Seorang pemuda yatim piatu dan miskin yang tidak memiliki teman sama sekali, ingin merubah hidupnya. Buku warisan nenek nya menjawab tekadnya, 7 mentor atau guru yang berasal dari dunia lain yang jiwanya berada di dalam buku mengajari nya macam macam sampai dia menjadi orang yang serba bisa.
Kedatangan seorang gadis bar bar di hidupnya membuat dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarganya dan membuat dirinya menjadi yatim-piatu. Ternyata, semuanya ulah sebuah sekte atau sindikat yang berniat menguasai dunia dari balik layar dan bukan berasal dari dunia nya.
Akhirnya dengan kemampuan baru nya, dia bertekad membalas dendam pada musuh yang menghancurkan keluarganya dan menorehkan luka di keningnya bersama gadis bar bar yang keluarganya juga menjadi korban sindikat itu dan tentu juga bersama ke tujuh gurunya yang mendampingi dirinya.
Genre : Fantasi, fiksi, action, drama, komedi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Setelah itu, Evan duduk di sebelah Bella, sedangkan Joni dan lainnya duduk di sebrang mereka, Evan menjelaskan apa yang terjadi pada Bella dan menjelaskan tentang Jacky yang menjadi makhluk aneh kemudian menyerang Joni.
“Jadi gitu bos, ok deh, kita ikut lo ke ibukota, di sini gue dan geng gue juga udah ga punya siapa siapa,” ujar Joni.
“Sip, gue dan Bella akan berangkat besok, ntar kalo temen lo yang di rumah sakit udah di rawat, langsung jalan aja, alamat nya ntar gue kirim,” ujar Evan.
“Ntar dulu, Van, di sana mereka tinggal ama siapa ?” tanya Bella.
“Ya sementara sama kita, tanah di rumah ku kan gede, kita bisa bangun rumah kecil untuk mereka,” jawab Evan.
“Hah...bangun rumah ? ya ampun, emang kamu pikir bangun rumah murah apa,” ujar Bella.
Tanpa menjawab, Evan memperlihatkan saldo di buku rekeningnya di hadapan wajah Bella, langsung saja mata Bella membulat, dia menoleh melihat Evan yang sudah mendekatkan wajahnya ke telinganya,
“Habis ini kalau di print lagi, nambah 1,5 miliar lagi, total duit kita 2,6 miliar di tambah sisa penjualan rumah ini nanti,” ujar Evan berbisik.
“Huh...duit darimana ?” tanya Bella.
“Ada deh, rahasia, tapi halal kok, tenang saja,” jawab Evan.
“Huh...bukan itu....ya udahlah,” balas Bella sambil mengambil rokok di meja.
Setelah menaruh rokok di mulutnya, “cklik,” Joni menyalakan apinya, “fuuuh,” Bella menyemburkan asap nya ke wajah Joni.
“Makasih ya,” ujar Bella ketus.
“Maaf ya bu bos, waktu itu gue dan anak buah gue kasar ama bu bos,” ujar Joni menunduk.
“Grrr lo mencet gue, sakit tahu ga, gue masih marah sebenernya ama lo, tapi karena Evan memperkerjakan kalian ya sudah,” ujar Bella.
“Inget ya, jangan macem macem, lo pada udah liat kan apa yang bisa gue lakukan ke lo pada kalau lo macem macem ?” tanya Evan.
“Iya bos, kita ngerti bos, ga usah khawatir, kita bakal jaga rumah bos dan bu bos, kalian tenang tenang saja ke sekolah nanti,” jawab Joni.
“Grrrrr...kenapa harus mereka sih,” ujar Bella berbisik kepada Evan.
“Nah bener tuh bos, kenapa harus mereka,” ujar Evan di kepalanya.
[Gerard : untuk ukuran dunia mu, mereka kuat walau bodoh, hanya itu jawaban nya.]
Evan membisiki Bella jawaban dari Gerard, kemudian Bella menghela nafasnya, dia berdiri, dan “plaaak,” dia menampar Joni yang duduk menunduk di depannya.
“Dah ya, impas,” ujar Bella.
“Sip, makasih bu bos,” balas Joni yang terlihat senang di tampar Bella.
Setelah itu, Joni dan kedua anak buahnya pergi, Evan mengirimi mereka alamat rumah mereka di ibukota. Evan menoleh melihat Bella yang bersusah payah menggenggam dan membuka kedua tangannya, di sebelahnya.
“Kamu ngapain ?” tanya Evan.
“Enggak,” jawab Bella.
“Kita berberes yuk, besok kita harus pergi,” ajak Evan berdiri.
“I..iya, bentar ya,” balas Bella.
“Ya sudah, aku ke kamar dulu berberes,” ujar Evan.
Setelah Evan masuk, Bella meneruskan melatih kedua tangan nya yang memakai beban kasat mata dengan menggenggam dan melepasnya.
