NovelToon NovelToon
Benih Siapa Di Rahimku?

Benih Siapa Di Rahimku?

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta pada Pandangan Pertama / Angst
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENUJU SAH

Bu Risa mendatangi Haikal yang sedang duduk di gazebo yang ada di belakang rumah. Dia ingin bicara dari hati ke hati. Besok, Romeo akan menikahi Rere. Sebelum itu terjadi, Bu Risa ingin memastikan satu hal dulu.

Melihat ibunya datang, segera Haikal mematikan rokok yang terselip diantara jarinya.

"Masih memikirkan Rere?" Tanya Bu Risa sembari duduk disebelah Haikal. Meraih tangan putra sulungnya itu lalu meletakkan diatas pangkuannya.

Haikal tak menjawab meski tebakan ibunya seratus persen sangat benar.

"Boleh ibu bertanya?"

Haikal menoleh kearah ibunya lalu mengangguk.

"Jika benar Rere adalah korban perkosaan, apa kamu masih bersedia menikahinya?"

Haikal menghela nafas berat, menatap nanar kedepan sambil tersenyum pahit. "Rere tidak diperkosa Bu."

Bu Risa tersenyum sambil mengeratkan genggamannya ditangan Haikal. "Ibu bertanya jika Haikal, seandainya."

"Ibu." Haikal mendesis pelan. Dia tak ingin berdebat jika soal ini. Karena Haikal sangat yakin jika Rere berselingkuh bukan diperkosa. "Jangan ikut ikutan pemikiran Romeo yang naif itu."

Bu Risa menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskan perlahan. Dia sungguh bingung, bagaimana harus bersikap saat ini.

"Ibu sedang mengajakmu bicara berandai andai Nak. Seandainya Rere hamil karena diperkosa, apa kau bersedia menikahinya?"

Haikal menggeleng. "Ini terlalu berat Bu. Tak mungkin aku bisa hidup dengan wanita yang mengandung benih pria lain. Dan rasanya, aku tak akan mampu menyentuhnya jika mengingat hal itu."

Bu Risa tersenyum sambil mengusap lengan Haikal. Sepertinya, keputusan yang akan dia ambil adalah yang terbaik. Yaitu merestui pernikahan Romeo dan Rere. Selain karena Haikal yang tak bersedia menikahi Rere yang hamil apapun alasannya, Romeo adalah ayah kandung janin itu. Jadi yang terbaik, memang Romeolah yang menikahi Rere.

"Kalau memang begitu, ikhlaskanlah Romeo menikahi Rere."

"IBU!" Haikal sampai berteriak saking tak percayanya kalimat itu bisa keluar dari bibir ibunya.

"Kenapa ibu bisa bicara seperti itu?"

"Jodoh, rejeki dan maut, ada ditangan Tuhan. Mungkin Rere memang bukan jodohmu, tapi jodoh Romeo."

Haikal berdiri sambil mengacak rambutnya karena frustasi.

"Romeo itu tampan dan mapan Bu. Ada banyak wanita yang mengantri untuknya. Kenapa dia harus menikahi Rere, wanita yang jelas jelas sudah hamil dengan pria lain?" Haikal tak habis pikir.

"Itu pilihan adikmu. Dan sebaiknya, sebagai keluarga, kita menghargai keputusannya."

"Jadi ibu merestui pernikahan mereka?"

Bu Risa mengangguk. "Berdamailah dengan takdir Nak. Jika seperti ini jalannya jodoh, kita tak bisa berbuat apa apa. Ibu yakin, Tuhan akan memberikanmu jodoh yang lebih baik dari Rere."

.

.

.

Bu Risa tengah menyiapkap beberapa kue yang kemarin dia pesan dari tetangga. Dengan dibantu asisten rumah tangga, dia memasukkan kue kue tersebut kedalam wadah yang bagus. Hari ini, Romeo akan menikah dengan Rere. Pernikahan dilakukan secara sah menurut agama serta negera. Tetapi karena pendaftarannya mendadak, jadi urusan surat menyuratnya menyusul.

Tak banyak yang diajak, hanya tetangga dekat dan keluarga inti, tapi terkecuali Haikal. Pria itu menolak untuk ikut. Hal itu sangatlah wajar, karena Haikal masih sakit hati pada Rere.

Haikal sangat kecewa dengan keputusan ibunya dengan memberikan restu pada Romeo untuk menikahi Rere. Dia masih sangat terluka karena Rere, rasanya tak sanggup jika harus menjadikan Rere sebagai adik iparnya.

Selesai urusan barang bawaan, Bu Risa menghampiri Romeo yang sedang bersiap siap didalam kamar. Putranya itu terlihat sangat tampan dengan setelah jas berwarna hitam.

"Anak ibu tampan sekali." Bu Risa merapikan dasi serta jas yang dikenakan Romeo.

"Bu, bagaimana dengan Haikal?"

"Sudahlah, mungkin saat ini dia tidak bisa menerima. Tapi suatu saat nanti, saat luka hatinya sembuh, dia akan bisa menerima Rere sebagai adik iparnya. Kamu sudah siapkan maharnya kan?"

Tiba tiba, terdengar suara berisik dari lantai bawah. Berteriak teriak memanggil nama Bu Risa.

"Risa, Risa, dimana kau?"

Suara itu, meski sudah bertahun tahun tak bertemu, Romeo masih ingat. Siapa lagi kalau bukan ayahnya.

