NovelToon NovelToon
Luka Dan Pembalasan

Luka Dan Pembalasan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam / Janda / Konflik etika / Cerai
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Reni mardiana

Di hancurkan berkeping-keping oleh suaminya dan juga ibu mertuanya, kehidupan Laras sangat hancur. selain harus kehilangan anak keduanya, Laras di serang berbagai ujian kehidupan lainnya. Putranya harus di rawat di rumah sakit besar, suami mendua, bahkan melakukan zina di rumah peninggalan orantuanya.

Uluran tangan pria tulus dengan seribu kebaikannya, membawa Laras bangkit dan menunjukkan bahwa dirinya mampu beejaya tanpa harus mengemis pada siapapun. Akan dia balaskan semua rasa sakitnya, dan akan dia tunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Sehebat apa luka yang Laras terima? apakah dia benar-benar membalaskan rasa sakitnya?

Yuk simak terus ceritanya sampai habis ya 🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keterkejutan Laras

Seorang wanita berpakaian seksi berjalan melewati para karyawan kantor, dengan angkuhnya ia berjalan menenteng tas hitamnya dan memasangkan kacamata hitam di wajahnya. Semua orang di kantor sangat tahu siapa wanita tersebut, dia berjalan berlenggak-lenggok bak model yang tengah memperagakan busananya.

Tring.

Pintu lift terbuka lebar, dia berjalan masuk ke dalamnya kemudian menutup pintunya menekan bel menuju lantai paling atas. Tujuannya adalah ruangan Aiman, sebelum pintu lift terbuka wanita itu memoles wajahnya dengan bedak dan juga sedikit sentuhan di bibir seksinya.

"Perfect." Ucapnya menatap pantulan dirinya dari dalam cermin.

Ting.

Begitu pintu lift terbuka, wanita itu melangkahkan kaki jenjangnya. Saat ia berdiri tepat di ruangan Aiman, ia menyibakkan rambutnya kemudian mengetuk pintu.

Knock .. Knock ..

"Masuk." Sahut dari dalam.

Kriet ..

Pintu ruangan terbuka, Aiman mengalihkan pandangannya dari arah komputer menatap kearah pintu. Ia cukup terkejut melihat siapa yang datang, tetapi sedetik kemudian ia memfokuskan kembali pandangannya pada layar laptop miliknya.

"Hai kak, apa kabar?" Tanyanya sembari melambaikan tangannya di sertai senyuman terbaiknya.

"Ada apa?" Tanya Aiman tanpa menatapnya.

"Hari ini adalah hari peringatan kematian kak Senja, aku ingin mengajak kak Aiman untuk berziarah bersama. Mama Papa juga sudah berangkat, aku sengaja datang untuk mengingatkan Kakak." Jawab Nesi.

"Kau bercanda? Dengan pakaian seperti ini kau mengajakku berziarah? Kau tidak perlu mengingatkanku karena aku pasti selalu ingat pada Senjaku, lebih baik kau keluar dari ruanganku sekarang juga!" Aiman tidak suka melihat penampilan adik dari mendiang Senja, dia jauh berbeda dengan Senja yang begitu tertutup dan juga sopan santun.

"Oh, Ayolah Kak Se--" Nesi seketika terdiam melihat tatapan tajam Aiman.

"Aku bilang keluar! Sebelum aku meminta security menyeretmu." Tegas Aiman.

Nesi menghentakkan kakinya, tak lama kemudian ia berbalik meninggalkan ruangan Aiman. Sementara Aiman sendiri, dia bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju lemari buku. Disana terdapat banyak potret kenangan Aiman bersama Senja, bayangannnya kembali pada masa lalu dimana ia hidup penuh cinta dan juga kebahagiaan di dalam kesederhanaan. Saat membayangkan wajah Senja, seketika di dalam bayangan tersebut muncul wajah yang sangat familiar, sosok wanita yang sudah sering ia temui dalam beberapa bulan ini.

"L-laras?" Gumam Aiman segera membuyarkan lamunannya, dia menepuk kedua pipinya saat wajah Laras melintas dalam bayangannya.

Sementara di luar, Nesi terus saja menggerutu sepanjang jalan karena Aiman sama sekali tidak melirik penampilannya, sia-sia sudah Nesi berdandan cantik khusus untuk bertemu dengan Aiman yang pada akhirnya ia malah di usir.

