Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Keluar Kota
Hanya perayaan kecil dan sederhana yang disiapkan Alea untuk merayakan satu tahun pernikahannya dengan Radit, diluar rencana yang dia susun.
Sejak satu bulan yang lalu Alea sudah merencanakan perayaan aniversary pernikahannya dengan Radit yang pertama, dia menyiapkan hari specialnya dengan mereservasi meja di restoran kesukaan Radit. Dilajutkan dengan menghabiskan malam berdua memadu kasih. Tapi rencana tinggal rencana, semua berubah karena keberangkatan Radit bersama tim satu divisinya ke kota Malang besok, tepat di hari perayaan hari jadi pernikahannya.
Biarpun hanya makan malam yang sederhana di kediaman mereka, Alea tetap bisa memberikan bekal yang cukup untuk suaminya malam ini. Mereka memadu kasih hingga sama-sama kelelahan.
"Mas, aku sudah memberi bekal yang cukup untukmu. Jangan nakal saat jauh dari aku." ucap Alea dalam dekapan Radit yang terkekeh mendengar apa yang dikatakan istrinya.
"Dari sekian bayak wanita yang aku temui, hanya kamu yang aku cintai, Sayang dan kupilih menjadi permaisuriku." jawab Radit.
Alea semakin masuk kedalam pelukan Radit, laki-laki ini selalu saja bisa membuat hatinya luluh. Hal ini juga yang membuat Lea bertahan menjadi kekasih Radit selama empat tahun hingga akhirnya mereka menikah. Meskipun selama empat tahun itu tidak sedikit laki-laki lain yang menyatakan cinta mereka pada Alea.
Pagi menjelang, Radit sudah siap dengan kopernya duduk dibelakang kemudi. Alea yang akan mengantarkan Radit ke bandara seperti biasanya, sebelum istrinya itu pergi kekantor.
Tiba di bandara, Alea ikut turun dan menyapa Deri ketua divisi dimana Radit ditempatkan di kantornya. Alea mengenal baik Deri, karena laki-laki itu adalah suami dari Reina rekan kerja Alea yang masih memiliki hubungan persaudaraan. Alea langsung pamit pada keduanya karena harus segera kekantor.
"Bang, titip mas Radit." ucap Alea pada Deri yang mendapat kekehan dari pria itu.
"Tenang saja, nanti dia saya ikat biar tidak jauh-jauh dari saya." jawab Deri yang mengundang tawa Alea.
"Mas hati-hati. Beri kabar aku, kalau Mas sudah sampai." ucap Alea sambil meraih tangan Radit untuk mencium punggung tagan suaminya, lalu Radit membalas dengan mengecup kening Alea.
Dalam perjalan kekantor, Alea kembali merasakan keberatannya melepas kepergian Radit kali ini. Tidak seperti biasa, Alea merasa ada hal yang buruk terjadi pada Radit. Tapi Alea tidak ingin menunjukkan kekhawatiranya pada Radit, dia takut akan mengganggu pikiran suaminya.
"Kamu dari bandara?" suara Reina yang bertanya pada Alea, mengejutkan istri Radit itu.
"Iya Mbak, seperti biasa. Tadi aku bertemu bang Deri juga." jawab dan beri tahu Alea pertanyaan Reina.
"Ada apa?" tanya Reina melihat Alea seperti orang yang banyak pikiran.
"Tidak ada apa-apa." jawab Alea yang tentu saja berbohong.
"Ya sudah, aku mau keruanganku dulu." ucap Reina sambil berbalik ingin meninggalkan Alea.
"Mbak Rei. Malam ini diner yuk." ajak Alea yang membuat Reina menyatukan alisnya.
Alea menyegir kuda, "Aku terlanjur mereservasi meja di restoran Rose untuk malam ini, tadinya untuk merayakan satu tahun pernikahanku dengan mas Radit. Tapi mas Radit harus keluar kota, sayangkan kalau dibatalkan." jelas Alea.
"Kalau itu masalahnya, aku terima tawaranmu. Kita sama-sama jomblo selama satu minggu ini." jawab Reina yang membuat Alea tertawa.
Reina benar mereka berdua sama-sama ditinggal dinas ke luar kota oleh para suami. Alea tidak menderita sendiri, tapi mengapa hanya dia yang merasa berat dengan kepergian suaminya? Sementara Reina tampak baik-baik saja di tinggal Deri, wanita yang masih memiliki ikatan persaudaraan dengannya itu tidak memiliki perasaan buruk apa-apa pada Deri.
"Alea."
Deg. Mendengar namanya dipanggil, Alea menupuk jidatnya. Dia lupa kalau harus menghadap Bagas pimpinan perusahaannya pagi ini. Dua hari ini dia tidak konsentrasi dengan pekerjaanya, semua karena persaannya yang tidak nyaman dengan keberangakatan Radit keluar kota.
"Ada masalah apa kamu?" bisik Reina begitu tahu pimpinan mereka yang memanggil Alea.
Semua tahu, Bagas tidak akan memanggil karyawannya jika tidak karena prestasi mereka atau kesalahan yang dibuat karyawannya.