"Risa!" Suara itu terdengar semakin dekat. Sampai akhirnya muncul orangnya didepan pintu. Haris, pria yang sudah tua tapi masih terlihat kearoganannya itu masuk kekamar Romeo.

"Jadi benar berita yang aku dengar, jika pernikahan Haikal dibatalkan dan Romeo yang ganti menikahi gadis itu?"

Entah darimana Haris tahu soal itu, yang pasti, baik Romeo, Haikal maupun Risa, tak ada yang memberitahunya.

"Iya, itu benar." Jawab Romeo lantang.

"Dimata otakmu, wanita itu hamil, dan kau masih mau menikahinya. Apa kau waras?" Haris nenatap nyalang kearah Romeo.

"Setidaknya masih lebih waras daripada kau yang mengabaikan keluarga demi seorang janda dan anaknya."

"KAU!" Haris hendak menampar Romeo tapi lebih dulu Bu Risa memegang lengannya lalu menghempaskan secara kasar.

"Sudah cukup kau menyakiti aku dan putraku. Pergi dari sini."

Haris syok melihat istri yang biasanya diam itu hari ini bisa melawan. Tak hanya itu, tatapan matanya juga sangat mengerikan, seperti ingin menelannya hidup hidup.

"Berani kau Risa." Haris hendak menampar Bu Risa, tapi sekarang, giliran Romeo yang manahan tangannya.

"Pergilah Haris, pulanglah kerumah istri mudamu itu. Jangan lagi menginjakkan kakimu dirumah ini. Bahkan saat kau sudah tak mampu melakukan apa apa lagi, jangan pernah mencariku atau anak anakmu lagi. Aku akan segera melayangkan surat gugatan cerai."

Haris lagi lagi dibuat syok. Jika dulu Risa yang akan memohon untuk tidak deceraikan, sekarang justru wanita itu yang meminta cerai.

"Bersiaplah meringkuk sendirian di panti jompo. Karena aku yakin, istri mudamu itu tak akan mau merawatmu." Bu Risa tersenyum sinis disaat tubuh Haris mulai gemetaran.

Haris memang sudah mulai sering sakit sakitan. Selain diabetes, dia juga punya penyakit jantung. Dan sekarang, pria itu sudah sering keluar masuk rumah sakit.

"Ayo kita pergi Romeo. Jangan sampai kau telat kepernikahan gara gara orang tidak penting ini." Bu Risa menarik tangan Romeo. Sengaja dia menabrak bahu Haris dengan sangat kuat hingga pria tua itu hampir terjatuh.

.

.

.

Rombongan yang pengantin pria datang tepat waktu dikediaman pengantin wanita. Karena sangat mendadak, tak ada tenda pernikahan ataupun kursi pelaminan. Pernikahan itu hanya diadakan diruang tamu dan teras yang sudah digelari karpet. Tak banyak orang yang hadir, hanya tetangga sekitar dan rekan kerja Pak Tomas dan Jia.

Romeo mulai gelisah saat duduk didekat meja yang akan digunakan untuk akad nikah. Terlebih saat orang dari KUA datang, dia makin gugup. Keringat dingin mulai keluar dari pori pori kulitnya.

"Tolong dilihat lagi, apa sudah benar semuanya." Pihak KUA memperlihatkan berkas sesuai yang didaftarkan Romeo kemarin pada Tomas dan Romeo untuk dicek ulang. Jangan sampai ada kesalahan nama mempelai, wali, maupun maharnya.

Mata Tomas membulat sempurna melihat nomimal uang mahar yang tertera disana.

"Sepertinya ada kesalahan di maharnya." Tomas pikir, pihak KUA salah mencatat, kebanyakan nol. Tak mungkin Romeo memberi mahar sebesar 500 juta.

"Tidak Om, itu tidak salah," sahut Romeo.

"Bolehkah saya minta ijin untuk bicara sebentar dengan calon mantu saya." Tomas merasa jumlah itu terlalu besar. Dia sadar diri, Rere sedang hamil sekarang. Rasanya tak pantas mendapatkan mahar sebanyak itu.

"Kita segerakan saja Pak." Romeo seolah menolak ajakan Tomas untuk bicara. Dia membuka sebuah kotak yang tadi bibawa Bu Risa. Semua isi kotak itu ternyata adalah uang mahar.

1
EsTefaYe
kejahatan yg ditabur gina berbuah, sehingga hrs menuai kejahatan juga/Panic/
Susanti Susanti
Luar biasa
Shee
sedih, terharu dan bahagia
selamat meo n rere 💐🤗
Isna Vania
hmm akhirnya Thor,
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
Isna Vania
akhir nya ketauan juga nntinya,
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁
Ruzita Ismail
Luar biasa
endang asmarini
Biasa
novie lou
Luar biasa
Naswadinda 08
Kecewa
Naswadinda 08
Buruk
Emta Ompusunggu
Luar biasa
Maria Longgak
👍
Nur Icha
lanjutan nya donk ceritanya bagus 🙏
Jeffry Pieris
gina pasti akan menerima karma
Tiwi
l
Nurhayati Nia
dihhh papa R gombal muluu bucin abiss 😃😃
Nurhayati Nia
alhamdulillah akhirnya si abang haikal bisa memaf kan sangat adik tetlefas dari itu semua sudah menjadi takdir tuhan
Nurhayati Nia
sungguh di lemas yaa
Nurhayati Nia
alangkah baiknya bila kami jujur sekarang Romeo
Nurhayati Nia
ibu risa ini bukan sal mu si gina lah akar dari permasalahan nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!