"Kali ini, aku akan terima kau mengusirku kak. Tapi nanti, lihat saja bahkan kau akan memintaku datang ke pelukanmu sendiri." Gumam Nesi menyunggingkan senyum miringnya.

Perlu di ketahui, Nesi merupakan adik dari mendiang Senja. Setiap bulannya Aiman selalu memberikan uang kepada orangtua Senja, bahkan ia pun membiayai pendidikan Nesi di luar negeri. Senja sangat menyayangi kedua orangtuanya yang sudah tua, dia juga memiliki adik laki-laki yang bernama Haidar, berbeda dengan Nesi. Haidar lebih mandiri sampai bisa membuka usaha bengkel sendiri, dia menolak saat Aiman hendak mebayar biaya pendidikannya.

Aiman memanggil asisten pribadinya dan juga sekertarisnya, ia menyerahkan sebagian pekerjaannya yang masih tersisa kepada keduanya. Setelah selesai, ia keluar dari kantornya. Tujuan Aiman saat ini adalah menjemput Elsa di sekolahnya, setelahnya ia akan mengajak Elsa untuk berziarah ke makam Senja dan juga Seruni.

.

.

Laras sudah berada di dalam rumahnya yang cukup luas, ia duduk menatap ke arah kolam berenang yang terlihat tenang dan juga menikmati sejuknya angin yang berhembus menerpa wajah mulusnya. Langit mendekat kearah ibunya, dia duduk di pangkuan Laras yang mana membuat sang ibu terkejut.

"Langit, kamu bikin kaget aja." Ucap Laras sembari memgangi tubuh Langit agar tidak terjatuh.

"Hihi, maaf ibu." Langit cengengesan menatap wajah ibunya, dengan gemas Laras mencubit hidung Langit dan mengecup pipi kanan dan kirinya.

Langit memang bahagia karena ia bisa makan enak, memiliki mainan yang banyak, baju yang bagus dan bisa berlibur kemanapun yang ia mau. Tetapi, kala teringat bagaimana dulu ia sering melihat ibunya menangis membuat anak umur 6 tahun itu sedih. Seringkali ia mendapati banyak orang di luar yang bahagia dengan keluarga yang lengkap, Langit iri karena tak bisa sebahagia orang lain.

"Ibu, tadi Langit lihat anak kecil main sama ibu dan ayahnya. Lucu sekali, Langit mau seperti itu." Celoteh Langit.

Ya Allah, sakit sekali. Batin Laras.

"Iya, nanti kita main sama-sama ya. Nanti kita ajak om Bayu sama tante Kiara, lebih banyak orang lebih seru loh. " Ucap Laras berusaha menyembunyikan rasa sedihnya.

"Yeeaayyy!! Langit mau ajak Elsa bu, nanti kita main ke time Zone ya bu!" Sorak Langit gembira.

"Tentu saja, nanti Ibu kabari om Aiman ya." Ucap Laras.

"Kalo om Aiman gak sibuk, ajak saja bu. Langit mau ajak Om Aiman balapan, pasti seru." Ucap Langit dengan mata berbinar.

Laras pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Langit masih sangat kecil untuk mengerti urusan orangtua. Meskipun Aiman sudah memberitahukan kenapa ibu dan ayahnya tinggal terpisah, apa itu perceraian. Langit masih sangat labil, dia pasti lupa dan kembali ke dunianya sendiri tanpa pusing memikirkan apapun lagi.

Langit berceloteh menceritakan bagaimana ia bermain dengan Elsa, dia juga menceritakan bagaimana serunya ia di sekolah baru. Melihat Langit yang bersemangat saat bercerita, seketika hati Laras menghangat.

Selama dua jam lamanya mereka mengobrol, Langit pun beberapa kali menguap.

"Hooaamm, ibu, ngantuk." Langit menutup mulutnya yang terbuka lebar, dia mengusap matanya yang mengeluarkan cairan bening sehabis menguap.

"Ayo, masuk." Laras menggendong tubuh Langit menuju kamarnya.

Laras berjalan tanpa mengeluh akan beratnya badan putranya, dia merebahkan tubuh Langit diatas kasur dengan sprei motif ultramen kesukaan Langit.

