Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyenangkan
Laura terbangun mendengar suara yang begitu bising, tapi senyumnya begitu lebar. Laura tahu apa yang membuat mereka ribut pagi-pagi begini. Dengan langkah yang pelan Laura segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan wajahnya. Lalu keluar dari dalam kamarnya dan melihat Ayah dan juga Ibu tirinya sedang bertengkar.
"Pagi-pagi begini kalian berdua sedang bertengkar, apa tidak ada lain waktu "tanya Laura seperti tidak tahu apa-apa.
"Diam kamu Laura. Kamu itu tidak tahu apa-apa. Lihatlah perusahaan Ayahmu tiba-tiba akan bangkrut kenapa tiba-tiba seperti ini " teriak Mawar.
"Apakah ini karma"
"Diam lah Laura Ayah sedang pusing " Damian mengangkat telepon dan Laura mendengar di sana kalau perusahaan itu benar-benar sudah hancur.
Ternyata Bima bisa melakukan apa yang dia suruh dengan cepat seperti ini, sesuai apa yang Laura mau. Rasanya ini adalah hari yang paling membuat Laura bahagia.
"Tidak mungkin perusahaan kita tiba-tiba bangkrut seperti ini. Lalu kenapa mereka tiba-tiba menarik sahamnya ada apa ini. Perusahaan kita itu baik-baik saja tak ada masalah, kenapa bisa langsung hancur begini"
"Aku tidak mau tahu kamu harus menyelidiki semuanya"
"Ya aku tidak mau tahu pokoknya kamu harus membuat perusahaan ini bangkit lagi. Aku tidak mau sampai anak istriku tidak diberi makan, tidak diberi uang. Belum lagi hutang-hutang perusahaan yang begitu menumpuk"
"Aku tunggu kabar darimu, aku tunggu aku tunggu"
Laura yang hanya seorang penonton hanya bisa menatapnya. Apalagi yang akan terjadi setelah ini ya. Laura benar-benar ingin melihat yang lebih dari ini.
"Ayah, Mama apa yang terjadi. Kenapa kalian pagi-pagi ribut seperti ini "tanya Anya yang kaget dengan teriakan Ayahnya tadi.
"Perusahaan Ayah mu tiba-tiba bangkrut, sungguh Mama tidak mau sampai miskin. Mama tidak mau sampai hidup susah. Pokoknya Mama tidak akan pernah bisa hidup tanpa uang, tanpa rumah mewah" teriak Mawar tidak terima dengan apa yang dia dengar dari suaminya tadi.
Anya juga sampai lemas mendengar Mamanya berkata seperti itu. Lalu nanti Anya akan menghadapi teman-temannya seperti apa. Pasti mereka tidak akan mau berteman dengannya.
Anya tidak akan bisa membeli barang-barang mahal lagi, tidak bisa jalan-jalan, tidak bisa sombong pada teman-temannya. Sungguh Anya tidak siap untuk melepaskan semua kemewahan ini.
"Ini tidak mungkin, Mama pasti bohong kan. Mama bohong tentang Ayah bangkrut dan semua ini hanya untuk memberikan kejutan ulang tahun sama Anya, makanya Ayah bilang kalau kita bangkrut. Iya kan iya kan Ayah " Anya mendekati Ayahnya dan mengguncang-guncang tangannya.
"Tidak ada yang memberikan kejutan ulang tahun untukmu. Ayah sedang pusing diam Anya"
Setelah menghempaskan tangannya Anya, Damian pergi ke ruang kerjanya. Laura melipat tangannya dan menatap kedua orang yang ada di hadapannya ini, yang selalu menghamburkan uang dan tidak tahu diri.
"Selamat ya kalian akan menjadi orang miskin. Aku ingin tahu nanti masakan Tante seperti. Tak sabar ingin mencicipinya" girang Laura.
