Alana Safira Mahendra, ialah gadis biasa yang sering di panggil lana. ia berusia 16 tahun tapi dia sangat di benci oleh keluarganya, karna hasutan dari anak angkat yang di temukan oleh orang tuanya.
Awalny keluarga mereka harmonis tapi setelah kedatangan anak yang di temukan oleh orang tuanya semua berubah, ia menghasut dan mefitnah Lana kepada keuarganya mengakibatkan keluarganya membeci Lana.
Karna telah lelah mengemis kasih sayang dan perhatian dri keluarganya Lana pun meyerah, ia akan menunjukan sifat asli yang selalu ia tutupi dari keluarganya.
'Semuanya berubah, akan aku tunjukan siapa Alana safira yang sebenarnya dasar keluarga bangs*t' Ucap Alana Safira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 25
Alex telah tiba di perusahaan ia bergegas menuju ruang Tim IT. Sampai di ruang tim IT Alex terkejut dengan pemandangan di layar besar yang berada di dalam ruangan.
"Sebenarnya apa apaan ini Ivan" geram Alex karna saat ia membuka pintu ruangan tin IT di layar monitor besar tertulis sebuah kata yang membuat Alex sangat marah.
"HAVE FUN PLAYING SIR"
"Jadi tadi kami masih berusaha mengendalikan semuanya tuan tapi beberapa saat sebelum tuan datang virus itu tiba tiba menghilang dan muncul tulisan tersebut" jelan Ivan.
"Siapa yang berani bermain main dengan Mahendra?" gumam Alex.
"Ivan kau cari alamat IP pengirimnya, akan ku buat dia menderita" tegas Alex.
"Baik tuan akan kami kerjakan" jawab Ivan.
Alex segera meninggalkan perusahaannya ia akan segera kembali ke mansion nya untuk menemani istrinya tercinta.
Markas the devils
Liam terbahak bahak mendapat pesan dari anak buahnya bahwa mereka berhasil membuat si tua bangka itu kesal.
Mereka semua yang berada di situ heran apa sebenarnya yang Liam tertawakan.
"Apa yang loe ketawain" tanya David.
"Hahahaha .. anak buah gue berhasil ngerjain si tua bangka itu" jawab Liam.
"Maksudnya gimana bang" tanya Ayunda.
"Kan tadi abang nyuruh bawahan abang buat kirim virus ke perusahaan Mahendra dan retas telpon si tua bangka itu, dan saat si tua bangka sampai di perusahaan semuanya kembali normal. Hanya ada sebuah lelucon untuknya" jelas liam.
Liam pun menyodorkan telponnya yang berisi gambar dimana Alex sedang berdiri dan di layar monitor besar bertuliskan "Have fun playin sir" dengan semua huruf kapital.
Mereka yang melihat hal tersebut tertawa terbahak bahak mereka dapat memperkirakan reaksi Alex saat itu.
"Gue yakin tuh orang keselnya kebangetan" ucap Adella di sela sela tawanya.
"Bener Del gue yakin sekarang dia lagi kembali ke mansion sambil ngomel ngomel" timpal Ayunda.
"Ini hanya permulaan" timpal Darendra dengan nada yan dingin dan tatapan mata yang tajam.
Leon dan Nino yang baru saja sampai di mansion Mahendra berjalan dengan lesu karna mereka tak menemukan Lana saat mereka berdua kan memasuki mansion dari arah belakang terdengar suara motor dan mereka berbalik.
Ternyata yang baru saja datang adalah Lana, sontak hal itu membuat Leon dan Nino menghampiri adiknya.
Lana yang baru saja memarkirkan motornya langsung di cecar banyak pertanyaan.
"Dari mana saja kamu dek dari siang tadi" ucap Leon.
"Apa kau tak tahu kakak khawatir" Leon.
"Apa lagi saat kakak tau kamu ikut balapan" Leon.
"Kam gak papa kan dek?" Leon.
"Harusnya loe langsung balik abis ikut balapan bukannya loe balik duluan kan" Nino.
"Kalau mau pergi lagi harusnya ngabarin kakak, biar kakak gak khawatir gini" Leon
"Loe tau gue sma kak Leon juga baru balik sekarang abis nyariin loe" Nino.
Lana yang meras telinganya panas mendengar banyak pertanyaan dari kakaknya itu hanya menarik nafasnya kasar.
"Stop, udah ya kakak giman Lana mau jawab kalau pertanyaannya sekaligus gitu" ucap Lana.
"Lana habis ikut balap motor langsung ke rumah temen lana sekarang baru pulang karna abis ngobrol ngobrol sampe lupa waktu, maaf" jelas Lana menampilkan puppy eye nya.
Leon dan Nino yang melihat ha itu tak dapat marah pada adiknya. Saat mereka masih berada di garasi sebuah mobil memasuki mansion dan mereka tau mobil siapa itu.
Leon yang melihat bahwa itu mobil Alex segera menyuruh Lana untuk masuk. Tapi semuanya terlambat karna Alex telah turun dari mobil.
Alex yang melihat ketiga anaknya yang berada di teras depan bergegas turun apalagi dia melihat ada Lana yang sudah jam segini dia baru pulang.
Alex menghampiri Lana dengan cepat karna Alex sudah sangat emosi karna kejadian di kantor dan mengetahui anak perempuannya seperti preman.
