Penyesalan terbesar karna telah salah mempercayai seseorang, Tunangan yang begitu di cintai nya menghianatinya padahal Ia sudah membuang satu-satunya Orang berharga dalam hidupnya yang seperti Keluarga baginya hingga meninggalkan dia untuk selama nya.
"dimana ini?" gumam Natalia celingukan memperhatikan sekitar.
Natalia Kembali ke masa lalu sebelum petaka itu terjadi, Natalia membalaskan dendamnya pada Orang yang telah menghianatinya.
ikuti kisahnya ya? bagaimana kisah cinta Natalia? Orang yang di masa kehidupan pertama telah Ia khianati demi Tunangan bajing*nnya kini takdir seolah menghukum Natalia dengan begitu mencintainya, akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trik Kecil
Natalia melebarkan matanya melihat hasil coret-coretan di wajah Agung.
"Hmmmfftt...?" tawa tertahan Natalia.
Ella malu-malu disamping Natalia bahkan langsung menunduk ketika Natalia melihat ke arahnya.
"Oh kalian pun benci pada Pria ini ya?" tebak Natalia senyam-senyum menatap Pelayannya satu persatu malah tampak ketakutan.
"tak apa..! pamanku ini memang sangat jahat maka nya dia dapat balasan begini." kekeh Natalia hingga para pelayannya menjadi lega.
"Iya juga? Paman Agung memang kelihatan baik didepanku aja itu karna dia butuh aku sedangkan para Pelayan dan Pamanku tidak di butuhkan olehnya, sejahat apa Paman menyakiti Para Pelayanku sampai mereka melakukan hal ini." batin Natalia.
Natalia tahu para pekerja nya bukanlah Orang-orang yang pendendam, pasti Agung menyakiti mereka berulang kali hingga membuat para Pelayannya jadi dendam.
"Alia?" Steven muncul di belakang Natalia.
Natalia memutar kepalanya ke arah Steven, "Kak? bisakah kakak hubungi Ambulance?" tanya Natalia.
"Kak? Kakak?" batin para Pelayan saling melihat satu sama lain dengan wajah bingung khas mereka mendengar panggilan Natalia tapi tak berani bertanya langsung.
"baiklah." jawab Steven segera merogoh Ponselnya dari saku celana nya.
Natalia duduk dengan anggun disamping Agung yang membelalakkan mata nya seolah takut Natalia macam-macam padanya.
"Paman? aku kan udah bilang Paman harus jaga kesehatan saat itu, Paman kan sudah Tua. lihatlah apa yang terjadi kan? paman jadi terkena stroke." kata Natalia dengan nada sedih di buat-buat.
"Paman sangat menyedihkan." sambungnya lagi dengan kepala tertunduk menahan tawa mengingat bagaimana kejamnya Agung mempermainkannya dan berkomplot hendak menguasai harta serta menghabisinya.
Natalia mengangkat pandangannya dan bersitatap dengan mata Agung yang masih melotot ke arahnya.
"Paman harus ingat kalau yang melakukan semua ini pada Paman adalah anak kesayanganmu lalu dia pergi dari sini tanpa menoleh mencarimu." kata Natalia dengan senyuman.
"dasar iblis...! perempuan jahat..! kenapa kau jadi begini Lia?? kemana Lia ku yang lembut dan mudah di kendalikan? kau tahu sendiri kalau yang membuatku begini adalah Pria brengs*k itu." batin Agung dengan sorot mata kebencian ke arah Steven yang berdiri dengan angkuh itu.
Tak Lama kemudian Ambulance yang di hubungi Steven tiba lalu Natalia berbicara tentang Vinne yang mendorong Ayah kandungnya sendiri didepan mata Natalia bahkan para Pelayan dan Steven menjadi saksi kalau ucapan Natalia benar.
Agung tak bisa berbuat apa-apa hanya lewat sorot matanya yang tak terima itu dengan penjelasan Natalia namun tak ada yang tahu kalau Agung sedang protes.
Steven menatap Natalia dengan dalam, "sebenarnya apa yang Alia inginkan? sejak kapan dia bisa berakting? apa cita-cita nya yang di kubur dalam-dalam itu adalah ingin menjadi seorang Artis?" batin Steven penasaran.
Steven sendiri sampai tak bisa berkata-kata ketika Natalia melindunginya bahkan menjelaskan tentang coret-coret di wajah Agung adalah bekas permainan taruhan yang kalah, boleh mengejek pemain yang kalah dengan spidol permanen tapi malah terjadi insiden tak mengenakkan antara Agung, Kean dan Vinne sebagai anaknya sendiri.
.
Natalia berubah datar dan dingin ketika Mobil Ambulance yang membawa Agung pergi dari lingkungan Rumahnya.
"Nona?" sapa Ella dengan hati-hati.
"bersihkan aja tempat itu ya? maaf kalian jadi membersihkan kotoran Pria yang kalian benci." ucap Natalia merasa bersalah.