"Aku tidak akan pernah jadi orang miskin dan kamu tidak akan pernah merasakan masakanku. Lebih baik diam Laura aku tidak suka saat kamu bicara"
"Tentu saja aku berhak untuk bicara, karena aku punya mulut dan memang pada kenyataannya Ayah pasti akan bangkrut, aku yakin itu. Makannya jadi orang itu jangan sombong dan boros saat bangkrut begini kan tantrum "
Anya yang kesal dengan ucapan Laura segera menerjang Laura. Mereka malah berkelahi saling jambak dan Laura yang tidak mau kalah juga menampar Anya.
Bahkan menarik bajunya sampai kancing-kancingnya itu terbuka. Mawar makin pusing saja melihat semua ini. Laura memelintir tangannya Anya sampai dia berteriak histeris dan Ayahnya keluar dari ruangannya itu.
"Ayah sedang pusing malah bertengkar seperti ini. Bukannya membantu Ayah malah berkelahi seperti anak kucing. Kalian ini jadi anak tak ada yang berguna sama sekali "
Laura segera berbicara mendahului Anya "Dia yang lebih dulu Ayah. Aku tidak tahu apa-apa tiba-tiba Anya menerjang ku. Dia memang membenciku tapi Ayah tidak pernah memperdulikan itu. Padahal Anya anak tiri, tapi Ayah selalu membelanya dengan habis-habisan tidak pernah membela aku. Sepertinya aku di sini yang anak tiri bukan Anya. Semua orang benar-benar tidak adil padaku "akhirnya Laura mengungkapkan semua unek-uneknya selama ini dia pendam.
"Semua kasih sayang Ayah bagi rata tidak ada yang berbeda Laura. Jadi kamu jangan berbicara ke mana saja. Ayah tidak suka dengan kata-katamu itu. Lebih baik kamu sebagai Kakak seharusnya bisa mengontrol emosimu dan bisa mengajarkan adik-adikmu agar bisa menghormati mu. Kamu ini seorang Kakak dan seharusnya kamu itu yang bisa mengalah pada adik-adik mu, bukannya malah melawannya terus"
"Tidak adil aku tunggu kamu hancur. Aku akan sangat senang saat kamu hancur" teriak Laura yang sudah sangat kesal pada Ayahnya.
"Laura kamu sangat keterlaluan" teriak Ayahnya. Damian menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kata-kata anaknya itu.
Mawar mendekati suaminya dan mengusap bahunya "Sudah aku bilang kan Mas dari dulu seharusnya kita usir Laura. Seharusnya kita berikan dia ke panti asuhan, saat sudah besar dia malah seperti ini kan. Aku sudah bilang Laura tidak akan pernah bisa menjaga adik-adiknya dan tidak akan pernah bisa menjadi anak yang baik juga. Malah jadi seperti ini kan Mas"
"Diam kamu Mawar mau bagaimanapun Laura adalah anakku. Aku tidak akan pernah membuangnya atau memberikannya ke panti asuhan. Dia akan tetap aku urus. Ucapanmu itu sangat menyakiti hatiku Mawar. Dia adalah darah dagingku, dia adalah anakku sekali lagi kamu bicara seperti itu akan aku tampar mulutmu itu"
Mawar menelan ludahnya dengan susah payah. Untuk pertama kalinya suaminya berkata kasar padanya seperti ini. Mawar yang sedih langsung masuk ke dalam kamar sampai-sampai dia menutup pintunya dengan kencang. Tidak peduli dengan tingkahnya yang seperti anak-anak.
Mawar tidak suka suaminya seperti itu. Suaminya selalu membelanya, suaminya selalu menomor satukan dirinya. Tapi sekarang malah Laura yang selalu dibela sungguh semua tidak adil.
Sedangkan Anya masih ditempat yang sama terduduk dengan lemas. Menatap pakaiannya yang sudah berantakan dan kepalanya juga yang sakit akibat tarikan Laura. Tenaga Laura begitu kuat sampai kulit kepalanya seperti akan terlepas saja.
"Awas saja Laura aku akan membalas semua ini. Aku tak akan diam saja" Anya segera berdiri dan melangkah masuk kedalam kamarnya.
Harus siap-siap ulang gara-gara Laura, seharusnya sekarang Anya sudah ada disekolah.