Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Matahari bersinar sangat terik hari ini, segalanya jadi terasa panas, bisa jadi karena bulan ini sudah memasuki musim kemarau.
Jack sedang berdiri memegang Ipad-nya, ia menghadap Aaron bos-nya, sejak pagi mereka sangat sibuk memilah kemajuan proyek-proyek perusahaan yang sedang berjalan.
"Tolong masukkan jadwal meeting ku dengan perusahaan B dan G dalam satu agenda." titah Aaron pada Jack.
"Loh! tapi bos!! Bukankah dua perusahaan itu, saling bersaing? Mana bisa kita meeting bersamaan dengan mereka, bisa-bisa baku hantam di ruang meeting." cebik Jack, akhir-akhir mood bos-nya memang sedang baik, tapi jadi gila kerja juga, membuat Jack kewalahan.
"Tenang saja bro, aku sudah punya rencana lain, sebenarnya ada proyek yang ingin aku bangun bersama mereka, justru aku ingin mereka bekerja denganku."
"Jadi maksudnya, anda ingin mengikat mereka sebagai tim pendukung?" tanya Jack sekali lagi.
"Yup, saat ini aku sedang butuh dukungan, sudah ku putuskan. Aku akan mengambil alih perusahaan ayahku secepatnya." ucap Aaron penuh semangat yang menggebu, kalau ia berhasil jadi CEO, pasti bisa langsung mendapatkan restu untuk menikahi Clara.
Jack mengerutkan dahi, ia sendiri sebenarnya merasa ragu, mengingat masih ada bos Alvaro, kakaknya Aaron. Ia sudah bekerja lebih dulu di perusahaan Pharell sebelum kedatangan Aaron, Alvaro juga sudah melakukan banyak kontribusi bagi perusahaan sampai dapat julukan, Direktur masa depan Pharell Grup.
Berbeda jauh dengan Aaron, yang kemarin malah merugikan perusahaan, dengan membatalkan proyek puluhan miliar secara sepihak.
"Kenapa akhir-akhir ini dia begitu serius bekerja di kantor, padahal sebelumnya dia ogah-ogahan sekali, selalu pesimis soal proyek perusahaan, belum lagi selalu mengulur waktu untuk bertemu klien." pikir Jack, merasa heran dengan perubahan sikap Aaron yang tiba-tiba punya semangat 45.
"Hei kok malah bengong? Apa yang sedang kamu pikirkan? Ayo cepat lakukan tugasmu, Jangan mengulur waktu!" ucap Aaron tegas.
"Baik bos, aku akan segera mengatur kan jadwal meeting anda." jemari Jack mulai bergerak mengetik diatas iPad.
Tok tok tok tok.
Tiba-tiba pintu ruangan di ketuk.
"Apa boss memanggil Clara?" tanya Jack.
"Tidak kok, ah..., tapi tak apa-apa mungkin dia lagi kangen sama aku, karena belum sempat bertemu hari ini." Aaron tersenyum penuh percaya diri.
"Masuk." Ia berseru dengan nada riang, menanti kekasihnya masuk dan minta di manja.
Cekrek.
"Aaron sayang." sapa Bella saat melihat Jack.
"Hahh..!!" pekik Aaron dan Jack bersamaan. Tak disangka Bella tiba-tiba datang ke kantor grup Pharrell.
Bella yang tak tahu siapa nama Jack sebenarnya, ia mendelik kan mata saat melihat Aaron yang asli sedang duduk di kursi kebesarannya.
Sedangkan Clara hanya berdiri diam dengan wajah marah menatap kekasihnya.
.
"Sudah punya tunangan, masih memintaku jadi kekasihnya, dasar laki-laki buaya!!"
.
"Loh dia kan...." gumam Bella dengan wajah bingung menatap Aaron dan Jack secara bergantian.
Tidak mau kebohongan mereka cepat terbongkar, Aaron segera beranjak dari tempat duduknya.
"Temanku sungguh baik hati, sampai rela meminjamkan kursinya padaku." ucap Aaron, menepuk-nepuk pundak Jack dengan senyum terpaksa.
"Eh!! Loh?" sontak Jack terbengong-bengong.
"Cepat urus pacarmu yang merepotkan ini." bisik Aaron pada Jack.
Aaron langsung bisa menebak kalau Clara sedang salah paham, itu terlihat jelas dari ekspresinya, Aaron pun segera melangkah mendekat, namun Clara yang sudah salah paham langsung berbalik dan keluar dari ruangan, tak ingin mendengar penjelasan apapun.
.
"Semua laki-laki sama saja, br*ngs*k!"
.
Cekrek.
Pintu ruangan Aaron ditutup meninggal Bella dan Jack di dalam. Sedangkan Aaron keluar mengejar Clara yang sedang marah.
"Clara tung....!!" suara tertahan karena banyak mata memandang si boss yang sedang mengejar karyawannya.
"Ekhem..., saya ada urusan dengan asistenku, jangan salah paham." ucap Aaron lantang, berbicara dengan nada rendah.
Clara tak perduli ia berjalan keluar dari ruangan divisi, memencet tombol lift, entah mau pergi kemana ia tidak tahu, hatinya sedang panas, membuat pikirannya jadi kalut.
Ting.
Pintu lift terbuka, Clara buru-buru masuk dan langsung memencet tombol tutup.
