Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Di dalam mobil Roseline merasa heran dengan William yang terus menatapnya tanpa biacara sepatah katapun.
'' Kenapa menatapku seperti itu '' ucap Roseline membalas tatapan William dengan mata bulatnya.
'' Sejak kapan kamu bisa berbicara bahasa Negara ini ?'' tanya William.
'' Hah '' Roseline langsung terkesiap.
'' Tadi kamu terlihat akrab dengan wanita paruh baya itu, bahkan kamu tidak kesulitan saat mengobrol dengannya ?'' tanya William.
Roseline langsung di buat panik, dirinya yang terlalu senang karna bisa bertemu Bibi Salma, sampai melupakan jika ada William di sampingnya saat mengobrol dengan Bibi Salma.
'' Em,, itu tadi, aku tidak sengaja bertemu dengan Bibi Salma itu saat jalan jalan, dan Bibi Salma juga orangnya sangat ramah, makanya kita bisa langsung akrab '' jawab Roseline berusaha menutupi rasa gugupnya.
'' Oh, begitu '' William mengangguk anggukkan kepalanya, dan tidak bertanya lagi.
" Untung saja si William percaya '' batin Roseline bernafas lega, karna berfikir jika William percaya akan ucapannya.
Namun tanpa Roseline sadari, William sudah memberi kode pada asisten Hans agar mencari tahu siapa Bibi Salma, karna William merasa aneh melihat hubungan Roseline dan Bibi Salma yang sangat terlihat akrab, dan tidak mungkin juga keduanya kenal secara kebetulan, di lihat dari cara mereka berdua ngobrol seperti sudah sangat kenal lama, di tambah dengan Roseline yang bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan sangat fasih.
'' Tuan, Ini informasi yang anda minta '' ucap Asisten Hans memberikan map yang ia bawa pada William, yang sedang duduk seorang diri di kursi yang berada di tepi kolam.
Perlahan William membuka map yang di berikan oleh asistennya dan membacanya, awalnya raut wajah William terlihat biasa biasa saja, namun di beberapa bagian lampir terakhir terlihat raut wajah William yang terkejut.
'' Apakah ini suatu kebetulan '' gumam William setelah membaca laporan yang tertulis di kertas itu, yang mengatakan jika wanita paruh baya yang Roseline panggil dengan sebutan Bibi Salma itu sangat dekat dengan mendiang Ranti, bahkan Bibi Salma adalah sahabat mendiang kedua orang tua Ranti.
'' Tuan, sepertinya Nona Muda tadi pagi sempat pergi ke rumah mendiang Nona Ranti '' ujar Asisten Hans.
William langsung mendongakkan kepalanya dengan dahi mengkerut. '' Untuk apa istriku kesana ?'' tanya William merasa heran.
'' Saya kurang tahu Tuan, tapi yang jelas tadi ada salah satu warga di sana yang melihat Nona Muda berdiri di depan rumah mendiang Nona Ranti, dan juga di tempat itu Nona Muda bertemu Ibu Salma '' jawab asisten Hans.
William semakin di buat heran dan bertanya tanya, dirianya memang sudah menceritakan prihal siapa Ranti pada istrinya, namun tidak memberitahu istrinya dimana tempat tinggalnya, lalu darimana istrinya itu tahu tempat tinggal Ranti, apakah istrinya bertanya pada meneger restoran monolog William.
'' Hans, tanyakan pada Toni, apakah istriku menanyakan tempat tinggal Ranti padanya '' perintah William yang di angguki oleh Asisten Hans.
Asisten Hans segera menghubungi meneger restoran, dan mengatakan seperti yang di perintahkan oleh Tuan Mudanya.
'' Tuan, Nona Muda sama sekali tidak bertanya pada Toni '' ucap asisten Hans setelah sambungan telfonnya dengan meneger restoran terputus.
'' Lalu darimana Roseline tahu tempat tinggal Ranti '' gumam William yang semakin di buat penasaran.
Pagi harinya di meja makan, William terus memperhatikan Roseline yang sedang menikmati sarapan paginya dengan lahap.
'' Sayang, untuk apa kemarin kamu ke tempat tinggal Ranti ?'' tanya William tiba tiba yang mana membuat Roseline langsung tersedak.
Uhuk
Uhuk
Uhuk
'' Hati hati, kalau makan '' ucap William mengelus punggung Roseline, yang sedang meneguk segelas air putih untuk meredakan rasa nyeri di dadanya.
'' Kak William tahu darimana, kalau aku kemarin ke rumah mendiang Ranti ?'' tanya Roseline meletakkan gelas kosong ke atas meja.
Sedetik kemudian Roseline lalu menyipitkan matanya. ''Jangan bilang Kak William menyuruh orang untuk memata mataiku '' tukas Roseline terlihat tidak suka.
