Safire adalah seorang Dokter di masa depan, tiba-tiba dia sudah berada di tubuh seorang Putri. Istri dari seorang Pangeran yang dulunya adalah kandidat Putra Mahkota terkuat, tapi karena suatu insiden memalukan akhirnya sang Pangeran harus kehilangan wajah dan wibawa-nya. Karena penjebakan Esmera, akhirnya dia harus menikahi wanita yang tidak disukainya. Seorang Putri yang sangat angkuh, jahat dan licik.
"Kau bangun?! Ckkkk.... aku kira kau mati! itu yang aku harapkan! Jangan pikir aku menyentuh dan menggaulimu karena aku menginginkanmu, Esmera! Aku dipaksa meminum obat oleh Ibu Suri karena kau merengek padanya. Kau bilang padanya setelah aku menikahimu aku tidak pernah menyentuhmu! Bahkan sekarang setelah aku menyetubuhimu, aku ji jik pada diriku sendiri!" ujar Pangeran Alexander berwajah ji jik.
Akankah Safire bisa merubah stigma buruk Putri Esmera, pemilik tubuh yang ia masuki?
Yuk, kepoin aja...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - 33 Dasar Nakal.
...Aku mau ngucapin beribu makasih pada kalian yang dukung aku disaat aku terpuruk... eh Author lagi nge-drama dikit. Hehe... Alhamdulillah All berkat kalian semua memberi rate 5 ⭐⭐⭐⭐⭐ dan komentar - komentar yang luar biasa mendukung. Akhirnya Rating aku kembali ke semula, yang awalnya anjlok turun ke 4,5 lalu naik ke 4,9 setelah kalian memberi rate 5 rating langsung naik lagi ke 5. Huhu... terhura. Makasih sebanyak-banyak nya untuk semua. Maaf nggak bisa sebutin nama kalian satu-persatu takutnya ada yang kelewat jadi aku khusus kan untuk semuanya. Peluk kalian 🤗😍😘...
...****************...
Bab.33
Safire membaringkan Pangeran Otis di atas ranjang, mengeluarkan kotak ajaib nya. Dia mengumpulkan alat -alat untuk mengobati luka, sudah ada lengkap di dalam kotak. Safire menggelengkan kepalanya, masih merasa takjub dengan benda yang selalu begitu saja ada di dalam kotak obat.
Sebelum mengobati luka, Safire menyuntikkan anestesi lokal. Pembiusan yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh tanpa menyebabkan kehilangan kesadaran. Lalu, dengan lihai Safire mengobati luka pada perut Pangeran serta luka lainnya.
"Aku yang memang baru mengenalmu atau kamu adalah bidadari yang dikirim surga untuk ku? Apa ada Tabib selihai dan sepintar dirimu? Lihatlah, kotak obat mu saja setiap hari ada barang - barang baru. Apa benar kata Alex, kamu seorang penyihir. Namun, penyihir cantik dan baik... khheee..." Pangeran Otis terus bicara, obat bius sudah mulai bekerja saat Safire menjahit luka pun Pangeran Otis tak meringis kesakitan.
Safire tersenyum mendengar gombalan yang terlontar keluar dari mulut Pangeran Otis, di dunia zaman modern kata - kata itu sudah kuno dan terkesan norak namun entah kenapa terasa menyejukkan hati saat Pangeran Otis yang mengucapkan.
"Lalu, dimana aku selama ini hidup? Kenapa aku baru menemukan mu, pria sempurna?" Safire membalas gombalan Pangeran Otis.
"Dulu aku tidak percaya ada yang sempurna di dunia ini, Esmera. Tapi kini aku percaya, kamu salah satunya. Ciptaan Tuhan paling sempurna."
Safire terkekeh, benar-benar perkataan norak tapi Pangeran Otis mengatakan nya seolah itu adalah kebenaran nya. "Iya... iya. Aku sempurna, kamu juga. Jadi kita cocok, 'kan?"
Tangan panjang Pangeran Otis bergerak lemah ke atas kepala Safire, dengan lembut membelai rambut wanita yang sedang sibuk menunduk.
"Terima kasih, Esmera."
"Untuk apa?"
"Karena memilihku daripada Alex."
Safire mengangguk melanjutkan kembali jahitan nya.
"Tapi Esmera..."
" Tapi?" Safire mengangkat kepala menunduknya melihat gurat khawatir di mata Pangeran Otis. "Ada apa, Otis?"
"Setelah selesai mengobati ku, cari Alex. Obati lukanya, sepertinya hatinya juga sangat terluka. Bagaimana pun Alex sudah mulai berubah lebih baik padamu, jangan biarkan dia mendendam padamu."
Safire menghela nafas pelan lalu mengangguk. "Baik. Sekarang diam, aku harus segera menyelesaikan jahitan nya agar lukamu tak terkena udara atau bakteri. Akan bahaya jika ter infeksi. Lukamu juga tidak boleh terkena air."
"Aku tau. Aku memang lebih sering tinggal di Istana karena aku seorang penasihat Raja tapi aku pernah beberapa kali ikut berperang. Jadi aku pernah beberapa kali terkena tusukan dan tau bagaimana cara merawat lukanya."
"Baguslah kalau kamu sudah paham, pantas saja ada beberapa bekas luka di perutmu ini. Otot ini juga pasti terbentuk karena sering latihan pedang dan berperang." Kagum Safire malah mengelus otot - otot sexy Pangeran Otis, kefokusan nya seketika buyar.
"Kamu yang mengatakan harus cepat selesai menjahit lukaku tapi kamu sendiri yang malah tergoda hal lain, haha... apa tubuhku bagus? Kamu ingin melihat semuanya?" jahil Otis.
Safire tersadar, dia segera melepaskan elusan tangan nya dari otot - otot perut Otis. Wajahnya merah padam, merasa malu akan kelakuan nya.
"Aku tidak keberatan kalau saja aku tidak sedang terluka, tapi mungkin kita bisa..." bibir Pangeran Otis mengerucut memberi cium bibir dari jauh.
"Dasar nakal!" Safire menggeleng tapi tak kuasa menahan senyum nya, bukan hanya Otis yang nakal tapi dia juga. Di dunia-nya dia masih mempunyai batasan, masih sekedar ciuman dan berpelukan. Dia dan Morgan belum melakukan hal lebih dari itu. Safire masih kolot dengan pikiran nya, selalu berpikir akan bercinta dengan pasangan nya setelah menikah.
