NovelToon NovelToon
Penerus Sang Billioniare

Penerus Sang Billioniare

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Anak Lelaki/Pria Miskin / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:69k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Hanya karena dipuji ketampanannya oleh seorang wanita, Miko justru menjadi target perundungan sang penguasa kampus dan teman-temannya.

Awalnya Miko memilih diam dan mengalah. Namun lama-kelamaan Miko semakin muak dan memilih menyerang balik sang penguasa kampus.

Namun, siapa sangka, akibat dari keberanian melawan penguasa kampus, Miko justru menemukan sebuah fakta tentang dirinya. Setelah fakta itu terungkap, kehidupan Miko pun berubah dan dia harus menghadapi berbagai masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah dan Putranya

Akhirnya Ayah dan anak itu makan bersama di sebuah restoran. Keduanya pun terlihat semakin akrab dalam obrolan yang mereka perbincangkan.

"Oh iya, tadi pagi, kamu ngeluarin uang banyak banget, buat apaan, Mik?" tanya William disela-sela menikmati hidanganya.

"Ngeluarin uang banyak?" Miko agak kaget mendengar pertanyaan ayahnya, sampai dia berhenti sejenak dalam menguyah makanan.

William mengangguk. "Setiap kali kamu transaksi memakai akun bank kamu, Ayah akan mendapat laporan. Tadi nama rekeningnya kaya nama yayasan. Yayasan apa itu?"

Miko mencoba mengingatnya beberapa detik. "Oh itu," ucap Miko begitu ingatannya kembali. "Panti asuhan, Yah. Panti asuhan dekat rumah, di kampung."

"Oh..." William mengangguk.

"Apa Ayah keberatan, aku menggunakan uang untuk menyumbang panti asuhan?" tanya Miko begitu melihat reaksi William.

William sendiri malah tersenyum. "Nggak lah, Ayah malah senang kamu menggunakan uang banyak tapi untuk hal yang bermanfaat."

Miko pun ikut tersenyum. "Panti asuhan itu kan nggak selalu dapat donatur, Yah. Malah, buat yang udah remaja, mereka diminta untuk membantu memasarkan usaha yang ada di sana."

"Usaha? Usaha apa emangnya?" William pun jadi penasaran.

"Jadi, setiap mereka dapat bantuan berupa uang, pengurusnya tuh nggak menggunakan uang itu hanya fokus ke makanan. Tapi sebagian uangnya diputer untuk buka usaha. Ada beberapa jenis usaha yang mereka lakukan, seperti buka toko sembako, bikin roti dan makanan ringan. Semua itu dilakukan pihak panti dan dibantu anak-anak yang ada di sana."

"Wahh, ya bagus tuh konsepnya. Jadi pantinya bisa mandiri, nggak terlalu bergantung pada sumbangan," puji William.

"Itu dia tujuannya, Yah, makanya, banyak orang tua yang ekonominya dibilang sangat lemah, menitipkan anaknya di sana. Selain belajar mandiri, anak-anak panti itu juga mendapat biaya gratis ke sekolah yang berhubungan dengan panti itu sampai sekolah menengah atas."

William manggut-manggut.

"Aku juga enam tahun ikut di panti itu, Yah."

Seketika William tertegun sampai dia menatap lekat anaknya.

Miko tersenyum. "Sebenarnya, Nenek dan Kakek melarang, tapi Ibu bersikeras menitipkan aku ke sana. Untungnya letak pantinya dekat. Jadi aku pulang tiap hari, juga bisa."

"Lalu, alasan apa yang membuat ibumu menitipkan kamu ke panti?" William pun kembali dibuat penasaran meski di dalam hatinya, ada yang tersentil karena merasa bersalah pada anaknya.

"Yang utama sih sebenarnya agar biaya sekolahku lebih ringan, jadi tidak terlalu membebani Kakek dan Nenek. Yang keduanya paling, agar aku lebih mandiri."

William mengangguk samar. Dia sengaja tidak kembali bertanya karena perasaannya cukup sesak. Sejenak, dua pria beda usianya itu saling diam dengan fokus menikmati hidangan yang ada di hadapan mereka.

"Kalau dulu, Kelvin gimana, Yah?" William sontak melempar pandangan ke arah anaknya begitu mendengar pertanyaan tersebut.

"Dulu, Kelvin juga pasti sering menggunakan uang Ayah, kan?" Miko memperjelas maksud dari pertanyaannya.

William tersenyum kecut. "Yang pasti, berbeda sama kamu. Dia lebih banyak menggunakan uangnya untuk membeli barang mahal, traktir teman-teman di tempat mewah. Nggak ada yang berguna sama sekali."

Miko agak tertegun mendengarnya.

"Wajar, jika dulu kamu menjulukinya anak manja. Dia memang manja banget. Tiap ada masalah, selalu Ayah yang jadi andalan. Padahal, dia sendiri yang bikin masalah."

Miko mengangguk pelan. "Apa Ayah, masih kecewa kalau dia ternyata bukan anak Ayah?"

"Tidak," balas William tegas. "Setelah diresapi baik-baik, justru ayah merasa beruntung. Bayangkan saja jika Kelvin beneran anak kandung Ayah. Bisa jadi dalam 10 tahun ke depan, perusahaan Ayah akan bangkrut jika dikelola oleh anak seperti itu."

"Dikelola?" tanya Miko lagi.

William mengangguk. "Namanya penerus ya sudah seharusnya mengelola perusahaan keluarganya. Begitu juga dengan kamu. Untungnya, kamu kuliah ambil jurusan bisnis dan manajemen. Jadi nanti kamu bisa mempraktekan ilmu yang kamu dapatkan sambil belajar mengelola perusahaan Ayah."

