Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Elsya yang tengah duduk sambil menikmati sunrise, dihampiri beberapa temannya yang sudah bangun.
"Fotoin gue dong," ucap Ari.
Tanpa mengatakan apapun, Elsya langsung berdiri dan mengambil posisi untuk memotret temannya itu.
Awalnya hanya Ari sendiri, tapi beberapa kali jepret seketika menjadi foto sekelas.
Diantara kami belum ada yang berbicara satu sama lain, mukanya pun masih pada muka bantal bahkan ada yang keluar tidak mencuci mukanya.
Elsya melihat sekeliling untuk meminta bantuan fotoin mereka, hingga akhirnya ada anak kelas sebelah yang menawarkan dirinya untuk membantu fotoin Elsya sekelas.
"Sini gue fotoin, tapi nanti fotoin gue juga ya," pintanya.
"Boleh," ucap Elsya sambil menganggukkan kepalanya.
Elsya segera gabung dengan teman-temannya, jadinya foto sekelas dadakan.
"Lihat dulu," ucap laki-laki yang fotoin mereka.
Setelah Elsya cek, hasilnya justru sangat bagus. "Terima kasih, hasilnya bagus," ucap Elsya masih sambil melihat fotonya.
"Lu mau difotoin dimana?" tanya Elsya. "Teman sekelas lu mana?"
"Masih pada tidur, cuma gue yang bangun."
Setelah Elsya fotoin dia, Elsya pun memperlihatkan hasilnya.
"Bagus bagus, nanti suruh Fabian kirimkan foto gue bilang aja foto ketua kelas dua belas B," ucapnya.
"Oke, nanti gue bilangin," ucap Elsya.
"Terima kasih ya." Elsya hanya mengangguk dan tersenyum lalu pergi meninggalkan tetangga kelasnya itu.
Karena takut lupa, sesampainya Elsya di penginapan ia langsung memindahkan semoga foto di ponselnya dan segera mengirimkan ke grup dan juga ke Bian untuk foto ketua kelas dua belas B tadi.
"Jam berapa nanti kita kesana?" tanya Candra ke Elsya yang tengah duduk di teras.
"Gak tau juga, coba tanyain Bian."
Elsya juga masuk ke dalam dan berencana untuk mandi, ternyata teman-temannya ada yang tidur kembali ada juga yang sedang mengantri untuk mandi, alhasil Elsya kembali ke teras sambil menunggu giliran.
"Dari mana aja lu?" tanya Elsya saat melihat mbak Kun yang baru nongol.
"Jalan-jalan lah, menikmati dunia."
"Kek selama ini lu gak menikmati dunia aja."
"Gimana teman-teman lu?" tanya mbak Kun.
"Seru, mereka gak seburuk itu ko, geng M juga keknya udah tobat," ucap Elsya senang.
"Bagus lah, tugas gue udah selesai kalau gitu." Elsya yang mendengar ucapan mbak Kun cukup merasa heran, entah kenapa ada hal yang mengganjal di hatinya.
"Lu mau jus gak?" tanya Elsya ke mbak Kun.
"Gak deh."
"Widih tumben banget?" tanya Elsya semakin heran. "Lu gak apa-apa kan?"
"Gak lah, oh iya Sya gue mau balik ke Elzein dulu ya."
"Kenapa? Selasa juga balik kita."
"Mau ngucapin salam perpisahan," celetuk mbak Kun sambil tertawa.
"Sembarangan, emang lu mau kemana sih?" tanya Elsya, bukannya menjawab mbak Kun langsung saja menghilang.
"Dasar si Kunti, kenapa sih dia akhir-akhir ini ko aneh," ucap Elsya sedikit kesal.
Baru saja Elsya mau beranjak, Rayhan menghampiri Elsya dan langsung duduk di hadapannya.
"Tau dari mana lu kalau gue bisa lihat mereka?" tanyanya tiba-tiba.
"Ah kemarin lu lewat deket gue terus lu menghindari teman gue, bukan hanya itu lu juga berusaha komunikasi sama temen gue kan?" tanya Elsya.
"Lu tau dari mana?"
"Gue lihat."
"Oke lah," ucapnya lalu pergi meninggalkan Elsya.
Baru saja elsya berdiri untuk masuk, "Elsya mandi," teriak seseorang.
"Anjir toa siapa itu?" tanya Elsya kaget.