"Aku salah gambar, Mbak." jawab Alea lalu berbalik menghadap Alea.
"Bisa jelaskan pada saya?" tanya Bagas begitu Alea sudah duduk di hadapannya.
"Iya Pak, maaf saya memang salah. Akan saya perbaiki lagi gambar yang saya buat. Sore ini saya usahakan sudah selesai dengan baik." jawab Alea yang langsung mengakui kesalahannya.
"Kamu sedang ada masalah atau sakit?" tanya Bagas.
"Dua-duanya, Pak." jawab Alea. Entah apa yang dia pikirkan hingga jawaban itu yang keluar dari mulutnya.
Bagas tidak pernah bisa marah pada Alea, baru kali ini karyawan kesayangannya ini melakukan kesalahan. Selama ini Alea selalu menunjukkan prestasi yang baik, itu juga yang membuat Bagas mengagumi wanita dihadapannya ini.
"Kalau kamu sakit, sebaiknya kamu ijin dan istirahat di rumah." saran Bagas.
"Tidak perlu Pak. Saya masih bisa bekerja." jawab Alea lagi.
"Ya sudah sana, kamu perbaiki." ucap Bagas akhirnya, membiarkan Alea menyelesaikan pekerjaannya.
Sore tiba, sudah waktunya karyawan pulang. Seperti janjinya pada Bagas, Alea menyelesikan pekerjaanya dengan baik. Hari ini Alea bisa sedikit berkonsentrasi setelah Radit memberi kabar padanya, suaminya itu sudah sampai di Malang dan langsung mengikuti kegiatan yang di adakan kantornya.
"Mbak Rei, Mbak ngerasain sesuatu nggak pada Bang Deri?"
Alea dan Reina malam ini menikmati makan malam berdua, menikmati hidangan yang Alea pesan khusus untuk Radit.
"Maksud kamu?" tanya Reina tidak mengerti.
"Merasakan sesuatu seperti akan terjadi apa-apa, gitu." jelas Alea.
"Enggak, tuh. Memangnya kenapa?" jawab dan tanya Reina.
"Entahlah Mbak, sudah tiga hari ini aku kepikiran terus tentang mas Radit yang keluar kota."
"Seperti ada rasa yang menganjal di sini." tunjuk Alea pada dadanya.
"Kenapa ya, Mbak?" tanya Alea.
"Tidak biasanya kamu seperti ini." sahut Reina.
"Apa karena ini juga kamu sampai membuat kesalahan dalam bekerja sampai-sampai di tegur pak Bagas?" Alea mengangguk membenarkan pertanyaan Reina.
"Untung saja kamu tidak diberi hukuman sama pak Bagas. Padahal kesalahanmu itu bisa menyebabkan kerugian yang lumayan besar untuk perusahaan."
Alea hanya tersenyum sambil mengangguk, dalam hatinya dia membenarkan apa yang di ucapkan Reina. Entah hanya perasaannya atau mungkin benar, Alea sering merasakan tatapan yang berbeda dari Bagas padanya.
"Apa sebenarnya yang membuat kamu tidak nyaman, kepergian Radit keluar kotanya atau karena ada masalah lain dengan kalian?" tanya Reina.
"Kami tidak punya masalah, semua baik-baik saja."
"Coba kamu hubungi Radit, tanyakan padanya apa dia baik-baik saja." saran Reina.
"Nanti saja Mbak, sepulang dari sini."
Reina menyetujui jawaban Alea dan kembali menikmati makan malam mereka yang terbilang mewah.
Sementara itu Radit, Deri, Toro dan Hana baru saja menyelesaikan makan malam mereka lalu kembali kekamar mereka masing-masing.
"Mas Deri, Toro, Hana, aku masuk duluan." ucap Radit begitu dia sudah sampai di depan kamarnya.
Tidak seperti Deri dan Toro yang langsung berbaring dan mengistirahatkan tubuh mereka dikamar masing-masing, Radit memilih untuk berdiri di balkon kamarnya sambil membalas pesan dari seseorang.
Radit tersenyum menerima pesan itu, lalu dia keluar dari kamarnya menuju kamar yang mengiriminya pesan.
Belum juga Radit mengetuk pintu kamar yang dia tuju, pintu itu sudah terbuka dan orang yang didalamnya menarik Radit untuk segera masuk.
"Aku sudah lama menunggu hari ini" ucap Hana.
Hana yang meminta Radit datang kekamarya, wanita itu sudah lama memberi sinyal pada Radit jika dia menyukai laki-laki itu. Melihat penampilan Hana yang seksi malam ini, Radit tidak bisa menahan godaan wanita itu.
Apa yang Alea takutkan akan kehilangan Radit terjadi. Bukan hal buruk yang terjadi pada suaminya, tapi laki-laki yang dia khawtirkan itu membagi kehangatan dengan wanita lain.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...
Radit ye gw tandain luuu🔪🔪🔪🔪kecebong Lo tuh bertebaran di mane" hdeuuuhhh😮💨😡😤
sama Radit
sama kakak iparnya
trus sama Leo. sm orang" kantor smua di kirimin foto bugil..😤 Hana" murah bnerrrr