Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Mama ayu dan Papa William sedang berada di ruang tamu, Papa William membuka suara untuk membuka percakapan.
" Ma, tadi katanya ada yang mau di bicarakan?" Tanya Papa William.
"Iya Pa, ini mengenai Karin" jawab Mama Ayu.
"Memangnya ada apa dengan Karin?"
"Ihh Papa ini, Papa gak liat apa Cucu kita nyaman sama Karin. gak biasanya kan mereka dekat dengan orang yang mereka tidak di kenal kan?"
"Iya terus? Mama maunya apa?".
Papa William bingung dengan yang di bicarakan Mama Ayu.
"Astaghfirullah, Papa itu ngerti apa enggak tujuan Mama ngomongin Karin sama Si Kembar?" Mama Ayu gemas sekaligus Kesal.
"Ya enggak taulah, orang Mama enggak ngomong?" jawab Papa William bingung.
"Ya Allah, Gusti Nu agung" ucapnya frustasi
" Papa Taukan Raka itu jadi duda udah lama? Si Kembar Deket sama orang lain dan orang itu seorang gadis yang menurut Mama baik. Jadi, tujuan Mama ngebahas Karin itu Mama pengen ngedeketin Rafka sama Karin, Tanpa perjodohan langsung dari Mama seperti dulu, Mama pengen main cantik. Mama rasa Karin orang yang tepat buat Rafka Pa, Mau sampai kapan dia menduda? kasian Rafka tidak ada yang mengurus dirinya, dia lebih mementingkan Anaknya tanpa memikirkan keadaanya." jelas Mama Ayu.
"jangan terlalu memaksakan Ma, Mama tau sendiri kan dulu karna di jodohkan Rafka malah bercerai yang membuat dirinya dan anaknya tersiksa karena keegoisan perempuan yang kita pilih. Papa juga setuju kalau Rafka menikah lagi, tapi apa Mama yakin ini akan berhasil? sementara Rafka sudah menutup hatinya untuk yang namanya perempuan."
"maka dari itu aku ingin mendekatkan mereka melalui si kembar, mereka juga pasti seneng punya ibu sambung seperti Karin ini." Ucap Mama Ayu yakin.
"Papa mah terserah Mama aja, kalau itu yang terbaik untuk anak dan cucu Papa. Papa pasti mendukungnya"
Mama Ayu Sangat yakin. meskipun baru pertama kali melihat Karin, Mama Ayu bisa melihat pancaran ketulusan dan juga kelembutan di Karin.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Reza Sudah berada di depan rumah yang di maksud oleh Raisa. Raisa bergegas turun, dia mengetuk pintu Rumah Temannya, Dan ada seorang laki-laki yang membukanya.
"Ehh ada Teh Raisa cari Teh Karin ya?" tanyanya ketika membuka pintu.
"Iya Ki, Karin nya ada?" Ucap Raisa tersenyum.
Iya, Yang membuka pintu adalah Kiki. Teman yang di Maksud Raisa adalah Karin, Mereka berdua juga kerja di tempat yang sama. Kiki mempersilahkan Raisa masuk, Raisa mengajak Reza masuk juga, Entah mengapa Reza nurut aja. Reza langsung turun dari motornya, berjalan ke arah Raisa yang langsung menarik tangannya.
"Tuan ayo masuk dulu" ucap Raisa dengan menarik tangan Reza.
Reza dan Raisa duduk di Kursi ruang tamu sambil menunggu Kiki yang Memanggil Karin di kamarnya.
"Tuan, Tuan enak saja aku ini bukan majikan mu" Ucap Reza.
"Terus aku harus manggil apa? Om , bapak, kakak, pak, mang, Abang, mas atau di panggil SAYANG" jawab Raisa tersenyum dengan menaik turunkan alisnya.
blushh ..
Deg.Deg.Deg
Wajah Reza merona di barengi dengan detak jantungnya yang berdegup kencang. Tapi, Reza berusaha untuk menyembunyikan Rona merah itu dari Raisa, dia menyentil kepala Raisa.
Pletak ..
"Dasar kau memangnya aku setua itu di panggil Bapak? emangnya aku menikah dengan ibumu, seenaknya panggil Bapak" gerutu Reza
aww..
"terus kalau aku panggil Abang gimana?" Jawab Raisa dengan tangannya yang sedang mengusap keningnya memerah.
"aku bukan tukang bakso"
"ya udah, aku panggil om aja gimana."