PLAKK ..
sebuah tamparan melayang ke pipi mulus Lana. Lana hanya diam sambil memegangi pipinya yang mulai memerah. Leon dan Nino tak menyangka pa yang papahnya lakukan.
"Apa yang papah lakukan" tanya Leon.
"Aku hanya memberikan anak kurang ajar ini pelajaran, sudah jam berapa ini dan dia baru pulang jika sampai kolega ku tahu mau di taruh dimana muka papah mu ini Lana?" bentak Alex.
Akibat bentakan alex yang sangat nyaring membuat sang istri yang sedang mengambil air minum di dapur menuju teras depan. Ratih melihat suami nya sedang marah dan di sana ada ketiga anaknya. Ratih segera menghampiri suaminya.
"Pah ada apa ini?" tanya Ratih.
"Liat anak gadis sialan itu jam segini baru pulang" jawab Alex.
Ratih yang mendengar ucapan sang suami langsung melirik ke arah Lana yang masih terdiam memegangi wajahnya yang mulai membengkak.
"Apa kau benar baru pulang Alana safira mahendra" tanya sang mamah pada Lana dengan nama lengkapnya.
Lana yang mendengar mamahnya memanggilnya dengan nama lengkapnya seperti ada pisau yang menggores di hatinya.
Semua orang yang sedang tertidur terbangun karna kebisingan yang terjadi. Niko dan Hana berada di ambang pintu masuk menyaksikan kejadian tersebut.
Sedangkan bi Asih dan pak Joko berada di pintu yang menghubungkan antara garasi dan dapur.
"Ya aku baru datang memangnya kenapa?" jawab Lana.
"Kau tanya kenapa, apa kau tak memikirkan bagaimana tanggapan orang orang jika mereka mengetahui putri Mahendra keluyuran malam malam dan blum lagi kau mengikuti balap motor. Mau di taruh dimana muka papah mu Alana" marah Ratih dengan suara yang meninggi.
Lana sudah tak tahan berada di rumah ini lagi, yang biasa orang menyebutnya rumah adalah tempat ternyaman tapi bagi Lana rumah adalah tempat yang selalu menyakitinya tak ada kata nyaman yang sedikit pun dalam rumah yang saat ini dia tinggali.
"TUAN DAN NYONYA MAHENDRA APAKAH PERNAH SEKALI KALIAN MENGKHAWATIRKAN PUTRI KANDUNG KALIAN DAN MENGANGGAP AKU INI ADA?" MARAH LANA DENGAN MATA BERKACA KACA.
"PERNAH KAH KALIAN BERTANYA PADA HATI KECIL KALIAN BAGAIMANA PERASAAN YAN AKU RASAKAN SELAMA INI, KALIAN SELALU MELUKAI PERASAAN KU AU LELAH DENGAN SEMUA INI, TUAN MAHENDRA TENANG SAJA TAK ADA YANG MENGETAHUI BAHWA ANAK PEREMPUAN ANAK ADALAH ANAK YANG URAK URAKAN"
"AKU LELAH DENGAN HIDUP SEPERTI INI AKU SEPERTI TAK KASAT MATA BAGI KALIAN, MULAI DETIK INI AKU AKAN MENGHILANGKAN NAMA MAHENDRA DARI NAMAKU DAN INGAT TUAN NYONYA BAHWA KALIAN TAK MEMILIKI SEORANG PUTRI BERNAMA ALANA SAFIRA" UCAP LANA BERLARI KEDALAM RUMAH.
Mereka yang mendengarnya terkejut Leon,Nino dan semua yang menyayangi Lana merasa sedih.
Sedangkan di ambang pintu Hana tersenyum puas karna sekarang dia satu satunya putri Mahendra meski hanya anak angkat.
Sedangkan kedua orang tua Lana hanya diam saja mereka sudah terlalu kesal dengan segala tingkah Lana.
Lana keluar rumah dengan membawa sebuah tas kecil ia membawa sesuatu yang menurutnya penting saja. Leon dan Nino mencoba menghentikan kepergian Lana.
"Dek kamu jangan pergi kamu au kemana?" tanya Leon
"Iya bener kata kak Leon loe di sini aja ya ada gue yang bakalan jagain loe Lan" ucap Nino.
"Sorry loe gak usah khawatir sama gue loe tenang aja" jawab Lana menepuk bahu Nino.
"Kak aku pergi dulu ya tenang aja nanti aku kabarin" ucap Lana
"Tapi dek .." ucap Leon.
Ucapan Leon lebih dulu di potong oleh Lana karna iya tak ingin berlama lama lagi berada di kediaman Mahendra.
"Shutt cukup kak percaya sma Lana" ucp Lana.
Lana mulai mendekati kedua orang tuanya dan memberikan secarik kertas.
"TUAN DAN NYONYA SEBAIKNYA URUS SECEPATNYA PENGELUARAN NAMA SAYA DALAM KARTU KELUARGA KALIAN" UCAP LANA DINGIN MENYERAHKAN KARTU KELUARGA.
Alex dan Ratih tak percaya bahwa Lana berani berkata begitu mereka mengira ucapan Lana hanya gertakan semata.
Alex yang merasa harga dirinya sebagai kepala keluarga di injak oleh putrinya sangat marah.
"BAIK AKAN KU URUS BESOK SIAP SIAP KAU AKAN MENJADI GELANDANGAN DAN JANGAN HARAP KAU DAPAT KEMBALI KE RUMAH INI LAGI" BENTAK ALEX.