Bertetangga dengan seseorang yang sangat kamu benci adalah sebuah musibah besar. Hal itulah yang dialami oleh Bara dan Zizi.
Parahnya lagi, mereka berdua harus menikah untuk mendapatkan harta warisan yang sangat banyak.
Mampukah keduanya berdamai untuk mendapatkan keuntungan atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Terong Bakar
"Ughhhh..."
Bara menggeliat pelan sembari meregangkan otot-ototnya. Tangannya tak sadar mendarat cantik di atas dua buah gunung kembar yang sangat empuk dan juga kencang. Karena penasaran, ia pun sempat mendeteksinya dengan meremasnya pelan.
Bibir pria itu mengulas senyum. Sepertinya ia sangat menikmati acara remas-meremas itu dipagi hari yang masih sangat dingin itu. Hawa panas pun seketika menjalar ke seluruh saraf tubuhnya.
"Aaaaargh!"
Menyadari ada dua tangan besar yang sedang bermain-main dengan dua asetnya sangat ia jaga dengan sangat baik, Zizi langsung berteriak karena merasa kaget.
Bara pun ikutan kaget tapi cepat-cepat menguasai situasi. Dua tangan besar pria itu langsung berpindah tempat dengan sangat cepat. Pikirnya ia sedang bermimpi bermain squisi yang sangat lembut dan kenyal.
"Berisik!" ucap pria itu kesal dan langsung turun dari ranjang itu. Pura-pura tak tahu apa-apa ia pun membuka pakaiannya di depan istrinya itu.
"Kalo mau tidur di sini harus minta izin dulu. Main naik aja," ucapnya santai.
"Lah aku memangnya harus tidur dimana pak Boss? Di lantai? Enak saja. Aku 'kan istri bos kaya. Masak mau dilantai sih?!" balas Zizi.
"Ah alasan saja kamu! Bilang saja mau tidur sama aku," ucap Bara dengan pandangan kini berada pada bagian depan Zizi yang ternyata memang sangat putih dan juga menantang.
Sial!
Kenapa gadis ini bisa cantik sekali!
"Apa lihat-lihat!" sentak Zizi dengan kedua mata melotot.
Bara tak menjawab. Ia tak mampu menjawab. Hanya dadanya saja yang berdebar secara tiba-tuba.
"Cih!"
Zizi mencebikkan bibirnya kesal. Tangannya segera memperbaiki letak gaun tidurnya yang sudah terbuka di bagian atasnya.
Bara sendiri, langsung masuk ke kamar mandi dengan pikiran yang tak lepas dari benda kenyal tadi. Tombaknya yang sejak pagi sudah bangun, entah kenapa tak bisa lemas dan tidur lagi. Tangannya masih merasakan kelembutan benda kenyal dan lembut tadi.
"Aaargh sial!"
Pria itu mengumpat kesal. Air dingin segera ia siramkan ke arah tubuhnya agar ia bisa relaks dan santai.
Akan tetapi, ia jadi stress sendiri. Entah kenapa ia serasa ingin melakukan lebih dari itu pada Zizi tapi ia sangat malu mengakuinya.
"Dasar gadis penggoda!" rutuknya lagi dengan perasaan campur aduk.
Setelah merasa lebih baik, pria itu pun keluar dalam keadaan yang sudah segar. Hanya handuk putih yang ia pakai untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
Zizi ternyata sudah tidak ada di dalam kamar itu. Entah kemana. Akan tetapi ia tak ingin perduli. Pernikahan di atas kertas sudah terjadi, jadi itu berarti ia sudah berhak mendapatkan harta papanya yang sangat banyak itu.
Seketika ia teringat akan mamanya yang tidak tahu apapun tentang hal besar ini. Bahkan pernikahannya pun tak ia beritahu karena takut wanita itu akan marah.
Baiklah, ia akan mengunjungi sang mama setelah pulang dari perusahaan. Kabar baik akan warisan itu akan ia berikan pada sang mama tercinta.
Bara pun berjalan ke arah lemari pakaiannya dan membukanya. Memilih kemeja dan celana bahan kemudian membuka handuknya santai.
"Aaargh!"
Zizi langsung berteriak keras seraya menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Bara langsung meraih handuknya lagi dan memakainya.
Tak ia sangka kalau Zizi ternyata ada di hadapan. Wajahnya jadi malu tapi ia berusaha tetap cool.
"Hey! Ngapain kamu masih disini?"
"Aku memang sejak tadi di sini pak. Bapak aja yang gak lihat."
Bara langsung mendengus. Gadis ini mungkin punya ilmu kanuragan. Bisa tiba-tiba ada dan tiba-tiba tidak ada. Ia tak ingin peduli pada gadis cerewet itu.
"Dan kalo mau buka-bukaan harusnya izin dulu pak. Jangan seperti itu juga!" protes Zizi dengan tatapan tak lepas pada bagian bawah tubuh Bara.
"Lah kenapa? Ini kamar aku. Mau-mau aku dong !" balas Bara santai.
"Iya sih. Tapi terongnya itu lho pak. Kok gak asyik banget dilihatnya."
"Apa?!" Wajah Bara langsung mengeras. Ngomong apa wanita ini sampai menyebut terong segala.
"Iya, terong bapak ternyata kecil dan lepek kayak terong bakar!"
🌻
Like Like Like
Komen Komen Komen
Hadiah, vote, bunga, dan lain-lain ditunggu ya.