NovelToon NovelToon
Ikatan Tuan Muda

Ikatan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:875
Nilai: 5
Nama Author: Nida

Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehangatan Fiyoni

Disaat aku tidak sadarkan diri, aku merasa sinar matahari menyinari kedua mataku. Aku membuka kedua mataku dan melihat ayah dan ibuku sedang berdiri tersenyum kearahku.

"A-ayah... ibu?" Ucapku terkejut, aku berusaha terbangun tapi tiba-tiba senyuman hangat orang tuaku berubah menjadi kematian mereka yang membuatku berteriak kencang.

"Tidaaakk!!! Awas kalian ! Aku akan balas dendam!!" Teriakku kesal, tidak lama orang yang membunuh orang tuaku berjalan kearahku dan menusukku yang membuat dadaku terasa sakit, aku terduduk di tanah dan berusaha mengatur nafasku.

"Haaahhh!!!" Desahku mengatur nafasku, aku langsung terbangun dan terduduk disebuah tempat yang sangat empuk.

"Kamu sudah sadar Valentina?" Ucap Han pelan, aku menoleh ke kanan dan melihat Han sedang membaca sebuah buku.

"A-aku mmpphhh..." tiba-tiba ada seseorang menciumku yang membuatku terkejut, pria itu mengusap pipiku lembut dan nafasku kembali normal.

"Apa kau harus menciumnya seperti itu?" Sindir Han kesal. Pria itu melepaskan ciumannya dan memelukku erat.

"Ya, aku sudah menyempurnakan ikatan itu dan dengan ciumanku dia tidak akan menderita lagi..." gumam seorang pria pelan.

"K-kamu... " ucapku terkejut tapi pria itu mengusap rambutku lembut.

"Haish, kau ataupun dia... sama saja... sama-sama gila!" Sindir Han kesal tapi pria itu hanya terdiam.

"S-siapa namamu?" Ucapku pelan.

"Aku... Fiyoni Valentino."

"Apa kamu dari keluarga Valen?"

"Bukan, aku bukan dari keluarga tertinggi..." gumam pria itu pelan.

"Dia dulunya teman akademi mafia denganku, dari dulu dia sangat dingin, kejam dan tidak berperasaan. Makanya kenapa aku takut dia melukaimu..." gumam Han pelan.

"Ohh begitu ya... uhhuukkk...uuhhhuukkk..." tiba-tiba aku terbatuk, aku menatap telapak tanganku yang penuh dengan darah hitam.

"Luka dalammu sangat mengkhawatirkan ya istriku..." gumam pria yang bernama Fiyoni Valentino dengan pelan.

"I-istri?" Ucapku terkejut.

"Kau kini menikah secara mafia dengannya, dia menyempurnakan ikatannya padamu!" Ucap Han dingin, aku menatap sebuah cincin emas di sela-sela jariku.

"Menikah secara mafia ya? Aku tidak yakin kalau ku bisa menjadi istrimu."

"Tenang saja, apapun itu kau tetap istriku."

"Haish terserah kau saja..." desahku bersandar dipelukan Fiyoni Valentino itu dan dia hanya terdiam mengusap pipiku lembut.

"Padahal kau dulu sangat membenci wanita karena ibumu yang jahat, tapi kenapa kau bisa tidak sengaja mengikat wanita?" Sindir Han dingin.

"Entahlah, aku hanya ingat kalau aku bersembunyi dari kejaran orang-orang itu. Lalu dia datang dan..."

"... dia langsung menciumku dan menggigit leherku saat pembunuh keluargaku berada di depan gua!" Ucapku melanjutkan.

"Pembunuh keluargamu?" Tanya Fiyoni bingung.

"Ya, dia bersembunyi karena keluarga besarnya dan juga ayahku dibunuh oleh musuh." Ucap Han membalikkan selembar bukunya.

"Jadi dia tiba-tiba menjadi ketua mafia yang terkenal kuat, licik dan kejam karena ingin balas dendam?" Tanya Fiyoni menatapku serius.

"Ya... begitulah..." desahku pelan tapi Fiyoni langsung memelukku erat.

"Tenang saja, aku akan membantumu balas dendam istriku."

"Sungguh?" Tanyaku terkejut.

"Tentu, kau milikku! Apapun yang mengganggu hidupmu maka itu juga gangguan di hidupku!" Ucap Fiyoni dingin yang membuatku senang.

"Terimakasih ya suamiku..." ucapku senang.

"Aku suka kau memanggilku suami..." gumam Fiyoni mencubit pipiku senang.

"Eheeemm ingat yaak kalian berdua itu mu-suh! Tidak mungkin kalian akan menunjukkan kemesraan kalian didepan banyak orang!" Protes Han kesal.

"Tidak masalah jika nantinya jika istriku sudah sangat hebat dan setara denganku."

"Tapi... kalau ada wanita lain yang merebutmu bagaimana?" Gumamku pelan.