Miko tercenung beberapa saat. William bahkan sampai tersenyum melihat reaksi anaknya.

"Nggak perlu terlalu menganggap beban, Nak. Tugas kamu yang utama untuk saat ini adalah belajar yang lebih giat lagi."

Miko pun ikut tersenyum dan obrolan kembali dilanjutkan sampai mereka benar-benar menghabiskan semua hidangan yang mereka pesan.

Selang beberapa puluh menit kemudian, ketika keduanya pulang dan baru saja sampai rumah, mereka cukup terkejut karena ada wanita yang duduk sendirian di teras rumah mereka.

"Ibu kok di luar?" tanya Miko, begitu mendekati wanita tersebut.

"Kalian darimana saja? Jam segini baru pulang?" bukannya menjawab, Seruni dengan ketus malah melempar pertanyan balik pada dua pria itu.

"Cuma makan, Run, nggak lebih," jawab William santai. "Kamu marah karena nggak diajak?" William malah terkesan meledeknya.

"Dih, siapa yang marah?" bantah Seruni. "Soalnya nggak biasa aja, Miko pulang terlalu malam."

"Ya elah, baru juga jam 10. Lagian kan kamu tahu, Miko pergi bareng Ayahnya."

Seruni mendengus. "Sekarang, masuk, mandi tidur," titah Seruni kepada Miko, dan dia langsung masuk tanpa peduli dua pria yang justru tersenyum oleh sikap wanita itu.

"Ibumu galak yah, Mik," ucap William agak berbisik.

Ya, begitulah," jawab Miko.

Senyum William makin melebar. "Ternyata dia masih sama, galaknya nggak berubah dan masih terlihat menggemaskan."

Kening Miko sedikit berkerut, lalu dia pun ikut tersenyum terus melangkah masuk, disusul oleh William.

Mereka masuk ke kamarnya masing-masing dan melakukan apapun yang biasa mereka lakukan, hingga saatnya mereka tertidur dengan suasana hati yang begitu tenang.

####

Ketika hari berganti lagi, rumah William terlihat lebih ramai dari biasanya. Hal itu disebabkan semua anggota keluarga yang berada di luar negeri, pada pulang dan mereka berkumpul, untuk ikut merayakan pesta pernikahan William.

Miko merasa senang dan terharu, karena keluarga besar ayahnya sangat baik dan cukup akur. Berbeda dengan keluarga dari sang Ibu. Meski pun belum ketemu semuanya, Miko agak kecewa karena ada anggota yang sangat tega, menjadi provokator atas musibah yang menimpa Ibunya saat hamil dirinya.

Karena terbentur dengan jadwal kuliah, Miko pun terpaksa harus meninggalkan kehangatan keluarga Dixion untuk sementara waktu.

"Nih, buat ayah kamu," ucap belinda sembari menyerahkan sesuatu pada Miko yang saat itu berada di kelasnya.

"Apa ini?" tanya Miko sembari memperhatikan benda yang tak lain adalah sebuah undangan.

"Undangan acara kampus, pentas seni, malam minggu besok," terang Belinda sembari duduk di kursi sebelah Miko.

"Apakah wajib datang?" tanya Miko.

"Yang namanya orang paling penting ya wajib datang."

Miko mendengus.

"Kalau mau ikut berpartisipasi atau menjadi sponsor, kamu hubungi aku aja. Ayahmu juga biasa jadi sponsor acara ini."

Miko hanya mengangguk samar. Dia pun memperhatikan undangan yang cukup bentuknya sangat bagus.

"Mik, ayo keluar!" seru Didi. "Yang lain sudah pada nungguin!"

"Oke!" Miko segera memasukan undangan itu ke dalam tas dan beranjak menghampiri Didi.

Miko menuju ke lapangan kampus dimana sebagian mahasiswa berada di sana. Di saat Miko mengedarkan pandangan ke arah lain, Miko tersenyum sinis, kala melihat sesuatu.

1
Bojone pak Lee
iya,dia bapakmu🤭
dwiseto m
Luar biasa
HARTINMARLIN
ya tamat
Afif Mujahidin
Luar biasa
𝒯ℳ
terimakasih thor atas suguhan karyanya
Merry Merr
Luar biasa
Merry Merr
Kecewa
ByngnHtm
g terima ini, miko blom kawin masa udhan bae woi nambah lgi lah ayolah
Nining Sariningsih
novel paling Ter sat set🤣🤣🤣
Apriyanti
ko cepat bgt Thor tamat nya,,semoga ada season 2 nya ya Thor,, terimakasih Thor Uda update tiap hari,,semangat trus buat karya² mu 💪😘🥰🙏
Apriyanti
semoga aja BKN miko
Yuliana Purnomo
thanks Thor 👍,,,aku senang membaca karya mu,, next sukses terus
Yuliana Purnomo
aku gak yakin itu perbuatan Miko
mbok Darmi
akhirnya happy ending, terima kasih kak author sehat2 selalu ditunggu karya berikutnya
Raditya Vicky
Luar biasa
"SATYA~WARDAYA"
kalo emang miko yang terjebak
berarti cerita ini konyol...😄😄😄
anak penguasa dengan banyak bodyguard kok bisa lepas pengawalan...😄😄😄
konyol...😄😄😄
Was pray
begitu mudah kah miko terjebak? berarti miko memang polos dan bodoh kl mudah terjebak trik lawan2nya
"SATYA~WARDAYA": kalo benar, berarti konyol novelnya ini brow...😄😄😄
kayak senetron indosima...😄😄😄
total 1 replies
Zulkarnain Husain
up thorrr
Apriyanti
semoga Miko gak knp²
lanjut thor 🙏
Apriyanti
bibi jahat seperti itu jgn di kasih ampun seruni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!