Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.
Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.
Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.
Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Happy reading😇
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
BUKKK!!!
Bangsat!
Brandon memaki dalam hati ketika sebuah motor matic menabrak mobilnya. Mobil yang baru dia beli tiga hari yang lalu. Masih baru dan harganya fantastis.
Pria itu keluar dari mobil dan membanting pintu mobilnya dengan kasar. Wajahnya tak lepas dari pelaku pengendara motor yang menabrak mobilnya.
Ternyata seorang wanita. Ia mendengus keras ketika mendapati wajah wanita itu yang tampak terpesona padanya. Wajahnya memang tampan, dia tahu itu. Tapi wanita ini, dari penampilan dan semua yang dia kenakan, bukan tipe Brandon.
"Minggir," Brandon mendorong tubuh wanita itu menjauh darinya dengan gaya angkuh. Lalu matanya menatap ke mobil bagian depannya. Pria itu menutup matanya dalam-dalam dan menatap kembali wanita yang berdiri dengan jarak setengah meter di depannya sambil berkacak pinggang.
"Kau buta? Tahu bawa motor?!" Sentak Brandon kesal.
Wanita itu tertunduk takut.
"Ma ... Maaf pak, saya betul-betul tidak sengaja. Tadi tangan saya tiba-tiba gemeteran dan kaki saya ..."
"Kalau tidak bisa bawa kendaraan, tidak usah beli kendaraan!"
Wanita itu tersentak. Selain angkuh, laki-laki itu galak sekali.
"Sa-saya akan mengganti kerugian anda." perkataannya sukses membuat Brandon menatapnya atas bawah lalu tersenyum miring.
"Kau yakin bisa membayar semua biaya ganti rugi?" pria itu mencibir.
Brandon adalah laki-laki yang rasional. Memang sekilas sikapnya ini terlihat bahwa dia adalah laki-laki yang sangat sombong, di tambah lagi dengan caranya menatap yang membuat wanita di depannya itu merasa terintimidasi.
Bukan menghina, tapi penampilan wanita ini tidak akan sanggup membayar ganti rugi mobilnya.
"Singkirkan saja motor bututmu itu jauh-jauh dan menghilang dari hadapanku." kata Brandon.
"Tapi tuan saya ..."
"Jangan jadikan kecelakaan ini alasan agar kau bisa mendekatiku. Aku tahu kau terpesona saat menatapku tadi." kali ini Brandon bergumam di telinga wanita itu.
Sudah banyak sekali pengalaman Brandon dengan banyak perempuan. Baik ketika dia berada di luar negeri mau pun di dalam negeri. Apalagi saat para wanita itu tahu dia sangat kaya. Tentu mereka akan mencari segala cara untuk menarik perhatiannya.
Dan Brandon paling kesal dengan wanita-wanita seperti itu.
"UNCLE!"
Suara Zane berhasil mengubah kekesalan Brandon. Pria itu merentangkan tangannya lebar-lebar sambil membungkukkan badan membiarkan Zane masuk ke dalam pelukannya.
"Hai, jagoan uncle. Gimana belajarnya?"
"PR Zane dapat sepuluh!"
"Wahh, keponakan uncle pintar sekali. Kalau begitu nanti sore kita beli hadiah mainan yang banyak buat Zane."
"Yeay!"
"'Cepet masuk ke mobil, kita jemput mommy Zane."
Ketika Zane sudah masuk ke dalam mobil, Brandon menatap lagi ke perempuan yang masih berdiri di dekatnya. Wajahnya berubah tak bersahabat.
"Kau tidak dengar apa kataku tadi?" katanya.
"Hah?" cengo perempuan itu.
"Singkirkan motor sialanmu itu!"
Wanita itu pun cepat-cepat memindahkan motornya dan berdiri di pinggir jalan. Ia menatap kepergian laki-laki tersebut kemudian membuang nafas panjang.
Motornya memang butut kalau berdekatan dengan mobil mahal laki-laki tadi. Bukan, bukan motornya. Itu adalah motor salah satu pembantu di rumah suaminya.
"Mama!"
Suara sang putra membuat pandangannya beralih. Kanara tersenyum memeluk putranya. Nama putranya adalah Bian. Sekarang sudah berusia sembilan tahun.
Kanara menikah cepat, yakni saat dirinya berusia delapan belas tahun. Pernikahan yang terpaksa dia lakukan dengan laki-laki kejam yang tidak dia cintai.
