Kecelakaan sang kakak membuat dirinya tidak punya pilihan lain selain menikahi calon kakak iparnya sendiri.Pernikahan tanpa cinta yang dia jalani ternyata harus melatih kesabarannya.Dan itulah yang harus dia lakukan.Ali bin Abi Thalib pernah berkata:"Yakinlah,ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani,yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
Azalea itulah namanya,wanita berkerudung panjang dengan kecantikan luar biasa yang dia sembunyikan dari balik cadarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 : Perlahan berubah
Azalea terbangun karena ketukan pintu di tengah malam,ia membuka pintu tersebut setelah mengenakan jilbab dan cadarnya.
"Mas Adam?Ada apa mas?"tanya nya dengan kening berkerut.
"Maaf karena mengganggu tidurmu."
"Tidak apa apa.Ada yang bisa aku bantu?"
"Malam ini..boleh mas tidur di sini?"
Mata Azalea membulat sempurna,permintaan Adam kali ini menurutnya sangat aneh.
"Kalau kamu keberatan,tidak apa apa."Ujarnya.Ia melihat Azalea hanya berdiri mematung tanpa ada respon,sehingga dia menyimpulkan kalau sang istri tidak mengabulkan permintaannya.
"Bukan begitu,aku hanya kaget dengan permintaan mas.Silahkan masuk."Azalea menepi,memberikan jalan agar Adam masuk ke dalam kamarnya.
Azalea menutup pintu.
Adam berdiri di pinggir tempat tidur,memperhatikan Azalea yang justru berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan sebuah karpet tebal.
"Mas di tempat tidur saja,nanti aku yang tidur di sini."Ujar Azalea sambil menggelar karpet tebal itu tepat di samping tempat tidur.
"Aku ingin tidur bersamamu,tidur seranjang dengan mu."
Azalea menghentikan aktivitasnya.
Debaran jantungnya kini semrawut tidak karuan.Bagi suami istri,ini adalah sesuatu yang sangat wajar,dan bahkan harus di lakukan.Azalea bukan tidak ingin,namun Adam sudah mengingatkan agar tidak terlalu berharap dengan pernikahan ini,apalagi,sekarang mbak Lily sudah sadar,dan sesuai janjinya,ia akan melepas Adam untuk Lily.Dia merasa tidak berhak dengan kehidupan rumah tangganya ini.Beban Azalea terlalu berat,dari awal semuanya sudah salah,dia hanyalah pengganti.
"Sekali ini saja.Aku tidak akan berbuat macam macam."Janji Adam.
Azalea akhirnya setuju.
Mereka kini tidur di kasur yang sama meski jarak mereka sedikit berjauhan,Adam mulai menyesal,kenapa dulu membeli tempat tidur yang berukuran besar bukan yang kecil saja.
"Tidurlah,tidak usah menggubris ku,anggap aku tidak ada."Ujar Adam.Mereka tidur saling membelakangi.
Azalea tidak menyahut.
"Kamu sudah tidur?"Tanya Adam lalu membalikkan tubuhnya karena tidak mendengar jawaban dari Azalea.
Masih tidak ada reaksi dari Azalea.
"Cepat sekali dia tidur." Batin Adam.
Di kamar dengan penerangan yang sangat minim itu,Adam masih bisa melihat jelas punggung Azalea.
Tangan Adam terangkat,ingin menyentuh punggung sang istri,namun urung dia lakukan,kembali ia menurunkan tangannya dan hanya menatap Azalea dalam diam.
Sekitar jam satu malam,Azalea membuka mata,netranya hanya terpejam tapi ia tidak tidur,dan itu terjadi sejak Adam masuk dan berbaring di sebelahnya.Azalea bangkit lalu membuka cadarnya,suara dengkuran halus Adam meyakinkan jika pria di sampingnya itu sudah terlelap.
Azalea kembali berbaring,berdzikir dalam hati dan tidak menunggu lama,ia pun ikut terlelap.
Setengah jam berlalu,Adam membuka mata,semua gerakan Azalea bisa ia rasakan.Sejak tadi,Adam hanya pura pura.
Adam bangkit,lalu melangkah mendekati Azalea.Lama ia menatap sang istri yang sedang terlelap.
Adam duduk di sisi tempat tidur.
"Meski belum pernah melihat wajahmu secara langsung,aku tau kalau istriku ini wanita yang sangat cantik,dan ternyata benar,dalam gelap seperti ini pun,aku bisa melihatnya."Ujar Adam pelan.
"Sebenarnya,tidak butuh waktu lama untukku berfikir di saat akan mengambil keputusan menikahi mu,memang ku akui,awalnya,aku tidak menikah karena mencintaimu,tapi yang aku yakini,surga akan lebih dekat jika aku bersama dengan mu."Kali ini Adam mengusap kepala Azalea yang masih tertutup jilbab dengan lembut.
"Maaf karena aku pernah membuat keputusan yang salah,karena nya,ijinkan aku untuk meluruskannya.Namun untuk itu,aku masih harus membuatmu kecewa padaku.Jika apa yang akan ku lakukan ini membuatmu sakit hati,maka maafkanlah aku.Aku janji ini tidak akan lama."
"Apa kau tau?Aku sangat bahagia bisa menikah dengan mu.Dua bulan kita jalani bersama,membuatku paham bagaimana Abi,umi,papa dan mama Ais begitu membanggakan dirimu.Karena memang kamu patut untuk di banggakan,bidadari surgaku."Ujarnya mencium kening Azalea.