'' Kamu benar, tapi aku melakukan itu, karna aku takut kamu pergi ke tempat yang berbahaya, apa lagi kamu pertama kalinya ke sini '' sahut William yang langsung membuat Roseline bungkam.
" Sial,, gara gara gue sangat penasaran dengan kondisi rumah gue, sampai sampai.melupakan hal besar jika kini gue berada di raga Roseline " batin Roseline merutuki kebodohannya sendiri.
" Duh,,, William curiga tidak ya ? " batin Roseline gelisah.
William menyipitkan matanya melihat Roseline yang seperti gelisah, yang mana semakin membuat William penasaran, sebenarnya apa tujuan Roseline ke rumah Ranti, dan yang semakin membuat William penasaran, darimana Roseline belajar bicara menggunakan bahasa Indonesia, bahkan cara bicara Roseline terdengar lebih fasih daripada dirinya, apa mungkin saat kuliah Roseline mempunyai teman dari Negara yang tengah ia kunjungi saat ini, tapi William sangat tahu betul, jika Roseline hanya memiliki satu teman saja, dan itupun juga satu negara bahkan bertetanggaan dengan mansion Kakeknya, lalu siapa yang mengajari Roseline bicara menggunakan bahasa negara Indonesia pikirnya.
'' Sayang, kamu belum menjawab pertanyaanku '' ucap William membuat Roseline langsung tersentak.
'' Per,, pertanyaan yang mana ?'' tanya Roseline yang berusaha menutupi rasa gugupnya, namun William bukanlah orang yang mudah dia bohongi, jadi dia bisa menyadari Roseline yang tengah gugup.
'' Untuk apa kamu ke rumah Ranti ?'' tukas William mengulangi pertanyaannya.
'' Em,, tidak ada, hanya ingin tahu tempat tinggal wanita yang telah menolong Kakak '' sahut Roseline.
William mengangguk anggukkan kepalanya. '' Lantas, darimana kamu tahu itu rumah Ranti? '' tanya William.
'' Aku tanya sama salah satu karywan yang kerja di restoran milik Kaka '' jawab Roseline berharap William akan mempercayainya dan tidak bertanya yang lainnya, yang mana membuatnya gugup.
'' Oh ''
'' Terus, kamu belajar darimana bicara menggunakan bahasa negara Ini, bahkan jika di perhatikan lagi, kamu seperti sudah biasa bicara menggunakan bahasa Indonesia ?'' tanya William yang mana membuat Roseline kembali gelagapan.
'' Salah satu teman kuliahku, ada yang berasal dari Negara ini, dan dia juga yang selalu mengajariku saat aku masih kuliah '' jawab Roseline asal, dan berharap William mempercayainya.
William menganggukkan kepalanya, berusaha untuk mempercayai ucapan Roseline, namun entah kenapa di hati kecilnya, William merasakan ada sesuatu yang sedang Roseline rahasiakan darinya.
Sedangkan Roseline bernafas lega karna William tidak bertanya lagi, sebenarnya dirinya sangat ingin memberitahu William tentang dirinya yang kini menempati raga Roseline asli, namun Roseline takut William tidak akan mempercayainya, apa lagi kalau sampai William berfikiran jika dirinya gila.
Beberapa hari kemudian William dan Roseline sudah pulang ke negara mereka, selama di dalam jet pribadi yang mengantarkan mereka pulang, William bisa merasakan jika Roseline terlihat keberatan meninggalkan Negara Indonesia.
'' Sayang, kamu terlihat tidak rela meninggalkan negara Indonesia, apa kamu kurang puas ?'' tanya William menyentuh bahu Roseline yang sejak tadi menatap ke arah luar jendela.
Roseline menganggukkan kepalanya. '' Hem,, aku memang masih kurang puas, apa lagi aku dengar di sini banyak tempat wisata alam, dan aku belum melihatnya satupun '' jawab Roseline.
" Tentu saja gue kurang puas, bahkan gue tidak ingin ikut William kembali kalau bisa " batin Roseline menghela nafasnya.
William mengelus surai hitam Roseline dengan lembut, sekarang dirinya benar benar sudah jatuh cinta pada istrinya ini, dan perasaannya pada Audrey juga sudah hilang tak tersisa.
'' Maaf, kalau kita harus kembali sekarang, karna ada pekerjaan yang harus aku tangani sendiri, tapi kamu tenang saja, aku akan mengusahakan lusa kita kembali ke sini, dan pergi mengunjungi wisata alam yang kamu bilang tadi '' ucap William.
Roseline langsung menatap William dengan wajah binarnya. '' Kak William tidak bohong kan ?'' tanya Roseline penuh harap.
'' Hem,, aku tidak berjanji, tapi aku akan usahakan '' jawab William.
'' Ahh,,, terimakasih '' ucap Roseline yang reflek memeluk tubuh kekar William, yang mana membuat William tersenyum, dan membalas pelukan Roseline tak kalah erat.