NovelToon NovelToon
Dipaksa Jodoh

Dipaksa Jodoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:273.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ayu Andila

"Papa sudah menjodohkanmu dengan Arion, putra dari sahabat Papa!"

Jedar, bak tersambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan dari sang Papa. Seketika tubuh Zeva langsung menegang dengan mulut terbuka.

"tidak, ini tidak boleh terjadi!"

Niat hati ingin meminta restu untuk hubungannya dengan sang kekasih, malah berakhir dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.

Bak buah simalakama, itulah ungkapan yang tepat untuk apa yang Zeva rasakan saat ini. Dia tidak bisa berpisah dengan laki-laki yang sangat dia cintai, tapi tidak juga bisa melawan kehendak kedua orangtuanya.

Apakah yang akan terjadi pada Zeva selanjutnya?

Bisakah dia membina rumah tangga sesuai dengan keinginan kedua orangtuanya?

Yuk, ikuti kisah mereka yang penuh dengan kegaduhan dan kejutan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 33. Nonton Bersama.

Zeva langsung berlari masuk ke dalam apartemen saat Gavin sudah pergi dari tempat itu.

Brak. Suara pintu yang ditutup dengan kasar menggema di tempat itu, sementara Zeva masih menyandarkan tubuhnya di pintu tersebut. "Hah, tenang tenang. Semua akan baik-baik saja." Dia menarik napas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

Setelah merasa tenang, Zeva beranjak ke dapur untuk mengambil minuman. Tenggorokannya terasa sangat kering dan harus segera dibasahi oleh air.

Krek, brak.

Zeva terjonjak kaget saat mendengar suara pintu terbuka dan tertutup, dengan cepat dia meletakkan minuman yang ada di tangannya dan segera melihat ke ruang tamu.

Arion merebahkan tubuh di atas sofa, dia pura-pura tidak sadar akan keberadaan Zeva dan beralih menutup kedua matanya.

Zeva menegang di depan Arion yang sedang terpejam. Mendadak jantungnya jadi berdebar-debar, dia takut kalau laki-laki itu tau bahwa Gavin baru saja menemuinya.

"Apa yang kau lakukan?"

Zeva terlonjak kaget saat mendengar suara Arion, terlebih-lebih saat ini laki-laki itu sudah melihatnya dengan tajam.

"A-apa kau mau minum?" Sangking gugupnya, dia sampai menawari laki-laki itu untuk minum.

"Hem." Arion menganggukkan kepalanya membuat Zeva langsung berjalan ke arah dapur. Dia memperhatikan wanita itu melalui ekor matanya dengan sinis.

Zeva mengambilkan segelas jus yang tersedia di dalam kulkas, tidak lupa ditemani dengan makanan ringan untuk pengganjal perut yang terasa lapar.

Dia segera membawa semua itu dengan nampan, dan menyajikannya di hadapan Arion.

"Kau baru pulang?" tanya Arion sambil mengambil segelas jus yang ada di atas meja.

"Hah? Ti-tidak, sudah lumayan dari tadi," jawab Zeva dengan gugup.

"Bagus, kau pintar sekali." Arion tersenyum sinis, tetapi Zeva tidak dapat melihatnya karena saat ini mulut laki-laki itu tertutup gelas.

"Ka-kau sendiri kenapa udah pulang? Bukannya mau makan malam bareng wanita tadi?" tanya Zeva dengan lirih.

"Aku berubah pikiran, dan ingin makan di rumah." Arion beranjak bangun dan berjalan ke arah tangga.

"Ka-kalau begitu aku akan menyiapkannya."

Langkah Arion terhenti, dia menoleh ke arah Zeva lalu menganggukkan kepala. "Aku akan mandi."

Zeva tersenyum lebar dan berjalan cepat ke arah dapur. Dia menghangatkan semua makanan yang sudah di masak oleh Bik Sum, dan menyajikannya di atas meja makan.

Arion yang sudah selesai membersihkan diri langsung berjalan ke arah dapur. Aroma masakan yang sangat menggugah selera langsung menyeruak masuk ke dalam hidungnya, membuat perut kian keroncongan.

"Sudah selesai?"

Zeva yang masih sibuk menata sendok langsung mendongakkan kepala. Untuk beberapa saat dia tercengang saat melihat penampilan Arion. Bagaimana tidak? Saat ini laki-laki itu memakai kaos oblong dengan celana selutut yang membuat tampilannya sangat keren sekali.

"Kenapa kau malah melamun?"

Zeva langsung terkesiap. "Ti-tidak. Ayo makan, semuanya sudah siap!" Dia langsung menarik kursi dan duduk di sana.

Arion tersenyum tipis melihat kegugupan Zeva. Dia akan terus membuat wanita itu gugup, sampai kedua mata Zeva tidak bisa berpaling darinya.

