Else, gadis yatim piatu yang mendapatkan pelecehan dan berusaha membela diri yang membuatnya harus mendekam di penjara.
Namun, Else mendapatkan penawaran jika ingin bebas dari tuntutan dan dihapus semua catatan hukumnya.
Else harus bersedia menjadi istri palsu dari anak tertua keluarga Duke.
Apakah Else akan menerima tawaran itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Kecewa
Kara merasa takut karena melihat darah yang mengalir di lantai. Dia benar-benar tidak sengaja dan berniat mencelakai Laura.
"Sakit..." keluh Laura di sana.
Buru-buru Kara mencoba membantu Laura tapi perempuan itu tidak mau.
"Pergi! Ini semua gara-gara kau!" teriak Laura.
Bersamaan dengan itu Riftan datang dan merasa terkejut karena Laura yang dibantu untuk masuk ke dalam mobil.
"Apa yang terjadi?" tanya Riftan jadi kalut.
"Sayang, anak kita..." Laura segera mengadu pada kekasihnya.
Kara masih berada di sana, dia memang tidak ingin menghindar.
"Aku yang akan bertanggung jawab," ucapnya.
Lebih baik Riftan fokus dulu pada kekasihnya yang mengalami pendarahan.
Laura dibawa ke rumah sakit terbaik dan langsung ditangani ketika sampai oleh dokter obygn.
Kabar itu tentu saja langsung terdengar oleh Hugo.
Sebagai anak tertua, dia harus segera melihat Laura sebelum sang ibu mengetahui kehamilan perempuan itu.
"Apa kau ingin mendatangi Laura?" tegur nyonya Claudia ketika melihat Hugo yang akan pergi.
"Aku akan ikut bersamamu!"
Ternyata nyonya Claudia juga sudah bersiap pergi, tidak mungkin Hugo akan menolak sang ibu.
Jadi, terpaksa Hugo membawa nyonya Claudia bersamanya.
Ketika sampai di rumah sakit, Laura baru saja dipindahkan ke ruang perawatan.
"Bagaimana keadaan ibu dan bayinya, Dok?" tanya Riftan dengan cemas.
"Keadaan ibu dan bayinya baik-baik saja tapi pasien mengalami pendarahan jadi lebih baik istirahat total, saya sudah memberikan obat penguat kandungan jadi kita tunggu observasi selanjutnya," jelas sang dokter.
Riftan bisa bernafas lega sekarang.
Dia tidak sadar kalau nyonya Claudia mendengar pembicaraannya dengan dokter.
"Apa maksudnya? Laura hamil?" tanya nyonya Claudia kemudian.
Riftan merasa terkejut mendengar suara sang ibu.
"Ibu..." Riftan gelagapan karena ketahuan.
Nyonya Claudia menatap Hugo di sana. "Kau sudah tahu?"
Melihat Hugo hanya diam menandakan semua dugaannya benar.
"Ibu sangat kecewa pada kalian sudah menyembunyikan hal sebesar ini," ucap nyonya Claudia lagi.
Hugo mencoba mencairkan suasana, walaupun mereka berada di lantai VIP dan sepi tetap saja mereka tidak bisa adu mulut di tempat umum.
"Kita bicarakan masalah ini nanti dulu, yang terpenting keadaan Laura," ucap Hugo seraya merangkul sang ibu untuk masuk dalam ruangan.
Di dalam sana ada Kara yang menemani Laura yang masih tak sadarkan diri.
Biarpun dokter mengatakan ibu dan bayinya baik-baik saja tapi Kara merasa sangat bersalah.
"Kenapa kau bisa ada di sini?" tegur Hugo.
"Semua ini terjadi karena dia, Kak!" Riftan yang ikut masuk langsung menyela begitu saja.
Kali ini Kara tidak akan membela diri karena memang semua adalah salahnya.
"Maafkan aku, aku berjanji akan bertanggung jawab," ucap Kara.
"Kalau sampai bayinya tidak selamat, bagaimana caramu bertanggung jawab?" kesal Riftan.
Hugo menghela nafasnya, dia lagi-lagi harus menyelesaikan masalah ini.
"Untuk sementara pergilah dari sini dulu, tunggu suasananya tenang baru kita bicara nanti," ucap Hugo berusaha bijak.
"Baiklah, aku akan datang lagi setelah semua tenang," balas Kara seraya mengambil tasnya.
Suasana langsung hening saat Kara sudah meninggalkan ruangan rawat Laura.
Hugo dan Riftan mendapat tatapan tajam dari sang ibu.
"Pertama Hugo menikah diam-diam tanpa memberitahu keluarga setelah itu Riftan menyembunyikan kehamilan kekasihnya, setelah ini apa lagi?" Nyonya Claudia mengungkapkan rasa kecewanya yang mendalam.
"Kalian seolah menganggapku tidak ada!"
lalu kenapa else sebagai orang luar merasakan manis,apa sekarang else mengandung keturunan duke 🤔 .