Zu Satria Paksa

Wasa berbisik-bisik pada teman yang lainnya terkecuali Satria.

Satria yang menyadari itu menarik seragam Wasa bagian belakang.

"Ngomongin apaan? Kalian semua udah pada budek apa ngomong pake bisik-bisik segala"

"Hehe. Jujur aja Sat lo naksir nggak sama Lika?" Tanya Supra mewakili teman-temannya.

"Nggak!"

"Serius lo yakin?"

"Kalau kalian suka sama Lika ya deketin aja. Gue udah ada pemiliknya" Satria menepuk dadanya pongah.

"Lo serius?" Tanya Suzu, Wasa, Supra, Vega dan Vario kompak.

"Kalau kaget tuh jangan barengan sendiri-sendiri aja. Jijik gue"

Satria bergidik melirik lima temannya.

"Gil4. Teman sendiri lo bilang jijik bajing4n emang" Kesal Wasa.

"Au ah gue cabut" Satria beranjak dari bangku.

Semuanya melotot.

"Cabut kemana? Bentar lagi masih ada mata kuliah" Supra mengingatkan.

"Ke toilet" Santai Satria sambil meninggalkan meja teman-temannya.

Semuanya tertawa kecuali Supra.

"Noh ikut Satria berak. Bila perlu lo balapan berak sama dia" Ucap Suzu di sambut gelak tawa dari yang lainnya.

🛐🛐🛐🛐

Di toilet pria sini Satria duduk di atas kloset. Menempelkan hape di telinga dengan gelisah. Berulang kali menghubungi Eria namun sampai sekarang tidak di respon.

Satria berdecak menarik hape dari kuping.

"Lo ke mana sih Ri? Angkat dong" Satria kembali menghubungi nomor Eria.

Di dalam kost.

Eria tengah tiduran sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Keringat sampai membasahi keningnya menandakan seperti apa sakit yang Eria rasakan.

Hape yang sejak tadi ada diatas bantal didepannya berbunyi terus menerus membuat Eria jengkel dan menerima panggilan itu.

"Lo ngapain sih nggak angkat telfon gue dari tadi. Lo selingkuh ya!"

Baru saja diterima dan hape ditempelkan ditelinga suara Satria langsung membuat telinga Eria sakit.

"Ayo ngaku! Cowok mana yang berani ngajak jalan cewek gue" Suara Satria kembali terdengar.

Eria menghela.

"Pacar bohongan aja udah banyak aturannya apa lagi jadi pacar beneran. Bisa-bisa gue gantung diri karena keposesifan kamu" Jawab Eria.

"Habisnya elo dari tadi nggak angkat telfon gue ya wajar kalau gue curiga"

Eria berdecak.

"Aku sakit perut jadi nggak menghiraukan panggilan dari siapa pun. Paham!" Eria sangat kesal.

Satria kaget. "Terus sekarang lo dimana?"

"Di kost. Hari ini gue sengaja nggak masuk takut nggak bisa nahan sakitnya"

"Gue ke kost lo sekarang ya"

"Eh nggak usah. Bentar lagi kan ada mata kuliah"

Eria tidak mau mengganggu fokus Satria pada tugasnya.

"Tapi gue khawatir sama lo. Gimana kalau lo pingsan dan nggak ada yang tahu?"

Eria menghela.

"Nggak pingsan kok aku masih kuat. Lagian ini juga hal biasa bagi cewek. Udah sih kalau kamu mau ke sini entaran aja sepulang ngampus. Ntar aku sekalian catat tugas dari kamu"

Satria bingung.

"Sat?"

"Hm"

"Dengerin aku ngomong nggak?" Tanya Eria karena sejak tadi Satria diam saja.

Satria berdecak. "Oke-oke. Gue nurut sama lo"

Eria tersenyum. "Ya udah aku mau istirahat"

"Hm"

Eria memutus panggilan. Entah mengapa dirinya merasa suka jika Satria mengkhawatirkannya.

"Kamu memang baik Sat. Semoga kita bisa sama-sama terus ya. Dikota ini cuma kamu yang peduli sama aku"

Eria berselancar dihapenya ia menilik aplikasi hijau disana tertera ada chat masuk dari nomor tak dikenal.

