Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi gula
"Jadi sugar baby ku!" ujar pria bernama Regan itu begitu jujur dan tanpa tedeng aling aling meminta seorang gadis asing untuk menjadi simpanannya.
"Su- sugar baby? Sugar itu gula,,, baby kan bayi, gula bayi apa bayi gula yo? Opo tho kuwi?" kening Sri berkerut, karena begitu asing dengan istilah yang yang di ucapkan Regan padanya.
"Jangan pake bahasa inggris, pake bahasa indonesia saja, aku hanya tamatan sekolah menengah pertama, tidak paham istilah istilah bahasa inggris begitu." Protes Sri.
"Intinya hidup mu aku jamin sepenuhnya tapi kamu harus menjadi milik ku," ujar Regan sedikit bingung menjelaskan pada Sri.
"Maksudnya anda mau menikahi saya, gitu? Lha wong nama saya saja anda tidak tau, kok mau ngajak nikah." Sri terkekeh.
"Tidak, bukan itu, kebetulan aku sudah menikah!" Regan menunjukkan cincin kawin yang melingkar di jari manisnya.
Seketika Sri yang sebelumnya terkekeh langsung terbatuk akibat tersedak dengan ludahnya sendiri, "maksudnya anda meminta saya untuk menjadi simpanan anda? Jadi gendakan, gitu?" Sri melotot dengan mulut yang ternganga.
Gadis itu tidak habis pikir mengapa ada pria asing setampan Regan yang dengan santai meminta dirinya untuk menjadi wanita simpanannya.
"Ya, seperti itu lah kurang lebih." Regan mengendikkan kedua bahunya dengan santai.
Sri pikir hanya pria-pria tua kaya yang berperut buncit yang biasanya memiliki simpanan, seperti Darto atau seperti cerita yang selama ini dia lihat di film dan sinetron televisi, ternyata pria setampan Regan juga sama saja, 'ah, ternyata semua pria sama saja!' batinnya.
Otak cetek Sri terus berputar menimbang nimbang tawaran Regan, pilihannya saat ini hanya ada dua jika dia menolak tawaran Regan, antara menjadi gembel yang menggelandang di Ibukota karena dia tidak punya uang dan juga tujuan, atau kembali ke desa dengan konsekuensi menanggung malu di hadapan warga desa, menjadi bulan bulanan ibunya dan juga menjadi istri ke 4 Darto si tuan tanah tua bangka yang sudah bau tanah, kedua pilihan itu sungguh tidak ada yang mengenakan, karena untuk hidup enak saat ini hanya ada satu pilihan, yaitu menerima tawaran Regan. Tapi beneran jadi simpanan banget nih? Batinnya sedikit menolak.
"Bagaimana? jika iya, salah satu unit apartemen milik ku akan menjadi tempat tinggal mu dan akan menjadi hadiah pertama ku untuk mu." Regan menunjuk ke arah gedung pencakar langit yang ada di hadapan mereka.
Sri terbengong mendengar ucapan Regan, entah apa yang saat ini ada dalam pikirannya, namun dia seperti sedang berpikir keras saat ini.
"Bagaimana?" Regan terdengar tidak sabaran.
"A-aku mau, tapi bagaimana jika tinggal di rumah yang biasa saja, gedung sebesar itu terlalu besar, belum lagi bingung cara membersihkannya." polos Sri.
Tawa Regan pecah mendengar celotehan polos Sri. "Tentu saja kamu tidak tinggal di satu gedung itu, tapi salah satu unit yang berada di gedung itu." terang Regan.
"Ah mbuh lah, gak ngerti! Yang jelas aku mau dan ayo bawa aku kesana, aku sangat lelah dan,,, lapar." Tangan Sri meremas perutnya yang kini baru terasa perih karena belum terisi sejak tadi, Tutik bahkan tidak mengajaknya makan saat perjalanan dari desa dan demo cacing di perutnya yang sebenarnya sudah sejak tadi dia rasakan harus terabaikan akibat insiden menegangkan yang menimpa dirinya.
Sri mengekor langkah Regan dengan mata yang terus belingsatan kesana kemari melihat dengan takjub semua yang di lewatinya selama menuju unit apartment yang akan menjadi tempat tinggalnya setelah dia menyetujui tawaran Regan untuk menjadi wanita simpanannya.
"I-ini tempat tinggal ku, Tuan? Apa tadi namanya, apamen eh,,, opo yo?" Sri menggaruk garuk kepalanya tidak terasa gatal, seraya mengingat ingat apa nama tempat yang kini akan menjadi tempat tinggalnya dan katanya akan menjadi milliknya itu.
"Apartemen," jawab Regan menjelaskan, sementara dirinya terus fokus mengotak atik ponsel yang berada di tangannya.
"Aku sudah memesan makanan untuk mu, sebentar lagi mungkin datang." Lanjut Regan.
