Imma Anjani adalah gadis yang baru duduk di bangku SMU kelas 11 menjalankan amanah ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia untuk menjaga Adik nya Faro Sanjaya dengan status putra nya.
Imma harus melindungi Faro Sanjaya dari ketua mafia terbesar di Asia tenggara yang memiliki dendam lama dengan kakek kandung Faro yaitu Tomy Sanjaya
Perjuangannya Imma tidak lah mudah, karena dia harus meninggalkan segala cita-cita, masa depan impiannya hanya untuk Faro.
Perjuangkan itu sedikit demi sedikit berkurang setelah bertemu dengan pujaan hatinya Kenzie Wiguna, yang tulus mencintai Imma satu paket dengan putranya Faro, berjuang bersama dalam satu keluarga demi melindungi putra nya
Dengan ikatan cinta yang tulus dalam keluarga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hidup.
mari kita simak cerita selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muda Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Ulang Tahun Faro Yang Keempat
Papi Bastian sampai di mall langsung menuju ruang direktur nya.
Direktur itu teman sekolah nya dulu, karena orang tua mereka adalah teman baik, mereka pernah hampir di jodohkan oleh kedua orangtuanya, tetapi mungkin memang tidak jodoh.
"Tok.....tok.... tok"
"Silahkan masuk" suara dari dalam.
"Selamat sore Dewi" kata papi Bastian.
"Sore Tian, apa kabar silahkan duduk lama kita tidak bertemu" ucap Dewi sambil menjabat tangan Bastian.
"Aku baik terima kasih" jawab papi Bastian singkat.
"Ada yang bisa saya bantu, tumben kesini?" tanya Dewi singkat.
"Tadi di mall ini ada yang pingsan, kau tahu?" tanya Papi Bastian.
"Ya tahu, ada yang laporan tadi kenapa memangnya?" tanya Dewi lagi.
"Itu menantu dan besan saya, boleh aku lihat CCTV nya" pinta Papi Bastian.
"Memang ada yang dicurigai, atau ada yang menyakiti mereka?" tanya Dewi lagi.
"Makanya saya pingin lihat, karena menantuku itu pendiam anaknya, dari tadi menangis terus, dia tidak menceritakan nya'" jelas Papi Bastian.
"Baiklah ayo kita ke ruang CCTV, tapi ngomong-ngomong kapan menikah nya anak mu kok tidak kabar kabar?" protes Dewi kemudian sambil berjalan ke luar ruangan direktur.
"Nanti resepsi nya bulan depan, pasti saya undang tenang aja" jawab Papi Bastian sambil tersenyum.
Sesampainya di ruang CCTV Dewi memerintahkan karyawan yang di ruangan itu memutar rekaman CCTV hari ini dari pagi hingga sorenya.
"Nah, itu... itu ada yang duduk sedang makan es krim, itu mereka" ucap Papi Bastian.
"Dewi boleh saya minta rekaman itu, please" pinta Papi Bastian sambil melihat kedua tangannya.
"Baiklah, hanya sebatas mereka saja ya tidak semua" titah Dewi kemudian.
"Baik terima kasih" jawab papi Bastian senang.
Setelah pamit kepada Dewi, Papi Bastian mengirim rekaman video yang didapat dari temannya tersebut, setelah bertemu Ken di kantin rumah sakit.
"Pi, itu kakek kandung Faro, siapa Tomy Sanjaya" tanya Ken setelah melihat rekaman video itu.
"Kalau tidak salah dia adalah orang tua kandung Dona Sanjaya" jawab papi Bastian.
"Sepertinya perkiraan kita betul Ken kalau Faro adalah anak kandung Dona Sanjaya" kata papi Bastian lagi.
"Tetapi siapa ibu kandungnya Pi?" tanya Ken lagi.
"Itulah Ken yang masih misteri, sabar saja suatu saat nanti akan ada titik terang dari penyelidikan kita" nasehat papi Bastian.
Kemudian mereka kembali ke ruang rawat inap uthi Sumi dan menemui nya.
Sudah empat hari uthi Sumi dirawat di rumah sakit, Faro tinggal bersama Uthi Mami selama Imma merawat uthi Sumi.
Hari ini uthi Sumi sudah diperbolehkan pulang, di jemput oleh Ken dan di tunggu oleh semua keluarga Ken di Imma kafe.
"Kitaa sudah pulang" ucap Imma senang.
"Umi..... umi..... Palo tangen, uthi Tumi tudah tembuh kan?" tanya Faro sambil berlari memeluk Imma.
"Iya nak, umi juga kangen, sudah sembuh kok uthi nya" jawab Imma lembut.
"Talim, muaaah, muaaah, muaaah" Faro mencium punggung tangan umi, uthi Sumi dan Ken.
"Abi.... gendong" rengek Faro.
"Anak Abi yang ganteng ayo Abi gendong" ucap Ken sambil menggendong Faro.