"Aku mencintaimu Aza."Air mata Adam jatuh di kening Azalea bersamaan dengan ungkapan cintanya yang terasa sangat menyayat hati.Ungkapan cinta yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati,tanpa berani mengungkapkannya langsung.
Adam keluar dan menutup pintu perlahan,meninggalkan Azalea yang menggenggam erat selimut tebal di sertai cairan bening yang keluar dari sudut matanya.
Ya,,,Azalea tidak tidur,dari awal dia mendengarkan semua perkataan Adam.Saat Adam mengetuk pintu kamarnya,Azalea sudah yakin pasti ada sesuatu yang terjadi,dan ternyata firasat Azalea memang benar.
"Aku tau maksud ucapan mu mas,aku mengerti semuanya.Bila memang berpisah adalah jalan yang paling tepat agar kita berada dalam taat,aku akan hormati itu,mari berserah kepada takdir Allah.Dan aku yakin,jika memang kita berjodoh,tentu akan banyak jalan yang Allah berikan agar kita bisa bersama.Tapi untuk saat ini,biarlah berpisah menjadi tujuan kita mas."
***
Magnolia Residence,pagi hari.
Seperti tidak terjadi apa apa,Azalea bersikap biasa saja di hadapan Adam, cincin pernikahan yang Azalea lepas itu kini kembali menghiasi jari manisnya.
Rutinitas pagi Azalea adalah membuatkan Adam sarapan,meski sudah ada beberapa orang bekerja di rumah mewah itu sesuai perintah Adam,tapi untuk makanan yang akan Adam konsumsi,Azalea tentu harus terjun langsung.
"Mas ke rumah sakit jam berapa?"Tanya Azalea sambil menyiapkan sarapan Adam.
"Setelah sarapan.Oiya Lily sudah bisa pulang pekan depan."Lanjut Adam,sama seperti Azalea,dia berpura pura seakan akan tidak ada yang terjadi semalam.
"Benarkah? Alhamdulillah."Azalea berucap syukur.
"Boleh aku ikut ke rumah sakit mas?"Pertanyaan ini sebenarnya hanya untuk mengetes,Adam mau mengantarnya atau tidak.Tapi Azalea sudah yakin,jika Adam pasti akan menolak.
"Aku sedang buru buru.Tidak apa kan kalau kamu di antar supir?"
Dari balik cadarnya,Azalea tersenyum.Senyum yang sedikit di paksakan.Dia sudah bisa memprediksi apa yang akan terjadi,tapi dia tetap mengharapkan hal yang lain.
"Iya mas,tidak apa apa,aku juga kebetulan belum bersiap."Ujar Azalea.
Adam dan Azalea sarapan dalam diam,hanya suara sendok dan garpu yang mewarnai pergulatan hati masing masing.
Adam sekuat tenaga berusaha terlihat sebagai pria buruk di hadapan Azalea dan Azalea yang berusaha menerima perubahan Adam yang sudah terencana sebelumnya.
Adam akhirnya berangkat ke rumah sakit sendiri,Azalea mengantar kepergian Adam hingga mobil yang di kendarai suaminya itu hilang di balik pepohonan rindang yang tumbuh subur di sepanjang jalan kompleks perumahannya.
***
Brawijaya hospital.
Satu minggu kemudian.
Selama seminggu ini,hampir tiap hari,Azalea meminta ikut dengannya ke rumah sakit menemui Lily,dan seminggu ini juga,Adam selalu menolak dengan berbagai macam alasan.
Seperti pagi ini,Adam beralasan jika ia ada briefing pagi dan tidak bisa terlambat.Namun,setiap Adam menolak,itu tidak membuat Azalea marah,justru,dia tampak biasa saja.Dia hanya akan mengantar Adam sampai di teras depan dan akan masuk ke dalam rumah begitu mobil Adam sudah hilang dari pandangan matanya.
Adam tiba di rumah sakit,butuh beberapa waktu bagi Adam untuk bisa menenangkan dirinya.Melihat Azalea yang menungguinya sambil berdiri di teras depan semenjak mereka menikah,tentu membuat hati nya terenyuh.
Mungkinkah ia bisa merasakan hal itu lagi?Di antar sang istri begitu ingin berangkat kerja?Biarlah untuk beberapa saat ini,dia menikmati itu.
Setelah bisa mengendalikan perasaanya,Adam melangkah ke ruang perawatan Lily.Dan ternyata semua sudah di persiapkan.Pak Yono,sudah beberapa kali mondar mandir mengambil barang yang akan di bawa pulang ke rumah,dua bulan di rumah sakit tentu bukan waktu yang sebentar.
Adam masuk bersama dua orang perawat wanita.
Dua perawat sudah siap untuk memindahkan Lily dari tempat tidur ke kursi roda.
"Aku ingin mas Adam saja yang menggendong ku."Ujar Lily terdengar manja.
"Biar mereka saja,anggap ini sebagai latihan untuknya,karena ke depannya,mereka berdua yang akan menjaga dan merawat mu di rumah."Balas Adam membiarkan kedua perawat itu melakukan tugasnya.
Lily kecewa itu terlihat dari raut wajahnya,tapi ia tidak bisa berbuat apa apa selain mengikuti perintah Adam.
"Setengah jam lagi,aku ada operasi,kamu dan mama pulang duluan saja,nanti sore aku akan mengunjungimu."Ujar Adam.
"Baiklah mas."
Lily sudah di bawa perawat keluar dari ruangan,menyisakan mama Irene yang menatap Adam dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Dam,kenapa mama merasa jika kamu berubah?"
...****************...