Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B25
Diky pun langsung menoleh ketika mendengar suara jejak kaki seseorang dan dia melihat jika Ferdian sudah lari dengan cepatnya meninggalkan mereka.
"Hey Ferdian tunggu" Teriak Diky yang menyadari nya. Dan ingin mengejarnya.
Namun dirinya ditahan oleh Stefan yang melihat bahwa Fanesha langsung menuju ke arah mobilnya yang terparkir.
"biarkan Fanesha yang mengejarnya kamu temani ku dulu untuk meyakinkan Rebecca" ucap Stefan.
"Ahhh baiklah" ucap Diky lesu.
"hey Fanesha kamu mau kemana" kali ini Renna yang berteriak melihat fanesha yang masuk ke dalam mobil dan langsung melaju tanpa mendengar teriakan Renna.
"Diky Stefan mau kemana Fanesha pergi sampai melupakan kami? Dan kenapa Ferdian lari begitu saja, apa ada masalah lagi? tanya Renna yang kini sudah ada di depan Diky dan Stefan dan di ikuti Rebecca di belakangnya.
"Sepertinya Fanesha ingin mengejar Ferdian, sedangkan Ferdian berlari karena ada hal yang mendesak yang harus dia lakukan, tadinya kau yang ingin mengejar Ferdian namun Stefan menahan ku ketika melihat Fanesha yang sudah terlebih dahulu mengejarnya" jelas Diky.
"ohh jadi seperti itu" ucap Renna
"ayo Renna kita segera pulang, toh Fanesha sudah pergi, untuk apa lama lama disini" sambar Rebecca dari belakang dan langsung menarik Renna menuju mobilnya, hari ini Renna nebeng mobil Rebecca.
Stefan yang mendengar itu langsung mencoba untuk menahan Rebecca dengan meraih lengannya, namun belum sempat meraih lengan Rebecca, tangan nya sudah di tepis oleh Rebecca yang menyadari tindakan yang akan di lakukan Stefan.
"ahhh Becca dengarkan penjelasan ku dulu" ucap Stefan yang tidak berhasil menghentikan Rebecca.
Namun Rebecca tidak menggubrisnya dan langsung masuk kedalam mobil diikuti Renna.
Stefan yang melihat dirinya di abaikan hanya terdiam, dan mobil Rebecca pun langsung bergerak meninggalkan Stefan dan Diky.
Stefan yang melihat itu pun tertunduk lemah tak berdaya, dan hanya menuju mobilnya untuk segera kembali pulang.
"Stefan kamu tidak apa apa?" tanya Diky yang hanya di balas anggukan oleh Stefan, Diky pun hanya menggelengkan kepalanya dan langsung masuk ke mobilnya untuk segera kembali pulang juga.
*****
Sementara itu, Ferdian yang berlari pun menyadari jika dirinya di kejar oleh mobil fanesha, dia pun langsung bergegas berlari kebelakang pos keamanan dekat gerbang kampus agar Fanesha tidak menemukannya, karena saat ini sudah ada supir yang dikirim oleh jerry untuk menjemputnya, sebenarnya tadi Jerry sendiri yang ingin menjemputnya, namun dilarang oleh Ferdian karena takut akan menjadi pertanyaan jika ada yang melihat jika Ferdian dijemput olehnya. Dan Ferdian pun meminta Jerry untuk menggunakan mobil biasa saja untuk menjemputnya.
Ketika Fanesha sudah mendekati gerbang dia sudah tidak melihat Ferdian lagi, dan dia pun langsung keluar gerbang dan dia tetap tidak melihat Ferdian, dan dia hanya bisa bergumam " kemana perginya Ferdian, kenapa menghilang? Apa secepat itu dia menemukan angkutan umum?"
Fanesha pun memelankan laju mobilnya, sambil melihat kearah pinggir jalan berharap bertemu Ferdian, namun hasilnya nihil, dia tidak menemukannya, dan Fanesha pun memutuskan untuk melanjutkan perjalannya untuk kembali pulang.
"akhirnya terbebas juga" ucap Ferdian yang melihat mobil fanesha sudah keluar kampus. Dan dia pun berlari menyebrangi jalan untuk segera masuk kedalam mobil yang telah menjemputnya, dia sudah mengetahui jenis dan plat mobil yang akan menjemputnya tanpa harus mencari dahulu.