“Gue harus jadi kuat lagi, selama ini gue melindungi Evan, sekarang gue ga bisa di lindungi dia terus terusan, walau awalnya gue menyerahkan semua sama dia karena minta perlindungan,” ujar Bella dalam hati.
******
Keesokan paginya, setelah membeli tiket dan masuk ke dalam kereta cepat, keduanya duduk di kursi yang sudah di sediakan. Evan melihat kembali buku tabungannya, jumlahnya sekarang menjadi 2,6 miliar, setelah dia membawa buku nya ke bank sekali lagi kemarin. Dia menoleh melihat Bella yang duduk di sebelah jendela dan menyimpan bukunya,
“Kamu ga apa apa ?” tanya Evan.
“Ga apa apa, aku malah senang, berarti rumah mama kamu itu rumah yang dulu aku sering main ke sana kan ?” tanya Bella.
“Yap bener, sekarang kita tinggal di sana, semoga kamu betah,” jawab Evan.
“Kalau di sana aku yakin aku betah, karena dulu saja aku sudah betah kan,” ujar Bella.
“Bel, sori, boleh tanya ga kenapa papa mu di penjara ?” tanya Evan.
“Hmm papa ku di hukum penjara seumur hidup karena melakukan pembunuhan terencana terhadap seorang pejabat, tapi aku yakin dia tidak bersalah,” jawab Bella.
“Begitu,” ujar Evan.
“Waktu aku sudah cukup mengerti dan membaca berkas perkaranya, papa ku tidak mengakui perbuatan nya sampai akhir, itu sebabnya hukumannya berat, karena buktinya sangat nyata, dia terekam oleh cctv di rumah korban, tapi setelah mendengar cerita kamu ada makhluk yang bisa merubah wujudnya seperti si Kevin itu, aku jadi yakin papa ku tidak bersalah,” ujar Bella.
“Hmm iya benar, nanti kita cari tahu,” ujar Evan.
[Clyde : aku berpesan agar kamu hati hati Van, manusia yang di tukar oleh NOS akan berbahaya jika mereka menyadari dirinya di tukar, contoh teman sekelas mu Kevin, dia mengira dia memiliki kekuatan super dan langsung berbuat sesuka hatinya menurut keinginan nya.]
“Aku tahu sir, berarti ada kemungkinan ada NOS yang menyamar menjadi ayah Bella sehingga dia terbukti bersalah,” ujar Evan.
[Clyde : itu bisa jadi, semua itu jawaban nya ada di ibukota, termasuk siapa ayah angkat Bella yang mirip dengan ayah mu dan siapa sebenarnya yang menorehkan luka di kening mu.]
“Baik sir, aku mengerti,” ujar Evan.
[Gerard : ada alasannya aku menyuruh mu merekrut para preman itu menjadi anak buah mu, kamu akan tahu nanti kalau kamu tiba di sana.]
“Aku mengerti bos, terima kasih uangnya,” ujar Evan.
[Gerard : itu hasil mu, anggap saja kamu bekerja untuk ku dan jangan lupa latihan mu.]
“Siap bos,” ujar Evan.
[Dimitri : pejamkan mata mu.]
Evan memejamkan matanya, kemudian setelah dia membuka matanya kembali, dia sudah berdiri di ruang putih bergaris seperti buku. Namun ketika dia menoleh, Evan melompat ke belakang karena terkejut, alasannya dia melihat wajah Gerard penuh lebam dan kening Clyde berlubang walau tidak mengeluarkan darah.
“Bos...sir...kenapa ?” tanya Evan.
“Ah itu ulah istri mereka, biarkan saja,” jawab seorang pria bersuara parau di belakang Evan.
Evan menoleh melihat seorang pemuda tampan berambut putih panjang, bermata hijau, memakai long coat berwarna hitam dan memakai kaus dalaman hitam, di pinggangnya terlihat dua buah pistol revolver dan sebuah pedang besar di punggungnya.
“Um...prof Dimitri ?” tanya Evan.
“Tepat sekali, akhirnya kita bertemu muka ya Van,” jawab Dimitri.
Melihat Dimitri yang nampak misterius dan sedikit memancarkan aura mengerikan, Evan mundur selangkah,
“Um...profesor manusia ?” tanya Evan.
“Hmm manusia ya ? lebih tepatnya mungkin chimera, tapi otak ku manusia,” jawab Dimitri.
“Huh ?” tanya Evan.
“Ah agar lebih mudah, aku perlihatkan saja kisahku selagi aku masih hidup di dunia yang bernama Arkhasic,” jawab Dimitri.
“Ctak,” Dimitri menjentikkan jarinya dan tayangan di buku hologram besar yang berada di tengah ruangan menampilkan kisah hidup Dimitri ketika masih berada di dunia nya.