Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 19. Rencana Orang Tua.
Mata berbinar-binar Mona seakan terpaku menatap semangkuk seblak yang sudah ada di meja makan nya.
Sehabis pulang sekolah, Nando mampir dulu untuk mentraktir Mona makan seblak, ini yang pertama kali dalam hidup pria itu mengajak seorang gadis untuk makan bersantai di luang waktu yang renggang.
Mau di bilang sedih tidak, miris juga tidak, Nando yang terbilang sangat cuek kepada wanita, paling anti kalau mengajak gadis lain untuk makan bersama seperti yang sekarang.
"Enak?" Sepatah kata dari Nando ketika netra nya menangkap Mona yang sudah memasukan makanan itu ke dalam mulutnya.
"Gila sih" Hanya itu ucapan yang Mona semburkan dari bibir nya. Sebelum dia bicara lagi dengan nada terpukau.
"Enak banget, sumpah!"
Lega rasanya melihat Mona senang dengan citra rasa makanan itu. Hanya saja dia belum menyentuh sama sekali seblak yang di belinya.
"Jadi bubur tuh"
Nando menunduk, dia pun langsung makan seblak yang dia pesan untuk nya.
Ting!
Disaat mereka menghening, notifikasi pesan whatsapp tiba-tiba berbunyi dari ponsel Mona.
Nomor tak dikenal telah menambahkan nomor ponsel Mona untuk masuk ke dalam grup whatsapp sekolahan.
"Do, kenal gak nomor ini siapa" Mona menunjukan layar ponsel yang sudah di isi oleh gambar profil whatsapp tanpa nama.
"Coba cari di get contact" Saran Nando, dia gak fokus karena keasikan makan seblak yang menurut nya bikin nagih.
Mona menuruti, dia fokus bergelut dengan layar ponsel untuk mencari siapa pemilik nomor nyasar yang tiba-tiba masukin nomornya ke dalam grup.
Tertulis kebanyakan nama Nurul, namun tidak lengkap Nurul siapa. Karena di sekolahan nya nama Nurul banyak.
Di grup chat yang sudah memampang nickname Nurul Fatonah selaku pengawas lomba sedang memberi tahu tentang agenda lomba yang akan dimulai esok hari.
Mona mengerut kening "Ini Nurul ketua OSIS apa gimana sih?"
Nando mendadak tersedak saat asik makan seblak yang masih panas bercampur rasa pedas.
"Lah kocak, napa kamu?"
Nando sedikit terkejut, namun tatapan wajahnya tetap datar seperti biasa.
Dia gak jawab fokus menghabiskan makanan yang ada di depan tubuh nya.
Mona tertawa "Muka kamu lucu"
"Apa yang lucu? Cepat di makan tuh" Kata Nando dengan tatapan dinginnya.
Mona menaruh ponsel dalam keadaan layar terbalik, dia langsung menghabiskan seblak yang di pesan nya.
**
Malam hari itu, Mona yang lagi sibuk mengeringkan rambut langsung pergi ke pintu setelah mendapatkan suara ketukan.
Bu Sisil dan Pak Gilang baru saja datang ke rumah sambil membawa oleh-oleh dari Garut.
Tak henti-henti nya Mona memeluk Bu Sisil beri tanda kalau dia sedang rindu. Tiga hari ditinggal berasa satu tahun bagi Mona.
"Ah mama kangen"
Bu Sisil tersenyum "Dodol Garut mau gak?"
Dengan senang hati yang berbunga-bunga, Mona langsung meraih kresek yang di dalam nya ada tiga bungkus dodol.
"Oh iya" Tahan Bu Sisil.
Mona mendongak kepala "Kenapa ma?"
"Tolong kasih satu bungkus dodol ini untuk tetangga ya, tolong yang akur soalnya lagi ada orang tuanya"
Mona tertawa "Aman masalah itu mah"
Sekedar ingin membuktikan kalau Mona sekarang sudah akur dengan Nando, dengan gerakan lincah, Mona berjalan melangkah menuju rumah Nando.
Pintu diketuk satu kali, belum ada jawaban dari dalam, diketuk lagi masih sama, sampai ketukan itu terulang di posisi ke empat.
"Kemana sih?! perasaan ditinggal bentar kok rumah sudah kosong?"
Mona celingukan hanya sekedar cek kondisi dalam rumah, sebelum akhirnya dia kembali bersuara dengan nada tinggi.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" Terjawab sudah teriakan dari Mona yang menyadarkan Mbok Ika yang baru saja selesai masak makanan.
"Eh, Bu maaf udah ganggu waktunya, Nando ada dirumah?"
"Oh.. Den Nando barusan saja pergi non sama tuan dan nyonya"
"Umm.. kira-kira lama tidak Bu?"
"Saya kurang tahu masalah itu non"
Setelah mbok Ika bicara itu, Mona langsung memberi oleh-oleh yang dibawa orang tua nya khusus untuk Nando yang dititipkan ke Mona.
Orang tua dari Mona dan Nando yang sekarang terbilang sedang merencanakan sesuatu untuk anaknya masing-masing, yang bukan lain adalah perjodohan.
Ya, karena Bu Sisil dengan Bu Erni adalah teman dari SMP, mereka bersahabat dan ingin sekali menjadi besan, sedangkan Pak Gilang dengan Pak Oki adalah kolega bisnis yang sangat menjanjikan.
"Tolong nitip ke Nando, ini dari Mona bilang aja"
"Siap non, makasih ya"
"Okey sama-sama Bu, kalau begitu saya balik rumah dulu ya Bu"
"Silahkan non"
Mona kembali ke rumah, menatapi ibunya yang sedang menunggu nya dari depan pintu.
"Gimana?" Singkat kata dari bu Sisil hanya untuk melihat reaksi dari Mona.
Mona berwajah datar "Apanya mah?"
"Ih pas ngasih dodol untuk dek Nando"
"Dek Nando? Sumpah aku geli denger nya ma" Mona melangkah masuk ke dalam rumah untuk kembali ke dalam kamar.
"Terus mau nya apa, AA?!!" Kata Bu Sisil mulai gerah.
"Aa Aa Bandung untuk Mona mah maksud nya?" Pak Gilang menimpali
"Tau aja sih papah ah"
"Mah, pah, stop! sudah malam jangan berisik, ganggu tetangga lagi tidur aja"
"Emang ada tetangga tidur jam delapan malam?" Niat nya Mona mau protes, tapi dibalikin oleh Bu Sisil.
Mona menutup kedua telinga, dia langsung mempercepat langkah kaki nya untuk masuk kembali ke dalam kamarnya.