"hiih.. kau ini lama-lama ngeselin juga ternyata, nyesel gue nolongin Lo" Reza kesal karena Raisa memanggilnya dengan sebutan Om, Reza paling benci dengan sebutan Om maka dari itu dia di panggil Uncle oleh Si Kembar.
Reza memang gampang bergaul dengan orang lain. Namun, Reza juga punya kesabaran yang tipis. Ketika Reza Kesal pasti dia mengeluarkan kata Lo gue, sebagai bentuk kemarahan atau kekesalannya.
"idiih.. Lo Lo, enak aja tuh mulut Lo Lo. maksudnya apa Lontong" Cibir Raisa.
"wah ngajak ribut nih, udah di bantuin kabur juga malah jadinya ngeselin. Tau gitu gue tinggalin aja di taman, ngapain juga gue tolong" gerutu Reza kesal.
"gak ikhlas banget deh. Ya udah kalau gitu, gimana kalau aku panggil kakak aja." Jawab Raisa mengalah.
"Itu lebih baik daripada panggilan Om, menyebalkan sekali." Ucap Reza cemberut.
"utututu .. kalau lagi ngambek gitu ilang loh gantengnya." Ucap Raisa dengan mencolek hidung Reza.
"Kau.." geram Reza. dia marah namun dalam hati dia tersipu dengan ucapan Raisa, sebisa mungkin ia menyembunyikannya.
Ucapan Reza terpotong saat Karin datang di papah oleh Kiki menuju ruang tamu.
"Raisa, kamu ngapain ke sini? emangnya enggak masuk kerja?" tanya Karin.
"enggak Rin, aku kesini mau numpang dulu di rumah kamu Rin. Ceritanya panjang, ehh by the way itu kaki sama tangan kamu kenapa?" Ucap Raisa.
"enggak apa-apa, ini karena lagi dapet musibah aja" Jawab Karin tersenyum.
" ini siapa teh? kok Kiki baru liat" tanya Kiki yang penasaran, Raisa memang teman dekat Karin tapi Raisa tidak pernah datang dengan seorang pria.
"Kenalkan Aku Reza William Adijaya" Ucap Reza memperkenalkan dirinya.
Raisa yang sedang minum langsung tersedak yang mana membuat orang yang berada di ruang tamu khawatir. Raisa kaget mendengar Nama itu, nama yang sudah populer dan di bicarakan banyak orang.
uhuk.. uhukk..
Reza yang mendengar Raisa batuk, langsung menepuk punggungnya.
"kau ini ceroboh sekali, tidak ada yang mau merebut minuman mu" omel Reza.
Raisa terus terbatuk sampai dadanya merasa sesak. dirasa sudah membaik, Raisa mengatur nafasnya sebelum angkat bicara.
"Raisa kau baik-baik saja?" Tanya Karin khawatir.
"Iya aku baik-baik saja" jawabnya pelan.
Raisa memicingkan matanya ke arah Reza, Reza yang merasa di perhatikan langsung menoleh ke samping yang mana membuat tatapan keduanya terkunci.
Deg .. Deg .. Deg
detak jantung keduanya bersahutan layaknya sebuah alat musik yang sedang dimainkan.
"kalian kenapa jadi tatap-tatapan? apa kalian pacaran?" tanya Karin.
"TIDAK" jawab keduanya kompak.
Keduanya langsung sadar apa yang sedang mereka lakukan ketika Karin membuka suara. sedangkan Karin diam saja dengan jawaban dua orang dihadapannya, keduanya kompak menjawab pertanyaan Karin dengan menggelengkan kepalanya.
"Kau benar Reza William Adijaya? adik dari Rafka William Adijaya dan ayahmu William Adijaya? pengusaha terkenal itu" tanya Raisa menggebu.
"Iya memangnya kenapa?"
Reza sudah tahu reaksi semua orang jika mendengar namanya, tapi tidak berlaku untuk dua orang pemilik rumah ini.
"Maaf Tuan, kalo saya sudah lancang meminta bantuan kepada anda. Dan ya, untuk uang yang tuan keluarkan pas di restoran saya janji akan menggantinya." Ucap Raisa tidak enak.
"Tidak usah di ganti, aku tidak akan jatuh miskin karena membelikan mu makanan. dan untuk panggilan kau perbaiki lagi, aku sudah melarang mu memanggilku tuan. Mengerti!" Ucap Reza dengan menekankan kalimat terakhir nya.
Raisa menganggukkan kepalanya paham. dia tidak menjawab karena takut pada Reza yang melotot dengan kedua tangan yang bersidekap di dadanya.