Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 - Ares Mengamuk
Ares menatap potongan tubuh pasukannya yang berserakan di atas tanah dan melihat zerg bertubuh hitam sedang menikmati makanannya.
Tatapannya berubah dingin dan dia langsung keluar dari kapsul terbangnya.
“Aku akan membunuhmu.” Kilatan emas muncul di mata Jenderal Ares.
Zerg itu merasakan bahaya lalu menghentikan makannya, dia menghilang kemudian muncul di dekat Jenderal Ares untuk melayangkan bilah pedangnya.
Ting!
Dua benturan benda tajam terdengar keras hingga menimbulkan percikan api.
Ada pedang panjang di tangan Jenderal Ares yang telah menemaninya dalam setiap pertempuran. Dia tidak bisa menggunakan kekuatannya karena membuat energinya semakin tidak stabil dan dia butuh mayat zerg ini secara utuh.
Tebasan pedang silih berganti di antara Jenderal Ares dan zerg, kedua makhluk itu bergerak sangat cepat hingga bayangan menghilang.
Zerg tidak bisa menipu Jenderal Ares seperti mangsa yang baru saja dia makan karena orang ini terlalu kuat.
Jenderal Ares melihat pergerakannya dan menyadari rahasia kecepatannya.
Ternyata sebelum zerg menghilang ada lubang hitam yang muncul dan menelan tubuhnya.
Hal yang terbesit dipikirannya adalah lorong ceros yang bisa memperpendek jarak antar ruang yang cara kerjanya mirip seperti lubang cacing.
Setelah mengetahui kemampuannya, Jenderal Ares bisa menanganinya dengan mudah karena pergerakan zerg terlalu sederhana dan mudah terbaca.
Dia mengarahkan pedangannya ke belakang dan berhasil melukai mata zerg.
“Tamat riwayatmu!” Pegangan pada pedangnya semakin kuat dan Jenderal Ares mengarahkan serangannya.
Kiiiieeeeekkkkk
Zerg itu menjerit kesakitan kemudian tubuhnya runtuh karena jantungnya sudah hancur.
Kelemahan terbesar zerg adalah jantungnya.
Mereka akan langsung mati ketika jantungnya dihancurkan.
Jenderal Ares tidak menurunkan kewaspadaannya dan memastikan zerg itu sudah mati. Dia mengedarkan pandangannya untuk memastikan tidak ada zerg dengan jenis yang sama.
“Aku harus kembali.” Rasa pusing mendera kepalanya dan dia merasakan energinya menjadi tidak stabil.
Padahal dia sudah menekan kekuatannya sehingga energinya tidak bocor.
Usahanya sia-sia karena dia mengerahkan seluruh indranya secara maksimal untuk melihat pergerakan zerg.
Jenderal Ares berjalan menuju kapsul terbangnya kemudian pergi meninggalkan Planet Orchid. Dia telah mengirimkan pesan pada Letnan Gloria supaya memanggil Selena karena dia membutuhkan guidingnya.
Namun, dia tidak menyadari ekspresi aneh Letnan Gloria.
“Jenderal, anda sudah kembali.” Ahli strategi menghampirinya bersama Dokter Althea.
“Anda harus menerima suntikan penenang.”
Guratan merah sudah muncul di kulit Jenderal Ares pertanda bahwa dia akan mengamuk.
“Aku akan menunggu Selena.” Jenderal Ares menolak suntikan karena guiding dari Selena lebih berguna baginya.
“Anda harus menerima suntikan dulu sebelum kedatangan nona Selena,” bujuk Ahli strategi.
“Tidak,” tolak Jenderal Ares tegas dan menyadari ada yang aneh di antara mereka.
“Apa yang kalian sembunyikan dariku?” tanya curiga sambil menyipitkan matanya.
“Ti- tidak.” Ahli strategi adalah orang yang paling cerdas tetapi dia adalah pembohong paling buruk.
“Katakan apa yang terjadi?” Dia mengalihkan perhatian pada Letnan Gloria.
Letnan Gloria terlihat ragu tetapi dia harus melaporkannya karena bagaimanapun juga Selena sangat berharga bagi Jenderal Ares. “Nona Selena menghilang.”
“Jelaskan bagaimana bisa dia menghilang! Apakah militer tidak becus menjaga Guide?” Jenderal Ares sangat marah hingga membuat energinya semakin tidak stabil dan guratan merah pada kulitnya semakin banyak.
“Terjadi gempa di Planet Atlas dan disebabkan oleh zerg. Nona Selena jatuh ke dalam retakan ketika menyelamatkan Dokter Althea,” jelas Letnan Gloria setelah dia memastikan kebenarannya.