"Selamat sore tuan muda, ada apa tuan muda sehingga tuan muda berlari apa ada masalah? , jika Tuan Muda mendapat masalah, biarkan saya bantu Tuan muda untuk menyelesaikannya" ucap sang supir yang memiliki postur badan tegap dan berotot. Sang supir telah mengetahui wajah Ferdian dari Jerry yang memberikan Fotonya agar dirinya tidak salah orang.
"ahh tidak, aku hanya ingin berlari saja, tidak ada masalah" jawab Ferdian beralasan.
"baiklah Tuan Muda jika seperti itu, oh iya Tuan Muda mau langsung ke kantor apa ingin pergi ketempat lain dulu?" tanya sang supir lagi.
"Sepertinya tidak perlu, kita langsung saja" ucap Ferdian.
"baik Tuan Muda" jawab sang supir dan langsung tancap gas dengan perlahan, karena dirinya ingin Tuan Mudanya merasa nyaman.
"oh iya, siapa nama bapak" tanya Ferdian dengan Sopan.
"Suseno Tuan Muda, Tuan Muda cukup panggil aku Seno saja" jawab sang supir.
"baik lah pak Seno, oh iya berapa usia bapak? Dan sudah berapa lama menjadi supir di Three F" tanya Ferdian lagi.
"Tuan Muda maaf, jika berkenan Tuan Muda cukup memanggil saya dengan nama saya saja, tidak perlu menggunakan Pak, dan usia saya baru 33 tahun, dan sebenarnya saya di tugaskan sebagai supir dan salah 1 pengawal yang di tugaskan langsung oleh Tuan Besar Pratama, dan saya baru 2 bulan disini Tuan Muda untuk menghafal seluruh jalan yang ada di kota ini dan sambil menunggu perintah dari Tuan Besar atau pun Nona Muda Fristi" Jelas Seno.
Ferdian pun hanya menganggukkan kepalanya mendengarkan penjelasan Seno.
"Jadi seperti itu, ternyata memang semua sudah diatur oleh keluarga ku ya" ucap Ferdian, Seno pun hanya tersenyum mendengar itu.
"baiklah aku akan memanggil kamu kak Seno saja, dan kedepannya santai saja ketika berbicara dengan ku kak Seno, jangan terlalu kaku." jelas Ferdian.
"Baik Tuan Muda aku akan mengikuti perintahmu" jawab Seno dengan sedikit canggung.
"Oh iya kak Seno, mulai besok jika mengantar atau menjemput ku cukup menggunakan pakaian biasa saja jangan seperti yang kamu gunakan ini, aku tidak mau jika teman teman ku melihat mereka akan mempertanyakannya, dan panggil aku dengan namaku saja" pinta Ferdian lagi.
"Baik Tuan Muda" jawab Seno.
"Tuan Muda di samping mu ada 2 bungkusan yang telah disiapkan Pak Jerry untuk mu" Seno memberitahu.
Ferdian pun menoleh dan langsung mengambil serta membukanya, dan dia melihat ada 1 stel pakaian lengkap, dari kemeja, jas, celana panjang, ikat pinggang, dan dasi. Dan di bungkusan yang satunya ada sepasang sepatu pantofel dan juga kaos kaki.
"hah, apa memang aku harus menggunakan ini? Aku tidak terbiasa, sudahlah aku cukup menggunakan pakaian yang aku pakai saja" Ferdian bermonolog, namun Seno mendengarnya dan berkata.
"Tapi Tuan Muda ka......"
"Sudah aku akan menghubungi Paman Jerry" sambar Ferdian memotong ucapan Seno.
"Halo paman, apa aku harus menggunakan pakaian ini? Memang jika tidak menggunakannya aku tidak boleh masuk ke kantor Grup Three F?" tanya Seno begitu telepon terhubung.
"Tidak masalah jika tidak menggunakan stelan pakaian itu namun ini perintah dari Nona Muda" jawab Jerry.