________________
Sudah hampir dua Minggu ini Uthi Sumi sembuh dari sakitnya, dia sudah beraktivitas seperti sedia kala.
Ken semakin mantap untuk mempersunting pujaan hati nya, dia hanya ingin melindungi dan melindungi dari semua trauma yang membuat nya sering menangis.
Ken hanya ingin mengobati trauma Imma, tetapi selama masalah nya belum jelas Ken tidak bisa berbuat banyak.
Besok adalah hari Minggu, tepat hari ulang tahun Faro yang ke empat, semalam Ken tidak bisa tidur hanya memikirkan Imma.
Kemarin sebelum berangkat kerja Ken meminta keluarga nya untuk ke rumah Imma agar dia tidak terlalu bersedih di hari ulang tahun Faro pukul delapan pagi.
Ken terbayang kejadian satu tahun yang lalu, tidak boleh mengucapkan selamat ulang tahun dan justru melihatnya Imma menangis menundukkan kepalanya di taman kota.
Menjelang dini hari Ken baru bisa tertidur, pada pagi harinya semua keluarga sudah siap siap berangkat ke rumah Imma, justru Ken belum bangun.
"Kakak...... kak Ken, belum bangun kah?" tanya Kemmy.
Ken langsung terbangun dan melihat jam sudah jam delapan pagi.
"Aduh kesiangan... Papi, Mami kenapa tidak di bangun kan sih?" protes Ken.
"Ayo berangkat sekarang" kata Ken sambil mencuci muka berganti Baju dan membawa baju ganti dalam tas ransel nya.
"Kau tidak mandi dulu Ken?" tanya Mami Winda heran.
"Tidak Mi, nanti aja mandi di sana" ucap Ken sambil berjalan menuju garasi mobil.
Semua keluarga Ken berangkat menuju rumah Imma dengan membawa dua mobil.
Sementara Imma masih didalam kamarnya, menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut yang tebal, sudah terjaga sebetulnya tetapi masih malas keluar rumah.
Faro belum bangun juga masih tidur di kamar nya sendiri, uthi Sumi mondar-mandir di depan pintu kamar Imma, ingin Mengetuk pintu tetapi masih menunggu kedatangan Ken.
"Uthi Sumi dimana umi" tanya Ken setelah masuk di rumah Imma.
Uthi Sumi hanya menunjuk tangannya ke arah kamar Imma, tetapi uthi Sumi heran mengapa semua keluarga ikut.
Ceklek..... suara pintu terbuka.
"Umi..... umi" panggil Ken sambil masuk ke kamar Imma dan meletakkan tas ransel di meja rias serta di ikuti oleh semua keluarga nya.
Ken langsung membuka selimut dan menarik nya kemudian memeluk nya dengan erat.
"Ciek..... ciek pagi pagi sudah berpelukan bikin iri saja" celoteh Kemmy manja.
Imma langsung melihat ke samping ternyata semua keluarga Ken datang.
"Selamat pagi sayang" ucap Mami Winda dan sambil memeluk Imma.
akhirnya semua memeluk Imma secara bergantian, terakhir Ken memeluk Imma kembali.
"Kak Ken sana mandi dulu, tadi baru bangun tidur langsung kesini kak, belum mandi dia" cerita Kemmy kepada Imma.
"Eeee iya Abi belum mandi, numpang mandi ya umi" kata Ken sambil tersenyum.
"Hhmmmm" jawab Imma sambil mengangguk.
"Mana pinjam handuknya, Abi tidak bawa, punya umi aja tidak apa apa?" rayu Ken.
Imma hanya menunjuk saja handuk Imma yang berwarna pink yang menggantung di belakang pintu.
Ken mandi di kamar mandi nya Imma sementara Kemmy keluar dan ke kamar Faro, sedang kan Papi Bastian dan Mami Winda duduk di ruang keluarga yang tidak jauh dari kamar Imma.
Imma masih merebahkan tubuhnya dengan malas, dengan berselimut tetapi sampai lehernya saja.
Ken mandi menggunakan sabun dan sampo milik Imma semua dengan wangi yang lembut, sesuai pribadi Imma yang sederhana tetapi tidak banyak bicara.
Ken sangat menyukai wangi itu, memakai sabun nya saja seperti sedang memeluknya, selesai Ken mandi lupa tidak membawa baju ganti ke kamar mandi, bajunya masih di meja rias Imma.
Ken keluar kamar mandi dengan mengenakan handuk yang melilit di pinggang nya saja, rambut nya yang masih basah menetes di badannya yang kekar, berjalan mendekati Imma
"Aaaaaaaa..... " Imma berteriak kencang sambil menutup muka nya dengan selimut.
________________.
Awas......hayo kenapa Imma.
melihat apa dia.....
jangan lupa like vote dan komentar nya
terimakasih I love you all
ketawa.sampai.keras.perutku
.kretttt...kreeeeetttt🤣🤣🤣