JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Mau Main Pacar-Pacaran Dulu.
Abimanyu diajak bertemu oleh Candra dan Kezia, mereka ingin membahas status Kezia di mata hukum.
Candra dan Kezia mendatangi Abimanyu di perusahaan.
"Hei, Zia! Apa kabar Bro!?" Sapa Abimanyu pada mereka berdua.
"Baiklah, kami mau bicara serius sama kamu." Candra menepuk-nepuk punggung temannya saat keduanya bersalaman.
"Kayaknya penting banget, nih. Okay, duduk!"
Ketiga orang itu pun duduk di sofa ruangan kerja Abimanyu.
"Langsung aja ya Abi, aku dan Kezia sekarang udah bersama. Kami ingin segera menikah!"
Mulut Abimanyu berkedut geli, ia pun terkekeh. "Akhirnya, aku benar kan. Cinta lama bersemi kembali, hahaha... congrats!"
"Karena itu lah kami datang temui kamu, kami ingin membahas tentang status Kezia yang tidak jelas di mata hukum." Ujar Candra.
Abimanyu juga tentu saja sudah sering memikirkan status Kezia dan juga dirinya. Belum ada keputusan pasti, apalagi menyangkut hal melanggar hukum tentang memalsukan identitas. Minimal pidana untuk pemalsuan identitas adalah 5 sampai 6 tahun penjara. Abimanyu belum siap untuk meninggalkan Ayubi lagi selama 6 tahun, ketika dia ditangkap lalu mendekam di dalam penjara.
"Apa ada jalan keluar dari Papa mu, Zia?" tanya Abimanyu.
"Menurut Papa ada dua jalan. Satunya adalah jalan mudah tapi kemungkinan resiko ke depannya sangat tinggi, sementara satu lagi caranya sulit... tapi untuk ke depannya kita akan merasa tenang."
"Katakan cara yang sulit dulu."
"Kamu juga tau, Abi. Jika kamu mengakui dirimu adalah Abimanyu... seluruh proses nya akan sulit karena surat kematian mu sudah di proses oleh Ayahmu secara hukum. Bagi Negara... Abimanyu sudah meninggal, jika kau ingin mendapatkan indentitas mu kembali, Ayahmu harus menyerahkan diri ke pihak berwajib dan mengakui dia lah yang telah memalsukan indentitas mu. Mengenai posisimu sendiri, sepertinya kamu akan aman jika sebenarnya kamu juga ikut andil dalam kejahatan mengganti indentitas. Asalkan... Ayahmu nggak mengatakan tentang keikutsertaan mu."
"Maksudmu... aku harus lepas tangan dan membiarkan Papaku yang bertanggung jawab atas semuanya. Jangan gila kamu, Zia! Bagaimanapun, dia Ayah ku!" Abimanyu menolak.
"Lebih baik dibicarakan dulu dengan Ayahmu, Abi. Jika benar Tuan Darma sudah berubah, dia akan melindungi mu karena semuanya berawal dari ulah Ayahmu yang dulu berpikiran licik." Timpal Candra ikut memberi saran.
Abimanyu meremaasss kedua tangannya, dia tidak ingin sang Ayah yang sudah berubah baik harus dipenjara.
"Pilihan keduanya apa? Yang katamu caranya mudah tapi akan penuh resiko ke depannya." tanya Abimanyu pada Kezia.
"Kamu bisa tetap menggunakan identitas Abidzar, lalu kita bercerai. Kamu akan berstatus duda dan aku janda cerai. Tapi, saat kau terus mengunakan identitas Abidzar... setiap harinya kau akan dihantui rasa takut jika orang lain akan tahu. Bahkan kau tau kan... meski kalian berdua kembar identik tapi sidik jari kalian berbeda. Takutnya, suatu hari nanti akan ada kejadian yang membuatmu terjebak dalam situasi yang akhirnya membuatmu tetap di penjara."
Abimanyu mengusap wajahnya kasar, kenapa dua pilihan sangat sulit baginya!
"Aku akan bicarakan hal ini dengan Papa lebih dulu, mengenai pernikahan kalian... maaf jika agak ditunda karena masalah ini." Ujar Abimanyu tak enak hati.
Candra malah nyengir, "Santai aja! Aku dan Zia mau main pacar-pacaran dulu, soalnya dulu kan nggak kesampaian pacaran sama dia karena dia menolakku."