"Kau terikat dengan dia. Kau ataupun dia tidak bisa memiliki orang lain. Itulah kenapa tetua bilang kalau ikatanmu dengan dia tidak bisa hilang walaupun di seluruh inkarnasi!" Ucap Han dingin.

"Yang dikatakan Han benar, ikatan yang aku lakukan adalah ikatan terlarang. Awalnya aku hanya ingin berpura-pura seperti sepasang kekasih yang dimadu cinta saat musuh datang sehingga mereka kita kita adalah pasangan yang sedang berduaan di dalam gua..." gumam Fiyoni mengusap rambutku pelan.

"....Tapi entah kenapa setelah menciummu aku bisa melakukan ikatan terlarang itu padahal aku tidak ada niatan sama sekali."

"Tidak mungkun kau tidak punya niatan Valentino!" Sindir Han kesal.

"Memang aku tidak ada niatan tapi... hatiku berkata dia malaikat yang sangat sempurna yang bisa meluluhkanku, Diego membisikkanku untuk memilikinya karena suatu saat dia pasti banyak yang menginginkannya karena kehebatannya membuatku tidak sengaja mengikatnya."

"Diego? Siapa itu?" Tanyaku bingung.

"Diego itu khayalan dari Fiyoni, apapun yang dia lakukan itu selalu kata Diego terus. Yaah mungkin karena depresinya dari kecil membuatnya agak.... gila..." sindir Han dingin tapi Fiyoni tidak marah atau kesal tapi malah terus tersenyum sambil mengusap rambutku lembut.

"Apa aku benar-benar terikat dengan orang yang aneh?" Batinku pelan.

"Aneh ya? Apa menurutmu aku aneh?" Ucap Fiyoni pelan yang membuatku terkejut.

"Eehhh ti-tidak... hanya aku... aku tidak yakin kamu bisa menerimaku yang sering kali... aneh..." ucapku berbohong.

"Memangnya kamu aneh?"

"Tidak hanya kau tapi dia juga aneh, tapi walaupun aneh ataupun rencananya sangat gila tapi dia selalu berhasil melakukan apapun yang dia inginkan..." ucap Han membela.

"Oohh tidak masalah, selama keselamatannya tidak terancam. Kalaupun dia melakukan sesuatu hal dan keselamatannya terancam pasti aku akan membunuh siapapun yang melukainya!" Ucap Fiyoni dingin yang membuat petir tiba-tiba menyambar.

"Tapi kan kita musuh dan kita tidak mungkin bisa bersama untuk saat ini bagaimana kamu tahu kalau keselamatanku terancam?" Tanyaku pelan.

"Ikatanmu denganku sempurna, isi hatimu saja aku bisa membaca apalagi keadaanmu pasti aku marasakannya..."

"Oh begitu ya... hmmm..." desahku pelan dan memejamkan kedua mataku.

"Kau tidak ikut pertemuan Valentino?"

"Nanti..." gumam Fiyoni pelan.

"Tumben, kamu menunda-nunda. Padahal kamu orang yang tidak suka menunda sesuatu yang..."

"Hust diamlah, istriku sedang istirahat..." gumam Fiyoni pelan, aku sedikit membuka kedua mataku dan melihat keluar jendela.

"Ternyata Fifiyan bisa membuatmu luluh dengan wanita ya? Aku senang melihatnya."

"Hanya dengannya, tidak dengan yang lain."

"Jadi kau tetap saja kejam dengan wanita."

"Bisa dibilang seperti itu."

"Kenapa dengannya tidak?"

"Karena dia... spesial..." gumam Fiyoni memelukku erat sedangkan aku hanya terdiam menatap dua burung yang sedang bermain diatas dahan pohon.

"Oh ya, Fifiyan tadi Sarah berkata setuju mengganti namanya, dia berkata terserah kamu ingin memanggil dia siapa."

"Kenapa aku? Biarkan dia yang memilih..." gumamku pelan.

"Kamu sudah menyelamatkannya."

"Hanya... kebetulan..." desahku memeluk tubuh bidang Fiyoni, aku kesal sekaligus sedih kenapa aku bisa menyelamatkan Sarah tapi aku sendiri tidak bisa menyelamatkan ayah dan ibu.

"Haish kau selalu saja seperti itu Fifiyan..." gumam Han pelan tapi aku hanya terdiam menggenggam punggung Fiyoni kuat.

"Ada apa istriku?" Ucap Fiyoni pelan yang membuatku melepaskan genggamanku.

"Tidak ada." Fiyoni mengusap rambutku yang membuatku meneteskan air mataku.

"Tenang saja, aku akan membantumu. Aku ada dipihakmu istriku..." gumam Fiyoni pelan yang membuat air mataku terus menerus keluar.

"Dia menangis?" Tanya Han bingung.

"Huusstt diam saja..." gumam Fiyoni pelan dan aku benar-benar menangis dipelukan Fiyoni sampai kembali tertidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!