Semenjak ayah kandungnya meninggal, ibu tirinya yang ternyata hanya berpura-pura baik itu menjualnya kepada seorang laki-laki yang berkuasa dalam dunia bawah tanah.
Laki-laki tersebut adalah Damian Cooper, berusia 34 tahun dan menyandang status sebagai kepala mafia. Anak buahnya ada ratusan. Damian adalah laki-laki yang sangat kejam, pembunuh berdarah dingin. Kanara sudah pernah melihat laki-laki itu membunuh puluhan orang di depan matanya.
Setiap malam Kanara bermimpi buruk. Dia takut suatu hari nanti nyawanya dan putranya yang akan di ambil oleh Damian. Meski begitu, Bian bukanlah putra kandung Damian. Kanara sudah hamil dengan laki-laki lain sebelum mereka menikah. Itu sebabnya Damian selalu menganggapnya wanita murahan dan mengekangnya tiap hari.
Kanara sangat mencintai putranya. Bian adalah satu-satunya alasan kenapa dirinya masih bertahan hidup sampai sekarang. Dia tidak mau kalau dia pergi dari dunia ini, putranya akan tumbuh besar bersama seorang ayah yang kejam seperti Damian. Walau Damian bukanlah ayah kandung, tapi Bian tumbuh besar dengan laki-laki itu. Damian bahkan menyembunyikan fakta pada orang-orang dan mengatakan Bian adalah putra kandungnya. Kanara waspada, dia tidak ingin putranya tumbuh besar menjadi seperti Damian.
"Bian laper ma." ucap Bian.
"Kita makan di sana ya, kamu mau makan ayam kan?" Kanara menunjuk gedung KFC yang terletak di seberang sekolah itu. Bian mengangguk. Mama dan anak itu pun menyeberang jalan. Motor yang Kanara pakai untuk menjemput Bian tadi ia parkir di depan sekolah Bian. Rusaknya cukup parah jadi dia hanya bisa minta maaf pada pak Jogir, so pemilik asli motor tersebut.
Habis makan, Kanara pulang ke rumah bersama putranya. Mereka naik taksi. Keadaan rumah besar itu begitu tegang pada saat Kanara dan Bian sampai. Kanara tahu kalau situasi rumah sedang tegang begini artinya suaminya sedang tidak baik-baik saja.
"Nyonya Kana," Kanara menoleh pada laki-laki tua yang memanggilnya. Laki-laki itu adalah orang kepercayaan Damian. Namanya Max.
"Pak Damian sudah menunggu nyonya di ruangan kerjanya."
Kanara menahan nafas. Tiap kali Damian memanggilnya, rasanya nafasnya seakan mau berhenti saja. Tapi dia tidak dapat membantah. Kalau dia tidak pergi, Damian akan lebih menyiksanya lagi.
"Ma,"
Kanara melirik Bian yang memegangi tangannya. Wanita itu tersenyum pada sang putra.
"Bian masuk ke kamar ya, main mainan yang mama beliin kemarin."
"Bian mau ikut mama,"
"Nggak bisa sayang, cepat masuk ke kamar kamu."
Dengan pasrah bocah kecil itu pun patuh. Kanara lalu naik ke lantai atas, masuk ke dalam ruangan kerja sang suami. Ia melihat Damian sedang duduk tenang di meja kerjanya sambil memutar-mutar bola dunia yang terletak di atas mejanya.
Para wanita yang baru pertama kali melihat wajah tampan itu pasti akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, namun bagi Kanara, dia tidak akan pernah jatuh cinta pada pria itu, di matanya pria itu adalah iblis yang sudah menghancurkan hidupnya.
"Kau dari mana saja?"
Suara berat itu membuat Kanara menelan ludah.
"Menjemput Bian."
BRAKKK!!!
Globe yang Damian mainkan tadi terlempar ke lantai. Pria itu berdiri dan menarik kasar tubuh Kanara, membantingnya ke sofa menindihnya dan merobek bajunya.
"Sudah ku bilang tiap kali kau keluar harus melapor padaku kan? Kau anggap aku apa bangsat!"
Kanara tersentak.
"Hhh ..." kali ini ia merasakan remasan kuat tangan Damian di buah dadanya yang sudah tak tertutupi kain lagi. Bra-nya sudah terlempar ke lantai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...TOKOH...
...BRANDON ...
...KANARA RUSADI...
...DAMIAN...
kerren thor 👍