"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Tubuh Tyla gemetar menyaksikan itu, bagaimana bisa keduanya baru bercerai satu minggu Ben sudah tertangkap basah tidur bersama wanita lain?.
"Ben!???."
"Sedang apa kau di sini?." Datar Bentley.
Bibir Tyla gemetar menahan amarah ia tak terima, katanya Ben susah jatuh cinta dan dulu pernah membuka hati untuk Tyla tapi apa?.
Dia ternyata selama ini memiliki wanita lain yang tampak begitu ia cintai, Tyla benar-benar merasa dikhianati dan dipermainkan. "Siapa wanita itu!."
Selena menatap ke arah Tyla. "Sebelum bertemu denganmu aku duluan yang hendak dinikahkan dengan Bentley, kau sudah melihatnya dia kekasihku nona Tyla."
Tyla tercengang ia tak percaya itu, apalagi melihat sosok Selena yang bisa dibilang cantiknya melebihi dia.
"Aku tak butuh jawaban darimu, paling kau wanita murahan yang dipesan Ben!." Sergah Tyla.
"Wanita murahan!??." Batin Selena tak terima, jika bisa ia ingin langsung melabraknya blak-blakan tidak berpura-pura anggun seperti ini.
"Aku mengakuinya sendiri, dia kekasihku dan sekarang keluarlah!." Dingin Ben dengan tegas bahkan sorot matanya begitu muak melihat Tyla.
Tyla mengepalkan tangan, dari jauh hari ia ingin bicara empat mata dengan Ben, namun apa? saat bertemu malah seperti ini yang ia saksikan. Sungguh sakit hatinya jika mengingat Ben dapat mencintai wanita lain sedangkan saat menjadi istrinya tidak.
"Kau tidak berperasaan Ben!." Pekik Tyla.
"Bercermin lah!."
Air mata Tyla jatuh ia benar-benar sakit hati, wanita itu menghentakkan kakinya memilih pergi dengan amarah yang menggebu-gebu dari ruangan CEO utama itu.
"Fyuuuh..." Selena menghela nafas panjang. "Akhirnya dramanya selesai juga."
Sebenarnya keduanya hanya telanjang dada, susah payah tangan kiri Selena menahan penutup dadanya agar tak terlepas dari dalam demi memperlihatkan kesan bahwa ia benar-benar telanjang.
Ben benar-benar diluar nalar sampai membuat posisi mereka seperti ini.
"Om pejamkan mata dulu, aku mau berpakaian lagi lihatlah ke sana!." Pinta Selena hendak bangun.
Namun Ben tak peduli ia menarik tubuh Selena ke dalam dekapannya, mata indah Selena melotot. "Mbak Tyla nya sudah pergi, om!."
Selena deg-degan bahkan kulit mereka yang tanpa sehelai benang pun bersentuhan, dengan tangan kirinya Selena masih menahan penutup dada agar tidak memperlihatkan bagian intinya.
"Ini masuk ke dalam hal dewasa anak kecil." Bisik Ben.
"Iya tahu om dan ini drama, mari selesaikan." Timpal Selena menengadah memberanikan diri menatap wajah tampan itu.
Jangan sampai tak bisa mengontrol diri itu dalam benak Selena, ia sudah merasakan sensasi lain yang menyuruhnya untuk terus bersama Ben menyentuh perut dan dada kekar itu dengan lihai.
"Anggap sekarang bukan drama aku ingin kau merasakan sensasinya bersamaku Selena." Ujar Ben dengan tatapan berat akan hasrat yang membara.
Jantung Selena semakin tak karuan ia benci hal ini karena memalukan berdebar nya terlalu ke-kencengan, bisa saja ia melepaskan diri secara paksa namun entah kenapa Selena kali ini ada dorongan membiarkan dirinya untuk bersama Ben memenuhi rasa penasarannya.
Tangan kekar Ben mengelus wajah cantik itu wajah yang mengisi hatinya selama ini dan begitu menyiksa, Ben ingin berlama-lama dengan Selena karena satu minggu tidak bertemu namun dia tak bisa mengungkapkan itu.
Dengan jarak yang begitu dekat, Selena dapat merasakan deru nafas Ben yang berat ia tahu pria itu menahan dirinya untuk bisa tetap tenang. "Om.."
"Iya?."
Selena tak bisa melanjutkan ucapannya, ia ingin berkata rindu tapi rasanya itu aneh karena Selena tidak tahu penyebabnya.
"Lupakan saja." Lanjut Selena membuat Ben mengerutkan kening. "Sampai kapan kau akan memelukku begini?."
"Jika kau keberatan sudahi saja anak kecil, aku tak bisa memaksamu, takut kau takut." Lirih Ben lembut ia tak mungkin langsung melampiaskan hasratnya secara paksa, ia akan berusaha tahan sampai Selena memilih pergi dan keluar dari kamar pribadinya.
Mendengar jawaban Ben, Selena terdiam. Ben mempersilahkan pergi tapi entah kenapa Selena merasa mengganjal masih ingin berlama-lama dengan pria tampan itu.
Jari lentik Selena naik ke atas leher. "Maaf om sebentar saja..."
Tentunya Bentley terkejut akan hal itu. "Why? kau nyaman?."
"Heem sedikit."
Ben tersenyum tipis ujiannya semakin berat, jika seperti ini miliknya tentu jangan ditanya lagi ber-reaksinya bagaimana.
"Bocil setidaknya kau tenangkan diriku sedikit saja, daripada kau menenangkan milikku." Ujar Ben saat tingkat pertahanannya mencapai batas akhir.
Selena sedikit kebingungan juga harus apa. "Bagaimana caranya?."
Jari Bentley perlahan mengelus lembut bibir ranum yang sexy itu. "Mau berciuman?."
Deg!
Selena menelan salivanya. "Aku belum pernah dan ini untuk suamiku nanti."
"Apa suamimu tak akan marah jika sebelum menikah kau seperti ini kepadaku?." Timpal Ben.
Jika dipikir-pikir tentunya pasti marah, Selena terdiam pertanyaan Ben seperti menjebak. "Aku tidak percaya lagi lelaki, menikah diluar rencanaku."
"Maka menikahlah denganku..." Timpal Ben, ia tak bisa tahan lagi ditariknya tengkuk Selena ia satukan bibirnya dengan bibir ranum wanita cantik itu.
Mata indah Selena melotot saat sesuatu yang lembut dan hangat menempel pada bibirnya, jantung wanita cantik itu semakin tak karuan.
Bentley merubah posisi tanpa melepas ciuman.
Selena berusaha mendorong tubuh kekar Ben, namun ia kalah telak saat pria tampan itu malah menindihnya. "Mmmhh! o-ommmh!!..."
Ben tak mempedulikan itu, yang awalnya kecupan lembut kini Ben mel*matnya menyesap bibir manis Selena dalam-dalam, menyampaikan rasa sayang dan gairahnya bersamaan.
.
TBC
Sebelum lanjut ingat! tinggalkan jejaknya ya😉🤗
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh