Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11 . BMS
Di perusahaan BR Company, Barra sedang bersiap untuk pulang ke mansion, Bastian sudah menunggu di depan pintu ruangannya .
Mereka berdua berjalan menuju lift khusus CEO ,sekretaris yang berada di meja kerjanya pun berdiri dan menunduk hormat saat Barra melewatinya .
"Kau belum pulang?" tanya Barra pada sekretarisnya yang bernama Donny.
"baru mau pulang tuan, saya akan bereskan meja dulu" Donny membereskan meja kerjanya dan menyusul tuannya untuk pulang .
Barra pulang dengan Bastian yang mengemudi mobil. tidak ada percakapan di dalam mobil sampai tiba di mansion .
Barra keluar dari mobil setelah Bastian membuka kan pintu untuk nya.
Bara berjalan menuju kamarnya dan segera membersihkan diri kemudian turun menuju meja makan .
Setelah selesai makan, saat barra akan beranjak dari duduknya, ia merasa seperti ada yang kelupaan, ia berdiri lama di depan meja makan, membuat semua pelayan di sana mengerutkan dahinya, termasuk Pak Asep .
"Di mana Kiran?" Barra Akhirnya ingat bahwa pelayan yang sering ia marah itu tidak ada di sana, ia merasa ingin mengomelinya lagi saat kirana tidak melakukan tugasnya .
"Maaf tuan, dari siang tadi Kiran belum kembali, setelah mengantar makan siang Anda ke perusahaan" ucap Pak Asep yang berpikir bahwa Kiran ikut tuannya pulang .
"Belum pulang dari tadi siang? Hah,, ke mana pria bodoh itu, cepat hubungi dia" ucap Barra memerintahkan Pak Asep untuk menghubungi Kirana .
"Maaf tuan tapi Kiran tidak memiliki ponsel" jawaban pak asep membuat Barra meradang, manusia apa yang tidak mempunyai ponsel zaman sekarang .
"Cepat cari dia, enak saja mau kabur, hutangnya saja belum lunas" Barra berjalan menuju ruang kerjanya .
Pak Asep mau tak mau terpaksa mencari Kirana bersama Eko, setiap jalan Eko telusuri, mereka jelajahi kota hampir 2 jam lamanya, tapi masih tidak bertemu.
"Bagaimana Pak Asep, apa kita pulang saja? kita sudah muter-muter hampir 2 jam tapi tidak bertemu, ke mana sih Kiran apa dia tidak tahu jalan pulang?" gerutu Eko sambil terus mengemudi .
Pak Asep pun berpikir benar kata Eko Kiran tidak tahu jalan pulang dia kan baru datang dari kampung.
"Coba kita ke arah sana, kalau kalau kali ini tidak ketemu kita akan pulang, paling-paling tuan muda yang mengomel" ucap Pak Asep terus melihat dari jendela mobil sambil menunjuk ke arah halte bus.
Tiba-tiba Pak Asep menepuk pundak Eko untuk berhenti saat melihat seorang yang terlihat familiar.
"berhenti,, berhenti,, "Eko pun segera mengerem mendadak .
"Ada apa Pak Asep" tanya Eko sedikit kesal dengan pak Asep yang mengagetkan nya .
"Lihat itu " tunjuk pak Asep pada seseorang yang duduk di halte bus sendirian.
"sepertinya Kiran"
Tanpa banyak kata Eko segera mendekat ke arah halte bus, Pak Asep pun segera keluar dari mobil dan mendekati Kiran.
"Kiran, kenapa kau di sini?" tanya Pak Asep .
Kirana yang hampir tertidur pun segera membuka mata, dan berjalan mendekat ke arah Pak Asep .
"maaf pak Asep, aku tidak tahu jalan pulang Jadi, aku duduk di sini" ucap Kiran sambil garuk-garuk kepala .
"Astaga, Ayo masuk tuan muda sedang mengomel di rumah karena kau tidak pulang " ucap pak Asep
"Tidak jadi deh Pak, aku tidak mau pulang, nanti tuan muda akan memarahiku" ucap Kirana takut .
"Kalau kau tidak pulang tuan muda akan semakin marah" pak Asep sedikit kesal pada Kirana, sudah di jemput tapi tidak mau pulang.
Mendengar ucapan Pak Asep Kirana langsung masuk ke dalam mobil dan duduk diam. Kirana takut kalau Barra sedang marah.
Pak Asep sengaja mengatakan itu agar kiranya cepat pulang sehingga tidak membuat masalah pada majikan nya .
setelah sampai Kirana bergegas menuju kamarnya, ia ingin membersihkan diri, karena tubuhnya sudah lengket, tapi ia tidak tahu ada seorang pria yang sedang duduk di sofa menunggu nya sambil ber sedekap dada .
"Hei mau ke mana kau?" tanya Barra pada orang yang ia tunggu-tunggu.
mendengar itu Kirana langsung mematung dan menoleh kesamping, terlihat barra duduk di sana dan menatap nya tajam.
"Maaf tuan saya kotor, saya akan membersihkan diri dulu" ucap Kirana sambil menunduk ia tak berani melihat tuannya .
"Kenapa kau tidak pulang? kau sengaja mau kabur dan tak mau membayar hutang mu?" Bara berdiri dengan tangan dilipat di dadanya.
"tidak, tidak tuan" Kirana mengibaskan tangannya .
"Saya tidak tahu jalan pulang, saya kan baru dari kampung" ucap Kirana memelas.
saat Bara akan berbicara lagi tiba-tiba terdengar bunyi suara perut.
krukk..krukk..
"Hehehe,, maaf tuan saya belum makan" ucap Kirana cengengesan.
"tuan nanti saja ya marah nya, saya akan mengisi perut dulu, cuma sebentar kog" ucap Kirana tak tahu malu.
"Pergi sana" barra mengibaskan tangannya, mengusir Kirana pergi.
Kirana pun langsung berlari menuju kamarnya, ia tadi belum sempat Makan malam, karena uang yang ia bawa hanya cukup untuk makan siang saja, Jadi ia hanya duduk di halte sambil menahan lapar. ia bersyukur untung Pak Asep bisa menemukannya kalau tidak ia akan mati di jalan .
selamat ya bastian naomi sudah jadi mantan perjaka dan perawan 😁