Eria membuka chat itu dan terkejut saat melihat gambar Satria dan cewek yang seperti pernah ia lihat berpelukan.

Lebih tepatnya Satria yang memeluk.

"Cewek ini siapa sih?" Mendadak rasa nyeri diperut menghilang.

"Ah aku tahu. Cewek ini kan yang ketemu disupermarket" Eria terduduk.

Eria tersenyum sinis kembali melihat gambar yang lainnya.

🛐🛐🛐🛐

Pukul 11:30, siang.

Pak Toni baru saja keluar dari kelas. Tak lama semua maha siswa turut keluar karena mata kuliah sudah selesai.

Satria menyampirkan tas dibahu beranjak dari bangkunya.

"Sat!"

"Gue duluan ada urusan" Jawab Satria melambai tangan pada Vario sambil keluar kelas.

Vario menatap ke empat temannya. "Do'i kenapa?"

"Berak"

Sahut Supra disambung gelak tawa Suzu, Wasa dan Vega.

Vario berdecak.

"Gue serius lol. Kalian becanda mulu dari tadi"

Kesal Vario menyampirkan tas dibahu sambil berdiri dari duduk.

Di parkiran Satria melajukan motornya keluar dari halaman kampus.

Tanpa disadari ada seseorang yang mengamatinya sejak tadi.

"Ganteng banget sih lo"

"Lika hari ini jatah lo traktir kita!"

Lika berdecak. Menatap teman satu gengnya.

"Giliran gratisan aja kalian gercep banget. Ketahuan kalau kalian nggak gableggg duit"

"Hahaha!" Kedua teman Lika menertawakan.

"Jangan marah dong entar cantik lo luntur say" Ucap salah satu teman Lika.

Akhirnya Lika dan teman-temannya menuju restoran dekat kampus.

🛐🛐🛐🛐

Brummm brummm brummm

Motor Satria berhenti didepan kost. Melepas sarung tangan dan helm menaruhnya diatas tangki motor.

"Eria!" Panggil Satria sambil turun dari motornya.

Pintu kost terbuka dari dalam, gadis berjilbab pun muncul dari sana.

"Udah ngampusnya?" Eria duduk ditempat duduk yang ada.

Satria mengangguk sambil berjalan mendekati Eria. Kedua tangannya mengacak-acak rambut membuat rambutnya berantakan tetapi hal itu justru menambah kadar ketampanan Satria semakin bertambah.

"Dih. Ngapain liatin aku kaya gitu?"

Malu Eria saat Satria duduk disampingnya menatapnya dengan lekat.

"Pengen cium elo" Satria memanyunkan bibirnya.

Eria melengos.

"Nggak usah ngomong gitu nanti cewek kamu kebakaran jenggot"

"Cewek?"

Eria mengangguk menatap Satria lekat.

"Cewek yang mana?" Satria bingung.

"Gue nggak punya cewek tapi kalau pacar bohongan gue punya"

Eria men-ci-bir mengotak-atik hapenya dan menunjukan gambar yang tadi di kirim seseorang pada Satria. "Ini apa?"

Satria mengambil hape Eria melihat dengan seksama gambar itu.

"L-lo dapat dari mana gambar ini? Siapa yang foto-in?"

Satria tak terima ada orang lain yang mengambil gambar dirinya tanpa seizinnya.

"Ya mana aku tahu. Seharusnya tuh aku yang nannya sama kamu. Seharusnya aku yang marah ke kamu. Itu kamu sama Lika kan? Cewek yang ketemu kita disupermarket waktu itu"

"Ria ini nggak seperti yang lo pikirkan. Gue sama Lika tuh nggak ada hubungan apa-apa"

"Mau ada hubungan atau enggak aku nggak tahu Sat, tapi seharusnya kamu tuh bilang sama aku. Biar nggak ada masalah buat aku dan hubungan kamu sama cewek kamu"

Eria berdiri ingin masuk ke dalam kost tapi Satria menahan lengannya.

"Ria plis jangan gini. Gue bisa jelasin semuanya kok atau kita bisa ketemu sama Lika langsung"

Satria menatap Eria yang memalingkan wajah darinya.

"Plis jangan marah sama gue. Kalau lo marah berarti lo udah jatuh cinta sama gue. Lo lagi cemburu"

Zu Satria Paska