga rumah sakit. Jika menambah orang yang membenciku lagi, kurasa aku bisa mengatasinya karena aku akan jadi super hero yang menghabisi mereka semua" Fauzan menjawab dengan sikap yang tenang dan senyum manis

Cathleen sedikit tersenyum mendengar perkataan Fauzan. Hingga membuat Fauzan menatapnya penuh pesona seakan hari berubah sangat cerah dan matahari berpusat pada Cathleen.

"Ini pertama kalinya aku melihatmu tersenyum seperti itu. Aku ingin selalu membuat senyum itu berada di wajah cantikmu. Aku rela melakukan apa saja untuk dapat melihat senyuman itu" Ujar Fauzan yang masih terus menatap Cathleen

"Berhenti menggodaku! Sebaiknya aku perhatikan wajah orang di sekitar mu yang siap melahapmu kapan saja!"

Fauzan menoleh ke sekelilingnya, dia melihat para gadis di kafe itu menatapnya penuh dengan rasa kagum. Mereka terpesona dengan ketampanan Fauzan dan senyum hangat yang ia tunjukkan pada Cathleen

"Aku tidak mengerti dengan mereka. Kenapa mereka menatapku seperti itu?!" Fauzan pura-pura tidak mengerti dengan tatapan para gadis yang sepertinya akan menuruti Fauzan jika dia mendekati mereka

"Sebaiknya kamu coba dekati mereka saja! Itu pasti berhasil!" Cathleen kembali berkata dengan sinis

"Aku tidak butuh mereka atau siapapun. Aku hanya butuh kamu" Fauzam terus berusaha menggoda Cathleen hingga dia terlihat salah tingkah

"Sudahlah hentikan omong kosongmu. Antar aku kerumah sakit!" Cathleen bicara sambil beranjak dari kursinya dan melangkah keluar kafe

"Rumah sakit? Apa kamu merasa sakit? Bagian mana yang sakit?" Fauzan bertanya dengan panik

"Hentikan! Aku hanya memiliki janji dengan dokter Irgi" Cathleen menjawab dengan acuh tak acuh. Fauzan tidak mengatakan apa-apa lagi karena dia sudah mengerti dengan maksud Cathleen

***

Ditempat lain, Mike sedang minum teh bersama Nura. Dia terus melamun sambil memainkan sendok teh di hadapannya

"Kak Mike, apa yang sedang mengganggu pikiranmu? Kenapa kamu terus memutar sendok tehnya. Kurasa semua gula sudah larut di dalamnya?" Nura bicara dengan sangat lembut dan terdengar polos

"Ah. Tidak ada. Aku hanya memikirkan Cathleen, bagaimana keadaannya sekarang? dan siapa laki-laki yang menggendongnya tempo hari saat dipesta?"

Terlihat raut wajah Mike yang bingung memikirkan mengenai Cathleen. Itu membuat Nura kesal hingga dia menekuk wajahnya, namun dia tersenyum lembut pada Mike

"Kakak, jangan pikirkan kak Cathleen lagi. Dia pasti baik-baik saja. Nanti kita bisa menemuinya untuk melihat sendiri kondisinya" Nura menyarankan dengan sangat lembut

"Ya, tapi bagaimana? Dia tidak tinggal bersama kalian, aku juga tidak tahu dimana tempat tinggalnya sekarang. Bagaimana kita bida bertemu dengannya? Apa kamu tahu dimana tempat tinggalnya?" Mike menatap Nura penuh harap. Berharap dia memberitahukan dimana tempat tinggal Nura

"Kami juga tidak tahu tempat tinggalnya. Dia bilang ingin mandiri dan tidak ingin kami mencampuri masalah pribadinya. Jadi kami tidak pernah berkunjung kerumahnya" Nura menundukkan kepala sambil memainkan jari tangannya di atas gelas teh miliknya

"Apa dia memang orang seperti itu? Kalian kan bersaudara, apa dia benar-benar meminta kalian untuk menjaga jarak?" Mike manatap heran pada Nura

"Kak Cathleen memang seperti itu. Dia tidak mengizinkan kami masuk ke dalam lingkup pribadinya. Jadi kami tidak tahu dia tinggal sendiri atau bersama pemuda yang menolongnya waktu itu" Nura kembali mendorong pikiran Mike untuk berpikiran negatif mengenai Cathleen

Mike pun perlahan mulai memikirkan apa yang dikatakan Nura

"Apa benar Cathleen seperti itu? Apa dia memang memiliki hubungan tersembunyi dengan pria itu?"

Nura perlahan tersenyum melihat ekspresi wajah Mike dan tenggelam dengan pikirannya sendiri

"Aku tidak akan membiarkan kak Mike bersama Cathleen. Kamu harus bisa melihatku! Cathleen hanya akan berakhir di rumah sakit jiwa seperti dulu. Tidak akan aku biarkan dia mendapatkan perhatian dari siapapun di dunia ini. Semua hanya akan menatap kagum padaku dan mencibir jika melihatmu"