Ini semua adalah kecelakaan.
“Zerg muncul di Planet Atlas? Apakah para penjaga sudah tidak berguna?” Mata Jenderal Ares berubah emas dan muncul telinga bulat berbulu di atas kepalanya.
“Siapkan pesawat untuk kembali ke Planet Atlas!” perintah Jenderal Ares tegas.
“Aku sendiri yang akan mencarinya.”
oOo
Jenderal Ares mengemudikan pesawat untuk menyelusuri seluruh retakan sambil mengaktifkan seluruh indranya. Energinya semakin tidak terkendali tetapi dia tidak peduli karena menemukan Selena lebih penting.
Usahanya tidak menghasilkan apapun sehingga dia turun dari pesawat kecilnya.
“Dimana mayat zerg itu ditemukan?” tanya Jenderal Ares pada salah satu anggota regu penyelamat.
“Di sini jenderal.” Regu penyelamat menuntunnya menuju tempat itu dan Jenderal Ares bisa mencium aroma Selena yang belum menghilang.
Dia terkejut karena aroma zerg yang memiliki kemampuan menciptakan lubang hitam juga ada di tempat ini.
“Mayat zerg itu apakah bentuknya mirip seperti belalang sembah dengan tubuh warna hitam dan lengan berbentuk pedang?” tanya Jenderal Ares memastikan.
“Tidak, mayat zerg itu adalah jenis viskal yang bentuknya mirip seperti kumbang,” jawab regu penyelamat sambil menunjukan foto yang dia ambil.
Jenderal Ares mengerutkan keningnya dan merasa yakin bahwa zerg itu muncul di sini.
Apakah dia membawa Selena dengan lubang hitamnya?
“Bahaya!” seru regu penyelamat panik dan memerintahkan anggotanya untuk menjauh dari Jenderal Ares.
Sebuah ekor muncul di belakang tubuh Jenderal Ares dan sebentar lagi dia akan bertransformasi menjadi bentuk binatang spiritualnya.
Perlahan muncul bulu-bulu emas yang menutupi tubuhnya dan matanya sudah berubah seluruhnya mirip seperti singa.
Pangkalan militer menyalakan sinyal merah yang membuat seluruh pasukan harus siap bertempur. Meskipun yang akan mereka lawan adalah Jenderal Ares yang mereka hormati.
Pencegahan sudah tidak berguna lagi karena dia mulai kehilangan akal.
“Dimana Guidenya? Bukankah dia sudah memiliki partner?”
Marshal Zeus Kairos tiba di Planet Atlas bersama Professor Parker ketika mereka menerima laporan mengenai zerg yang berevolusi.
Namun, dia tidak menyangka akan melihat cucunya diambang kegilaan.
“Nona Selena menghilang ketika gempa melanda Planet Atlas,” jawab Letnan Gloria.
“Lalu dimana Dokter Althea? Bukankah obat barunya berguna untuk menekan kegilaan Jenderal Ares.”
Marshal Zeus tidak ingin melihat cucunya berubah menjadi monster tak berakal dan dia terpaksa harus membunuhnya.
“Di sini!” Dokter Althea muncul sambil membawa obatnya. “Kita hanya perlu menyuntikan pada tubuhnya.”
Tidak mungkin Jenderal Ares menelan obat dalam bentuk pil sehingga dia harus mengubahnya menjadi cairan yang bisa disuntikan.
“Berikan padaku!” Hanya Marshal Zeus yang bisa melawan Jenderal Ares karena dia juga Sentinel kelas SSS.
Dia memanggil binatang spiritualnya yang berwujud black panther kemudian menungganginya sehingga bisa mendekati Jenderal Ares.
Dia mengangkat tangannya tanpa bergetar lalu menembakan peluru yang berisi cairan obat.
Seketika tubuh Jenderal Ares melemah.
“Akhirnya dia tenang.” Marshal Zeus menghela napas lega.
Namun, dia segera terkejut ketika merasakan peningkatan kekuatan yang luar biasa dari arah cucunya. Tubuhnya membesar dan berubah wujud menjadi setengah manusia dan setengah binatang.
Mata emasnya menatapnya tajam seolah melihatnya sebagai mangsa.
“Sialan obatnya tidak berguna.” Marshal Zeus melemparkan pistol ditanganya kemudian mengeluarkan senjata sungguhan.
Dia harus membunuh Ares sebelum dia berubah wujud menjadi singa emas sepenuhnya.
“Tidak!!!!”
-TBC-