"Ibu akan memberikan kebahagiaan pada Langit, walaupun tanpa ada ayah di dalamnya. Ibu janji, ibu akan bekerja lebih keras lagi agar Langit mendapatkan apa yang Langit inginkan." Ucap Laras menatap wajah tenang sang putra yang sudah terlelap menjelajahi alam mimpinya.

Laras menyelimuti tubuh Langit, dia perlahan keluar dari dalam kamar putranya.

"Mbok Wati." Panggil Laras pada pembantunya.

Mbok Wati yang merasa di panggil pun menghampiri Laras.

"Mbok, saya mau ke restoran dan kemungkinan pulang sore. Saya titip Langit ya Mbok, tolong masakin makanan kesukaan Langit begitu dia bangun dan katakan padanya saya pergi bekerja." Ucap Laras.

"Iya bu, ehh anu bu. Nanti saya sampaikan sama den Langit, maaf bu kalau saya lancang, stok sayuran di kulkas sudah mau habis." Ucap Mbok Wati merasa tidak enak.

"Kenapa harus minta maaf sih mbok? Tunggu sebentar ya, saya ambilkan dulu uangnya." Laras berjalan menuju kamarnya, dia mengambil tasnya mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah.

Ceklek.

"Mbok, ini uangnya." Laras menyodorkan uang pada Mbok Wati.

"Waduh, bu. Banyak banget ini." Ucap Mbok Wati terkejut melihat jumlah uang yang di terimanya.

"Sebagian untuk beli keperluan rumah, sebagiannya lagi simpan buat biaya anak Mbok sekolah." Ucap Laras.

Mata Mbok Wati berkaca-kaca, majikannya sangat baik hati sampai memikirkan biaya sekolah anaknya. Laras mengerti bagaimana susahnya mencari uang, untuk itu ia memberikan sebagian rezekinya agar lebih bermanfaat lagi.

"Ya Allah, bu. Saya jadi gak enak, saya ngerepotin ibu terus." Ucap Mbok Wati.

"Sudah Mbok, ambil saja. Anggap itu rezeki untuk anak Mbok, semoga dia cepat lulus juga kuliahnya ya Mbok." Ucap Laras.

"Ya Allah, Subhanallah. Terimakasih, bu." Mbok Wati menggenggam tangan Laras dengan wajah basah oleh ari mata, Laras mengusap tangan Mbok Wati dan menampilkan senyum manisnya.

"Saya pergi dulu ya, Mbok." Pamit Laras.

Laras pun pergi meninggalkan rumahnya, dia menaiki kuda besinya melesat menuju Restoran. Langit ia percayakan pada Mbok Wati, dia percaya Mbok Wati bisa mengurus Langit dengan baik.

20 menit kemudian, Laras sampai di restoran. Begitu masuk ke dalam, mata Laras terbelalak melihat keributan sampai restorannya berantakan. Terlihat Security mencoba menghentikan aksi seorang pria yang tengah melempar piring dan juga gelas sampai berserakan.

"Ada apa ini?!" Pekik Laras.

1
Maria Magdalena Indarti
Nando n Zoya sableng
Maria Magdalena Indarti
laras hamil
Maria Magdalena Indarti
Langit n Nando setali 3 uang. podo wae
Maria Magdalena Indarti
Nando langit kocak deh
Maria Magdalena Indarti
enak aja. kembali gundulmu
Maria Magdalena Indarti
dalangnya adik Senja, adik ipar Aiman
Maria Magdalena Indarti
sm Aiman aja Laras. langit sdh cocok
Maria Magdalena Indarti
yg mana nih jodohnya Laras
Maria Magdalena Indarti
siapa lg nih orang
Maria Magdalena Indarti
suami durjana. ceraikan saja.
Maria Magdalena Indarti
jefri hianat selingkuh dosa ya. karma akan datang
Maria Magdalena Indarti
istri dikasih 700 rb pd hal gaji 20 jt. Suami edan tenan
Nur Aqilah
Luar biasa
Janneke Parera
walah kenapa ada iklan kampanye yach
Elly Atmawati
Luar biasa
Allenn
Laras
Komang Diani
Luar biasa
Evi Lusiana
ni mah judul ny diantara 3 duda
Novita Ae
Luar biasa
Novita Ae
ngakak abis/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!