Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Waktu cepat berlalu tak terasa Sandra akhirnya ia bisa juga menyelesaikan kuliahnya. Setelah selesai dengan berkas-berkas skripsinya,Sandra berjalan menuju gerbang dan agak menjauh dari tempat dia biasa menunggu angkot pulang kerumah. Sandra berusaha menghindari Arya sebisa mungkin. Sandra tersadar dari lamunan karna merasa ada yang memanggil namanya.
"Ternyata kamu disini San,aku nyariin kamu tau ga!" Ucap seorang laki-laki yang menyandarkan motornya,lalu melangkah duduk disamping gadis itu.
"Aku nunggu angkot kak." Sahut Sandra tak enak hati.
"Udah,ayo aku anter kamu pulang. Dijamin selamat sampai rumah." Ajak Arya tersenyum semanis mungkin.
Sandra mematung tak menggubris permintaan Arya,dia sudah berjanji kepada Via dan Sinta untuk menjauhi Arya.
"Kok diam.Buruan..." Arya menarik tangan Sandra menuju motornya.
Sandra berperang dengan pikirannya sendiri.Gimana caranya menolak ajakan Arya.Tapi Arya terus memaksa,mau ga mau akhirnya Sandra mengikuti Arya.
Selama dalam perjalanan tak ada obrolan antara mereka berdua.Sepertinya mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Arya tersenyum mencuri-curi pandang melalui kaca spion motornya,melihat Sandra yang begitu membuatnya tidak bisa tidur. Mata teduh,bulu mata lentik,bibir merah merekah tanpa polesan. Kecantikan alami yang jarang dimiliki gadis zaman sekarang.
Sandra yang sadar diperhatikan,berusaha bersikap biasa - biasa saja.
Tiba-tiba Arya membelokkan motornya ke sebuah warung makan,tanpa meminta persetujuan Sandra.
"Ayo turun.Kita makan dulu. Kamu pasti laparkan?"Ucap Arya tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya.
"Maaf kak,Kok kita kesini." Tanya Sandra heran.
"Kita istirahat dulu sebentar,habis itu baru aku mengantarmu pulang."Ujarnya menarik tangan Sandra kedalam warung.
Dengan terpaksa Sandra mengikuti langkah laki-laki tersebut. Karna suasana warung agak sepi mereka bebas memilih duduk dimana saja yang mereka suka.
"Kamu mau pesan apa? "Ujar Arya menyerahkan menu makanan.
"Aku terserah kakak saja." Ujar Sandra kurang semangat.
Arya memanggil pelayan dan menyebutkan makan yang ingin dipesannya.
"Nasi goreng seafood dua,es jeruk dua." Ujar Arya.
"Masih ada lagi." Tanya pelayan itu.
"Udah cukup segitu dulu,nanti kalau mau nambah kami pesan lagi." Jawab Arya Ramah.
"Saya ulang pesanannya.Nasi goreng seafood dua,es jeruk di. Tunggu sebentar kami siapkan dulu." Ucap pelayan itu sangat Ramah.
"Kamu ga marah kan San?" Ujar Arya sesaat pelayan itu pergi.
"Mau gimana lagi,marah pun ga ada gunanya." Pungkas Sandra dengan wajah cemberut.
"Maafin aku Sandra. Kuharap kamu bisa mengerti." Lirih Arya.
Tak lama pesanan mereka pun datang.Tak ada suara diantara mereka. Rasa canggung membuat mereka membisu.
"Gimana rasa nasi gorengnya,enak ga?" Arya berusaha memecah keheningan diantara mereka berdua.
Sandra menganggukkan kepala sebagai jawaban mengiyakan. Selesai menghabiskan nasinya Sandra bergegas mengajak Arya segera pulang kerumah.
Hanya keheningan yang tercipta sepanjang perjalan menuju rumah Sandra. Tak terasa motor yang mereka tumpangi sudah memasuki pekarangan rumah Sandra.Gadis itu bergegas turun.
"Terimakasih kak untuk hari ini." Ucap Sandra.
"Sama-sama, aku langsung balik ya." Ujar Arya memutar motornya keluar pekarangan rumah.
Gadis itu memandang kepergian Arya dengan hati yang tak menentu. Baru beberpa langkah mau masuk kedalam rumah,ada suara yang memanggil gadis itu.Saat memutar badan Gadis itu kaget ternyata ada Ajeng sepupunya.
"San, loe kok bisa pulang bareng kak Arya sih? Kamu ngaca dong, kamu itu ga pantas dekat-dekat dengannya." Ujar Ajeng sarkas.
"Emang ada larangan ya?"Jawab Sandra asal yang membuat Ajeng meradang.
"Kamu itu harus tau diri, kak Arya itu pantasnya dengan orang yang setara dengannya,bukan dengan orang miskin sepertimu." Sarkas Ajeng.
Sandra tertawa kecil melenggang meninggalkan Ajeng yang masih ngoceh ga jelas. Lebih baik membersih badan yang lengket dan segera istirah daripada meladeni orang ga jelas.
Ajeng tak terima dengan perlakuan Sandra,dia belum puas sebelum mendapatkan apa yang dia mau. Dengan kasar dia mengedor-ngedor pintu rumah Sandra sambil berteriak.
"TOK....!!"
"TOK....!!"
Terdengar pintu diketuk dari luar oleh seseorang siapa lagi kalau bukan Ajeng yang masih belum puas mendengar jawaban dari Sandra.
"San...Sandra aku belum selesai ngomong,buka pintunya?" teruak Ajeng dari luar.
Sandra tak menggubris teriakan Ajeng. Lebih baik dibiarkan saja kalau udah capek berhenti sendiri pikir Sandra.
Bu yanti tetangga sebelah merasa terganggu dengan teriakan Ajeng lantas menegurnya.
"Hei...Jeng ngapain kamu teriak-teriak ga jelas dirumah Sandra? Ganggu aja." Sarkas bu yanti.
"Mulut mulut saya, suka suka- saya dong." Jawab Ajeng mendelik.
"Saya tau,tapi suara teriakanmu ganggu kuping saya. Bisa ga kalau mau bertamu baik-baik. Kalau mau teriak-teriak kehutan sono." Jawab bu yanti kesal.
Ajeng mengerutu ingin menjawab kembali tapi kembali dipotong bu yanti.
"Lebih baik kamu pulang sana. Jangan cari gara-gara disini." ujar bu yanti penuh penekanan.
Ajeng yang merasa tersudut mau ga mau terpaksa mengikuti perintah bu yanti pergi meninggalkan rumah Sandra.
"Awas aja loe . Dasar anak miskin,loe masih hutang penjelasan " teriaknya terus berlalu.
Sandra mengintip dari dalam melalui celah jendela yang tersingkap. Untuk saat ini Sandra bisa bernafas lega tapi entah dengan hari esok. Sepupunya itu tak henti - hentinya menganggu hidupnya.
Badan yang lengket setelah seharian beraktivitas memaksa gadis itu bersih-bersih dulu baru istirahat. Guyuran air terasa sejuk membasahi tubuhnya.
Badan yang lelah cepat membawa Sandra memasuki dunia mimpi yang indah.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏
Sekarang dada Yb Bener mama Nya siapa/Hey//Facepalm/