Mereka berdua lalu menikmati makanan itu dalam hening. Hanya ada suara sendok dan garpu saja yang saling beradu, serta hembusan napas dari mereka berdua.

Selesai makan, Zeva langsung membersihkan meja dan juga meletakkan piring ke dalam westafel. Tanpa dia duga, ternyata Arion juga melakukan hal yang sama. "Bi-biar aku saja."

"Tidak apa-apa, aku biasa melakukan ini."

Zeva terdiam. Arion mengatakan kalau biasa melakukan hal seperti itu, tetapi baru kali ini dia melihatnya. "Apa dia sedang membual?"

"Apa kau mau nonton?"

"H-hah?" Zeva terperanjat kaget mendengar suara Arion.

"Aku tanya, kau mau menonton?" Arion kembali mengulang pertanyaannya.

"Ba-baik, aku akan menyusul ke ruang tv."

Arion segera berbalik dan berjalan ke ruang TV. Dia sengaja memilih film horor agar nantinya Zeva merasa takut, dan dia bisa menjalankan aksinya.

Zeva menyusul Arion dengan membawa cola dan juga makanan ringan, menonton rasanya tidak lengkap tanpa minuman dan makanan.

"Itu, film horor?" Zeva menunjuk ke arah televisi, lalu melihat Arion.

"Iya, itu film baru." Arion menepuk sofa yang ada di sampingnya. "Duduklah!"

Tanpa diperintah dua kali, Zeva langsung duduk di samping laki-laki itu. Sepertinya ketegangan yang sempat terjadi di antara mereka langsung lenyap begitu saja, buktinya saat ini dia dengan santai menempel di lengan Arion.

Arion sendiri tentu merasa sangat senang, dia tidak menyangka kalau Zeva akan cepat berubah seperti ini.

Film horor yang Arion pilih sudah berputar dengan judul mayit pengganti, di mana ada berbagai jenis setan yang bergentayangan dalam film tersebut.

"Aargh!" Zeva berteriak dengan kencang sambil mencengram erat lengan Arion, membuat laki-laki itu terlonjak kaget.

"Apa yang kau lakukan?" Arion memegang tangan Zeva yang mencengkram lengannya.

"Itu ... hih, serem banget!" Zeva mengusek-ngusekkan kepalanya ke dada Arion membuat tubuh laki-laki itu terjerembab ke sofa, hingga posisinya saat ini menimpa tubuh Arion. "Aah, suaranya juga nyeremin!"

Arion terdiam dengan apa yang Zeva lakukan, dengan cepat tangannya memegangi dada agar wanita itu tidak bisa mendengar detak jantungnya yang terus berdebar kencang.

Untuk beberapa saat mereka terus seperti itu, sampai tiba-tiba Zeva merasakan ada sesuatu yang mengeras di bawah sana. "A-Arion, itu, itu-"

Arion langsung menggeser tubuh Zeva dan beranjak bangun dari sofa. Dia tidak sadar kalau ternyata adik kecilnya sedang terbangun karena ulah wanita itu.

"Arion!" Zeva menahan tangan Arion yang sudah akan beranjak pergi ke kamar mandi. "Maaf."

Laki-laki itu langsung melihat ke arah Zeva dengan kening berkerut dalam "Untuk?" Matanya menatap wanita itu dengan tajam.

"Untuk semuanya. Biasakah kita menjadi teman?"

Tbc.

1
apajalah
🍁🍂
Ida Erwanti
Luar biasa
Faridah
ikut terharu
Faridah
ruwet
Faridah
kapokk
Faridah
hayooooo kamu ketahuan
Faridah
wah ....selingkuh
Faridah
hadehhhh mengobarkan api ni
Faridah
bahaya mengintai
Faridah
waduh
Faridah
hahahaha....
Faridah
bertahap
Surya Handayani Almaida
Biasa
Galaklagak
ceritanya sangat menarik...gaya bahasa tidak kaku.. ditunggu karya yg lain Thor ♥️♥️
Faridah
😩
Wijaya Ronny
Luar biasa
Qaisaa Nazarudin
Nah kan sadar tuh kalian semua..
MakBarudakh
Novel ino bagus
Sayang belum banyak peminat (diliht dr jumlah likers nya lo yaaa..)
Walau tokoh perempuannya di awal bikin Mak gereget, jengkel, dan kesel dg tingkahnya

Terimakasih atas karyamu yg menghibur ya Thor
Semoga makin bamyak yg minat utk baca karya2mu thor
Dan sukses selalu ya
MakBarudakh
Ya...kamu pasti merasa di titik terendah Ze

Disatu sisi kasian, di sisi lain kamu bebal Ze..
MakBarudakh
Naaahhh akhirnya salah paham semua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!