Elsya segera masuk dan membersihkan dirinya, tak butuh waktu lama Elsya selesai.
"Cepet banget lu mandinya," ucap Monica yang sedang duduk di depan kamar mandi.
"Mandi gak perlu lama, lu ngapain duduk di situ?" tanya Elsya.
"Gue mau BAB, sana cepat keluar." Monica menarik Elsya keluar agar bisa cepat masuk.
"Tau gitu, gue mandi lama tadi," ucap Elsya.
"Laper weh, makanannya jam berapa?" tanya Mimi yang sedang rebahan.
"Bian lagi ngambil itu, tunggu aja," ucap Azizah.
"Ah iya Zah nanti kamu ya yang bilangin Sarah," pinta Elsya saat melihat Sarah tidak ada di kamar.
"Oke biar gue aja," ucapnya. "Terus ini dia kemana?" tanyanya saat menyadari kalau hanya Sarah yang tidak ada di kamar.
"Kamar sebelah kali," ucap Meli.
"Iya dia di sebelah," Maya membenarkan keberadaan Sarah di kamar sebelah.
"Nenek itu ada di sini?" tanya Hana.
"Gak ada, dia lagi di luar tadi gue lihat."
"Bagus lah," ucapnya bernafas lega.
"Kalian jangan takut, kasta kita lebih tinggi dari mereka, justru kalau kalian takut mereka senang," ucap Elsya.
"Emang lu gak takut apalagi lu bisa lihat mereka?" tanya Mika penasaran.
"Takut juga sih."
Hahahahaha
"Kirain kagak," Mereka semua tertawa, karena Elsya menasehati untuk tidak takut tapi ia juga penakut.
Di saat mereka lagi tertawa itu Sarah masuk dan membuat mereka seketika diam dan menatapnya.
"Njir kaget gue, kirain siapa," ucap Elsya cepat, agar Sarah tidak merasa sakit hati karena mereka semua tiba-tiba diam.
"Sama hahaha."
"Gak lucu Ana," ucap Hana berbisik tapi masih terdengar di telinga mereka.
"Apa sih kalian," ucap Sarah lalu mengambil kopernya.
"Sarah setelah sarapan kita ngobrol ya," ucap Azizah.
"Oke," ucapnya lalu keluar.
"Panas ya disini," celetuk Meli.
Saat Elsya sedang bercermin, ia baru menyadari kalau ada yang mengikuti Sarah, seketika Elsya teringat akan yang di ucapkan mbak Kun "Ia tidak hanya melakukannya disini.".
"Aaiiissh kita dalam masalah," ucap Elsya lirih.
"Azizah nanti suruh Sarah sama Leo minta maaf di tempat dia datangi berdua," ucap Elsya.
"Kenapa?" tanya Azizah keheranan.
"Gak ada apa-apa, kita gak tau di luar dia melakukan apa kan," ucap Elsya.
"Bener juga kata Elsya."
"Oke lah nanti gue suruh," ucap Azizah.
Mereka pun kembali fokus dengan kegiatan masing-masing, bahkan ada yang kembali tidur sambil menunggu Monica keluar dari kamar mandi.
Elsya langsung keluar setelah membereskan koper dan ranselnya, ia mau mencari mie karena sedari semalam ia menginginkannya terlebih sarapan dari guru-guru belum datang.
"El mau kemana?"
"Cari makan laper gue," ucap Elsya ke Diki.
"Gue ikut kalau gitu."
Mereka berdua pun mencari penjual yang sudah buka dan menjual makanan.
"Gue mau mie goreng, lu mau makan apa?" tanya Elsya ke Diki.
"Gue nasi goreng," jawabnya.
Setelah memesan mereka pun duduk sambil memainkan ponsel masing-masing, di saat itu Elsya menyadari kalau Diki ingin mengatakan sesuatu tapi ditahan olehnya.
"Mau ngomong apa?" tanya Elsya tanpa memaling wajahnya dari ponselnya.
"Hah?"
"Mau nanya apa?" Elsya pun melihat ke arah Diki.
"Hmmm itu teman ga...."
"Dia gak ada disini," jawab Elsya cepat. "Makan cepet, sepertinya sebentar lagi ramai."
Dan benar saja, baru beberapa sendok mereka makan seketika banyak pengunjung yang datang.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.