"tidak Nona, kami sudah puas balas dendam." jawab Ella dan yang lainnya mengangguk setuju.
Steven memegang tangan Natalia, "kita perlu bicara berdua Alia." kata Steven sambil melangkah pergi membawa Natalia ke Ruangan Kerja nya.
Steven mengunci Ruangan Kerja nya lalu mendudukkan Natalia di Sofa nya.
"sebenarnya apa rencanamu Alia? kenapa Aku tak tahu apa-apa?" tanya Steven serius.
"kan aku udah bilang kak kalau mereka bekerja sama untuk memperdayaiku jadi aku buat mereka saling membenci satu sama lain." jawab Natalia tersenyum lebar.
"sebenarnya sejak kapan kamu merencanakan hal ini sebaik itu Alia? kenapa aku tak tahu kalau kamu bisa berakting?" tanya Steven lagi.
Natalia tersenyum mendengarnya, "apa aktingku terlalu baik kak?" tanya Natalia dengan polos.
"jangan mengalihkan pembicaraan Alia, Aku benar-benar ingin membantumu tapi kenapa aku merasa kamu tak ingin melibatkanku?" tanya Steven serius.
"Kakak fokus sama Perusahaan aja." kata Natalia dibalas gelengan oleh Steven.
Steven memegang kedua tangan Natalia dan menatapnya serius.
"Alia dengar? Kean dan Vinne itu bukan Pribadi yang suka menyerah, mereka sangat pendendam dan selama aku mengenal mereka tak pernah sekalipun mereka menyerah mencoba membuatmu membenciku hanya karna aku melarang mu dekat dengan mereka."
"mereka sanggup melakukan apa saja Alia demi tujuan mereka supaya tercapai." sambung Steven lagi.
Natalia diam mendengarkan, "aku tahu Kak."
"aku hanya ingin membuat mereka saling mencurigai satu sama lain dan sekarang lawan kita berkurang satu dan juga entah apa yang terjadi pada Paman Agung, aku berharap dia tak akan sembuh."
"apa dia sudah merencanakan semuanya dengan matang? bagaimana caraku mempercayainya? Vinne itu sangat kejam, dia bahkan berani merayuku dengan cara murahan." batin Steven tahu bagaimana liciknya Vinne dan Kean dalam memonopoli Natalia yang polos.
.
Malam harinya,
Natalia pergi ke Rumah Agung bersama Steven membawa buah-buahan segar.
"Paman!" sapa Natalia tersenyum lebar berjalan cepat ke arah ranjang Agung yang matanya melotot.
"sedang apa kau kesini Lia? apa kau belum puas menyakiti Papaku? tapi kau juga berakting bilang aku pelakunya pada Orang-orang? kenapa kau begitu kejam?" teriak Vinne menggema.
"apa yang kamu katakan Vinne? bukankah kamu yang bertengkar dengan Kekasihmu lalu Paman Agung hanya membantumu." jawab Natalia sedih karna tahu ada CCTV di tempat itu jadi Ia tak akan membuka mulut.
"aku udah berjanji akan melindungi Kak Steven." batin Natalia.
"kau?? kenapa kau masih berakting hah?" bentak Vinne berjalan ke arah Natalia lalu mendorong Natalia yang hampir jatuh kalau tidak dibantu oleh Steven.
"kamu tak apa-apa Alia?" tanya Steven khawatir.
"aku baik-baik aja kak." jawab Natalia.
"aku muak dengan drama kalian.! pergi kalian dari sini." teriak Vinne dengan marah.
Vinne menarik kasar tangan Natalia yang hendak di tepis oleh Steven namun melihat tatapan Natalia seketika Ia terpaku di tempat lalu tersadar mengejar Natalia yang sudah di tarik oleh Vinne.
setibanya di tempat yang tak ada rekaman cctv, Natalia berbalik dan memasukkan sebuah pil ke dalam mulut Vinne.
"uhukk-uhuk!" Vinne terbatuk-batuk memegang lehernya sendiri.
"apa yang kau berikan padaku sial*n?" maki Vinne.
Natalia tersenyum manis, "hanya obat tidur sementara." jawab Natalia dan bersedekap dada melihat Vinne sedang berusaha memuntahkan pil itu.
bruggh
"Kakak berdirilah disini sampai urusanku dengan Paman Agung selesai." pinta Natalia tersenyum manis ke Steven yang mematung di tempat.
Natalia kembali ke kamar Agung membiarkan Vinne yang tumbang di lantai dan Steven yang masih syok dengan apa yang Natalia lakukan.
"benarkah itu Alia yang aku kenal?" gumam Steven masih terpana dengan trik Natalia yang tak bisa di tebak.
KAN lumayan uangnya Wkwkwkkw
kalo bisa sambil Live video ( jadi ga bisa apa² mereka berdua Wkwkwk 🤣)
Tapi kalo muka Tembok meh BEDA
aku mampir lgi😊