Kezia menyikut tubuh kekasihnya, namun ia ikut terkekeh. Candra bisa membuatnya nyaman dan tentunya merasa dicintai dengan tingkah Candra yang lucu.
.
.
Sementara Zainal bersikap biasa saja, meski ia tidak bisa menemui Ayubi karena wanita itu sudah tidak pernah datang lagi ke toko roti. Apalagi saat menjemput putrinya ke sekolah anak-anak, sebab Azka dan Azkia tidak bersekolah lagi disana.
"Papa, Cecil kangen Key sama Kia."
"Mau main ke rumah temen-temen Cecil?" Zainal tersenyum senang, ternyata ada jalan untuk bertemu dengan Ayubi.
"Mau, Papa!"
"Kita main ke rumah mereka ya."
"Holeeeeee...." dasarnya anak kecil tidak mengerti apa-apa padahal sang Ayah mempunyai niat terselubung.
Selain ingin bertemu Ayubi, yang sejak awal sudah menyita ketertarikan nya pada wanita itu, Zainal juga masih ingin membalaskan dengan pada Abimanyu.
Kedatangan Zainal dan putrinya disambut oleh Ayubi, tanpa ada pikiran jelek pada Zainal meski ada rasa penasaran. Ayubi pikir darimana Zainal mengetahui jika dirinya kini tinggal disana.
"Silahkan duduk, Mas Zainal." Ayubi masih bersikap sopan.
"Terimakasih, Ayubi. Maaf bertamu tanpa memberi kabar lebih dulu, Cecil kangen sama Azkia."
"Darimana Mas Zainal tau saya tinggal disini?"
"Saya tahu dari pegawai di toko roti, beberapa kali saya datang ingin menemui kamu tapi kamu nggak ada. Di sekolah juga Azkia sama Azka nggak sekolah, katanya udah nggak sekolah lagi."
Ayubi mengangguk percaya dengan perkataan Zainal, karena dia memang mengatakan pada pegawai di toko roti tentang alamatnya yang sudah pindah jika sewaktu-waktu ada hal penting tentang toko dan dia tak bisa dihubungi melalui telepon.
Tapi, kenapa pegawainya sampai lancang memberikan alamatnya pada Zainal?
"Saya mengatakan pada pegawai toko jika kita sedang penjajakan untuk ke jenjang lebih serius, bukankah kita sepakat akan menjadi Ayah dan Ibu bagi anak-anak kita?" Seolah mengerti rasa penasaran Ayubi, Zainal dengan cepat mengatakan nya. Ia tersenyum namun bagi Ayubi senyuman Zainal tampak aneh.
"Kapan saya bilang ingin pendekatan dengan Anda, Mas?" Ayubi kebingungan merasa tak pernah memberi harapan pada Zainal.
"Kamu pasti lupa, Ayubi. Saat pesta ulang tahun Keysa, putri dari Nyonya Kezia yang pestanya diadakan di rumah ini... kamu bilang pada Azkia akan mencarikan Papa baru padanya saat anak itu meminta. Lalu, saat Cecil dan Azkia kompak meminta kita menjadi orang tua mereka... kamu pun mengiyakan."
"Hah? Saya? Maaf, Mas Zainal. Saya tak pernah merasa mengiyakan keinginan Kia dan Cecil. Kita berdua hanya sama-sama menggendong mereka dengan bertukar, bukan maksud saya__"
"Tapi Ayubi... sejak saat itu saya selalu menganggap kamu setuju dengan permintaan mereka sampai-sampai saya terus memikirkan kamu dan ingin segera menjadikan mu istri saya."
Gila! batin Ayubi, ia merasa Zainal terlalu terobsesi padanya padahal mereka hanya beberapa kali bertemu dan bicara.
"Maaf, Mas. Mungkin Anda salah mengartikan, saya benar-benar tak ada niat untuk menjalin hubungan dengan Anda."
"Saya tetap dengan keinginan saya, Ayubi."
Prok
Prok
"Wah! Wah! Ternyata ada yang lagi selingkuh nih, suaminya kagak ada di rumah! Bagus! Pantas saja dulu Bang Bram menceraikan kamu, ternyata kamu seorang jalaaangg!" Fenita tiba-tiba memunculkan dirinya setelah ia menguping.
Wajah Ayubi tampak memerah, dia tidak terima dipanggil jalaaang oleh Fenita.
sehat" authorku...🤗