"KYAAA!!" tiba-tiba sebuah tangan menghadang pintu lift yang mau tertutup.
"Clara tunggu!! Dengarkan dulu penjelasanku!!" ucap Aaron, dengan kekuatan penuh membuka kembali pintu lift itu agar terbuka.
Saat Aaron masuk kedalam lift, Clara memalingkan wajahnya, tak sudi menatap Aaron, tak disangka ternyata Aaron sudah memiliki tunangan, yang masih muda dan sangat cantik, bahkan sampai memanggilnya 'Aaron sayang'."
"Clara jangan berpikiran negatif dulu tentang aku, kamu salah paham, Bella dan Aku tak punya hubungan apa-apa."
"Hah..!! Mulut buaya, mana bisa di percaya, semua laki-laki pasti bicara begitu kalau sudah ketahuan belangnya." sindir Clara marah.
"Sa-sayang jangan bicara begitu, aku tidak pernah mempermainkan perasaanmu. Dengarkan dulu penjelasanku ya." Aaron mencoba membujuk, lalu meraih pundak Clara yang sedang berdiri membelakanginya.
Plak.
Clara menepis tangan Aaron kasar.
"Aku gak sudi di sentuh laki-laki buaya!!" pekiknya. Saat Bella mengatakan kalau ia tunangan Aaron, rasa kecewa langsung menghancurkan hatinya. Padahal Clara cukup yakin dengan keseriusan brondongnya, apalagi saat Aaron mau memperkenalkan Clara kepada keluarganya. Tapi tak disangka kekasih brondongnya sudah memiliki tunangan.
"Tolong dengarkan dulu penjelasanku, satu menit saja ya..." Aaron mencoba membujuk, menarik kedua lengan Clara agar menghadapnya.
"Tidak mau!! Tidak sudi!!" Clara terus berteriak, kesal tak ingin mendengarkan penjelasan apapun dari Aaron.
Tak ada cara lain, Aaron mendorong Clara ke pojok, lalu mengangkat kedua tangannya hingga naik keatas kepala Clara.
"Le-lepaskan apa-apain !!" Clara pun panik takut ada yang melihat posisi tak lazim antara si boss dan karyawannya.
"Dengarkan dulu penjelasanku, baru aku lepaskan!!" ucap Aaron tegas.
Tenaga Aaron sangat kuat, Clara pun mengangguk pasrah, ingin cepat-cepat lepas juga dari kurungan Aaron.
"Bella itu pacarannya Jack, walaupun statusnya saat ini sebagai tunanganku." ucap Aaron menjelaskan.
"Eh..? Kenapa bisa begitu?" celetuk Clara yang belum paham situasinya.
"Se-sebenarnya ini di mulai saat kedatangan ibuku di kantor...."
Ting..!!
Ucapan Aaron terhenti karena pintu lift tiba-tiba terbuka dan muncul salah seorang karyawan yang mau masuk lift.
Cepat-cepat Aaron melepaskan pegangannya dari tangan Clara, mendorong pria itu keluar, lalu memencet tombol tutup pintu lift.
"Eh pak tung..!!" salah seorang karyawan yang hendak masuk pun panik saat pintu lift tertutup.
"Lift ini sedang kupakai!! Naik saja pakai tangga darurat!!" pekik Aaron pada karyawan tersebut.
Ting.
Pintu lift tertutup.
Clara langsung menatap sinis, ia jadi ingat kejadian menyebalkan dulu saat pertama kali Aaron datang ke kantor.
"Kamu ini gak berubah sedikitpun." cebik Clara.
"Hah? Maksudnya?"
"Itu sudah berlalu aku tak mau ingat lagi, sejak awal hubungan kita memang tak seharusnya berlanjut, pertemuan awalnya saja sudah menyebalkan." dengus Clara, sudah muak melanjutkan hubungan dengan pria brondong, kedepannya pasti tidak akan awet, karena rata-rata para pria pasti lebih suka wanita muda.
"Tunggu dulu!! Aku belum selesai menjelaskan soal Bella."
"Sudah jangan bermain-main denganku lagi, aku lelah melihat sikap egoismu yang suka seenaknya tanpa memikirkan perasaanku, lebih baik kita akhiri sekarang!!"
"Tidak akan!!" umpat Aaron kembali menangkap tubuh Clara dan menahannya di pojok.
"Lepasssiinn dasar gilaak!!" Clara berteriak dan meronta-ronta dalam dekapan Aaron.
Aaron yang tak ingin melepaskan wanita yang ia cintai. Mencium bibirnya secara paksa.
"Hmmpp!!" Clara memekik.
Namun Aaron tak mau melepaskan bibir yang sedari tadi sedang merajuk, ia menyesapnya dan melumattttnya, membuat Clara hampir kehabisan nafas.
Ting!
Suara Lift berdenting, sudah sampai dilantai paling atas gedung kantor.
Aaron melepaskan ciumannya, lalu mengusap sisa saliva yang ada berada di sudut bibir Clara.
"Hanya kamu yang ingin ku nikahi, bukan Bella." ucap Aaron tersenyum menatap wajah merona Clara.
Keduanya saling bertatapan, tak sadar kalau dari tadi ada yang sedang melihat mereka.
.
.
"Ekhem...!!"
Suara berdehem seorang pria mengagetkan mereka berdua.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