"Oh ternyata kakak, baiklah aku akan menghubungi kakak, paman lanjut saja dengan kesibukan paman" ucap Ferdian yang langsung memutuskan panggilan, dan langsung menghubungi kakak nya.
"Halo kak, memangnya aku harus memakai pakaian Formal ini? Kamu pasti tau kan jika aku tidak terbiasa dengan pakaian ini?" ucap Ferdian yang jengkel dengan kakaknya.
"Iya harus dong, kamu ini Pewaris keluarga Pratama, masa kamu hanya menggunakan pakaian biasa saja" jawab Fristi.
"Sudahlah kak aku ini belum terbiasa, aku juga merasa tidak nyaman menggunakannya, tolong lah kali ini saja biarkan aku menggunakan apa yang biasa aku gunakan saja, nanti perlahan aku akan mencoba untuk merubah penampilan ku ini jika ada acara acara penting lainnya, lagi pula hari ini aku datang hanya berkunjung saja tidak perlu lah menggunakan pakaian formal seperti ini" cerocos Ferdian.
"TIDAK POKOKNYA KAMU HARUS PAKAI ITU!!!" perintah Fristi dengan nada tinggi diseberang telepon sana.
"Baiklah jika begitu aku akan langsung kembali ke kontrakan saja" ucap Ferdian dan langsung memutuskan panggilan.
"Kak Seno putar balik antar aku pulang ke kontrakan saja" ucap Ferdian dengan kesal.
"tapi Tuan Muda"
"Putar balik atau aku lompat keluar" ucap Ferdian semakin kesal.
"Baik Tuan Muda" jawab Seno dan kemudian melihat kedepan mencari jalan untuk memutar balik. Namun sejauh mata memandang tidak terlihat ada rambu untuk bisa memutar balik.
"Tuan Muda sepertinya agak jauh untuk kita memutar balik" Seno memberitahu.
"Tidak masalah" jawab Ferdian masih sedikit kesal.
"Ring" panggilan masuk dari Fristi, namun Ferdian pun langsung menolak panggilan itu. Tak lama panggilan dari Fristi pun masuk lagi, dan lagi lagi di tolaknya.
"Ring Ring Ring" kali ini panggilan masuk di ponsel Seno.
"Tuan Muda, Nona Muda menghubungi ku, aku harus segera menjawabnya jika tidak...." ucapan Seno terpotong karena ponselnya langsung di ambil oleh Ferdian.
"Sudah kak tidak perlu membujuk ku lagi, aku tetap tidak mau menggunakan pakaian itu, dan aku tidak akan ke Grup Three F sampaii kapan pun" Ferdian berkata ketika panggilan terhubung.
"Baik jika begitu kartu yang aku kasih semalam aku akan blokir dan kamu segera keluar dari mobil itu sekarang" balas Fristi dengan ancaman.
"Oh tidak masalah kak jika memang ingin memblokir kartu ku dan jika ingin aku keluar dari mobil yang sedang aku naiki sekarang, kamu tau kan aku sudah terbiasa hidup susah selama beberapa tahun ini, tanpa bantuan keluarga, ohh iya jika perlu aku akan keluar dari kampus, karena itu juga kampus milik keluarga kita, dan mulai sekarang tidak perlu menganggap ku ada" Jelas Ferdian dengan penuh emosi hanya karena permasalahan pakaian yang harus di gunakan.
Ferdian pun mematikan panggilannya tanpa menunggu Fristi menjawab, dan mengembalikan ponsel Seno.
"Kak Seno menepi" ucap Ferdian datar.
"Tapi Tuan Muda"
"Mulai sekarang jangan panggil aku dengan sebutan Tuan Muda lagi, jadi Sebaiknya menepi atau aku akan melompat?" ucap Ferdian lagi masih dengan nada datar dan mencoba untuk membuka pintu siap untuk keluar dengan melompat.
"Baik baik aku akan segera menepi" ucap Seno panik melihat tindakan Tuan Mudanya itu.
Setelah menepi Ferdian pun keluar dan berjalan ke arah berlawanan dengan mobil yang di kendarai Seno.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏
kelihatan agak kaku...
agak kurang logis juga kayaknya...
ingat 1T diambil 2 juta saldonya 998.000.000.000,_ itu salah besar.