Sambil menunggu makanan yang di pesan Regan datang, Sri dengan serius mendengarkan penjelasan Regan mengenai ruangan ruangan yang ada di unit apartemen mewah itu, Sri juga tidak sungkan dan tidak merasa malu menanyakan fungsi barang-barang elektronik yang asing dan bisa di katakan baru pernah di jumpainya, Sri memang orang kampung yang polos dan tidak tau apa apa, namun bagusnya dia tipe wanita yang tidak malu untuk bertanya dan mau belajar tentang hal hal yang baru, Regan pun dengan sabar menjelaskan semua yang di tanyakan Sri padanya, baginya lebih baik jujur seperti sikap Sri saat ini walaupun mungkin terlihat bodoh, dari pada sok tau.
"Apa anda tidak ingin makan bersama ku, Tuan?" tanya Sri saat Regan pamit pulang tepat beberapa saat setelah makanan yang di pesannya datang.
"Tidak, aku tidak makan di waktu yang selarut ini. Kedepannya kamu juga harus menjaga pola makan mu, tidak boleh makan malam berlebihan. Aku tidak mau kamu gendut, postur mu saat ini sudah pas dan ideal." Ujar Regan seraya menatap tubuh Sri dari atas sampai bawah dengan tatapan yang sulit di artikan.
Mendapatkan tatapan seperti itu dari Regan, Sri spontan menyilangkan kembali kedua tangannya di dada dan merapatkan kedua kakinya karena sinar lampu ruangan yang lumayan terang membuat tubuhnya yang tersembunyi di balik pakaian menerawang itu semakin terlihat jelas.
"Kenapa, apa kamu malu? Bukankah tubuh mu itu sudah menjadi milik ku semenjak kamu menerima tawaran ku untuk menjadi wanita ku?" Ucap Regan yang sontak membuat Sri merasa tertampar dengan dengan ucapannya.
Rasanya Sri ingin marah dengan ucapan Regan yang terdengar seperti sedang melecehkannya meski hanya lewat kata-katanya saja, namun di sisi lain ucapan Regan memang benar adanya, dia sudah menerima tawaran Regan untuk menjadi simpanan pria asing itu, dengan begitu sama saja dia menukar dirinya termasuk tubuhnya demi kemewahan yang saat ini di perolehnya dari Regan. Tidak ada yang salah dari ucapan Regan, yang salah adalah dirinya yang telah dengan suka rela masuk ke dalam hidup Regan sebagai wanita simpanan yang notabene identik dengan hal negatif.
Namun apapun yang terjadi semua sudah dia putuskan, Sri tidak ingin mundur dari langkah yang telah di ambilnya, ada banyak hal yang harus dia lakukan, menjadi wanita yang sukses, banyak uang, dan membalas dendam pada sang sahabat yang telah menjerumuskannya pada situasi yang dia rasa hina ini, Sri hanya perlu berdamai dengan keadaan dan meraih semua yang ingin di capainya.
"Tuan, nama ku Sri, Sri lestari. Usia ku dua bulan lagi menginjak 19 tahun. Bukankah setidaknya anda anda harus tau nama ku? Aku tidak mau saat anda meniduri ku, anda salah memanggil nama orang lain." Ujar Sri menghentikan langkah Regan yang kini sudah berada di ambang pintu apartemen.
Regan yang hampir memutar handle pintu untuk keluar, menghentikan langkahnya dan berbalik kembali menatap wajah Sri dengan kedua alisnya yang tampak berkerut.
"K-kamu baru sembilan belas tahun?" Tanya Regan sedikit syok mendengar usia Sri yang terpaut jauh dengan dirinya yang kini berusia 38 tahun, rentang usia 18 tahun di rasa terlalu jauh untuknya, tadinya dia pikir Sri berusia sekitar 22 atau 23 tahunan.
Mungkin tuntutan keadaan yang membuat Sri tampak dewasa sebelum waktunya sehingga membuat Regan mengira Sri telah berusia di atas 20 tahunan.
"Kenapa, apa ada yang salah? Jangan katakan anda ingin membatalkan kesepakatan kita. Meski baru mau berusia 19 tahun, aku siap menjadi pendamping anda, dan siap dengan segala aturannya, bahkan jika anda ingin memiliki ku saat ini pun aku siap." Entah apa yang di pikirkan Sri saat ini, yang jelas dia seperti tidak ingin kehilangan semua yang telah di rencanakan dalam kepalanya, memiliki uang, tempat tinggal mewah, rasa egois dan sikap tamak Sri tiba tiba muncul begitu saja saat Regan terlihat seperti ragu dan sedikit aneh saat mengetahui usianya.
Mungkin terdengar agak aneh dan berlebihan, tapi selain dirinya membutuhkan Regan untuk mewujudkan semua impiannya, Sri mulai jatuh hati pada sosok pria tampan yang menurutnya bak pangeran berkuda putih dari negeri dongeng yang tiba tiba datang untuk menyelamatkan dirinya dari bahaya. Ya,,, Sri sepertinya jatuh cinta pada pandangan pertama pada Regan yang menurutnya sangat sempurna itu.