"Naura kamu itu ngapain aja sih dari pagi, kenapa belum ada makanan, ibu sudah lapar nih" ucap seorang wanita bertubuh gemuk yang marah marah kepada menantu nya
"iya bu ini Naura baru mau masak, tadi Naura cuci baju dulu makanya belum sempat masak" ucap Naura berlari menghampiri mertua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kyranachia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
tak butuh waktu lama Naura dan yang lainya pun sampai di rumah sakit tempat arif di rawat
"mah, pah, seperti nya aku harus pergi ke cafe, ada sedikit masalah" ucap Naura yang mendapatkan kabar dari karyawan nya di cafe
"oh yaudah nau kamu pergi saja ke cafe, ini biar mamah sama papah yang urus " ucap sang ayah kepada Naura
akhirnya Naura pun pergi menuju cafe nya yang mengalami sedikit masalah
"ayo dinda kita masuk ke dalam " ucap arini mulai memasuki rumah sakit
arini, bagas, dan dinda pun mencari ruangan tempat arif di rawat dinda mulai sedikit senang karena akan bertemu dengan abang nya lagi ,walau juga ada sedikit rasa sedih karena bertemu dengan abang nya dengan kondisi sang abang yang babak belur karena di hajar napi lainya
dinda dan kedua orang tua Naura pun sampai di ruangan arif, dinda melihat sang abang sedang tertidur\*bang, yaampun kasian sekali wajah abang banyak luka \*ucap dinda dalam hati nya terasa sedih
"dinda kamu baik baik saja? " tanya arini yang melihat wajah dinda sedikit sedih
"oh iya tante dinda nggak apa apa kok, dinda cuma senang aja melihat abang lagi tadi nya dinda berfikir tidak akan pernah bertemu dengan abang lagi" ucap dinda tersenyum walaupun dia sedikit merasa sakit melihat wajah sang abang
\*bang ini semua balasan abang karena sudah menyakiti hati kak Naura, tapi aku tetap tak tega melihat abang seperti ini\*ucap dinda dalam hati nya
arini, bagas, dan dinda pun masuk ke dalam ruangan arif, arif yang mendengar ada suara pun terbangun
arif melihat siapa yang datang "adinda... mamah, papah? " ucap arif sedikit tak sadar diri masih menyebut mantan mertua nya dengan sebutan mamah dan papah
"saya bukan mamah mu dan mas bagas bukan papah mu " ucap arini kesal
"mah... jangan gitu lah" ucap bagas berbisik kepada arini
"ya lagian dia sangat tidak tau diri sekali masih memanggil kita dengan sebutan itu " ucap arini kesal, bagas pun hanya bisa diam dengan sang istri yang tidak suka dengan mantan menantu nya itu
"abang... bagaimana apa sudah mendingan? " tanya dinda mendekati sang abang dengan mata yang sedikit memerah
"adinda? kamu ke mana saja? kenapa kamu dan ibu jarang menemui abang? " tanya arif kepada sang adik
"nanti aku ceritakan bang, abang bagaimana kabar mu? " tanya dinda memegang tangan sang abang
"abang sudah lebih baik din... walaupun masih sedikit terasa sakit badan abang" ucap arif kepada sang adik
"abang tenang saja, dinda akan membebaskan abang dari penjara " ucap dinda tersenyum
arif yang mendengar itu pun langsung senang "benarkah? kamu akan membantu abang bebas dari neraka itu? tanya arif semangat
dinda pun mengangguk dan tersenyum " oh iya din, Naura mana? "tanya arif dengan santai nya
" ngapain kamu bertanya soal anak ku "ucap arini ketus
" maaf mah aku hanya ingin bertemu Naura saja tidak ada maksud lain"ucap arif lagi
"mah apaan coba... ga tau malu sekali " ucap arini kesal sekali dengan arif yang masih tak tau malu
"mah sudah lah.... " ucap bagas lagi lagi menegur sang istri
"ya lagian dia urat malu nya sudah putus kali pah, tidak tau malu sekali" lanjut arini kesal
"oh iya bang nanti setelah abang keluar dari rumah sakit abang langsung menemui ibu saja di kampung"ucap dinda membuat arif terkejut
" kampung..? "sahut arif kebingungan dengan ucapan sang adik