Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Noah sembuh dengan cepat, Alea selalu membersamainya. Saat ini, Alea sedang menunggu hasil tes kesehatan dan sebentar lagi akan menuju poli obygn untuk memeriksakan kondisi rahimnya. Alea mengenggam erat tangan Noah.
"Tanganmu dingin, bila kamu keberatan untuk diperiksa kita datang lain waktu saja," ucap Noah.
"Tidak, harus kita tuntaskan apa yang sudah dilakukan," tukas Alea.
"Sayang sekali kau tidak mengizinkan aku masuk," gumam Noah melirik sang mama yang ingin mengetahui kondisi Alea.
"Kita belum menikah, Sayang. Bersabarlah," balas Alea tersenyum.
"Nyonya Alea Mahira Herlambang," ucap petugas kesehatan.
Alea segera berdiri didampingi oleh Dara. Pun Ravena juga datang khusus untuk mengetahui hasil tes yang dilakukan oleh Alea. Sekilas Alea menatap Noah yang terlihat khawatir. Hanya Alea didampingi oleh Dara yang keluar dari ruangan.
Sebenarnya, Alea pernah melakukan USG untuk mengetahui kondisi rahimnya. Hasilnya tentu saja baik-baik saja dan Alea seharusnya dapat mengandung. Akan tetapi, seperti kematian dan jodoh. Kehadiran seorang anak tidak ada yang mengetahuinya.
Belum lagi, Elang selalu menolak bila Alea memintanya untuk memeriksa kesehatan. Dokter pernah mengatakan, sebaiknya bukan hanya istri yang diperiksa melainkan suami juga. Bisa saja, yang bermasalah bukanlah istri, tetapi sang suami.
"Selamat sore, Dok," ucap Alea pada Dokter Anjani yang akan memeriksanya.
"Sore, silakan berbaring, Nona," balas sang dokter.
Alea berbaring di brankar dibantu oleh petugas kesehatan. Dia melakukan USG transvag*nal karena memang menginginkan hasil yang lebih akurat dibandingkan pemeriksaan yang pernah dia lakukan sebelumnya.
Lama Alea mengamati monitor yang ada di depannya. Reaksi Dokter Anjani juga tidak luput dari pengamatan Alea.
"Bagus, rahim Nona bisa dibuahi dengan baik. Menstruasinya lancar, bukan?" tanya sang dokter.
"Iya, tiap bulan saya pasti mengalami menstruasi," ujar Alea.
"Tidak ada masalah apa pun dengan rahim Anda, Nona. Bila memang belum dikaruniai keturunan, mungkin harus lebih banyak berdoa. Atau bisa mencoba untuk memeriksakan kondisi suami," balas Dokter Anjani.
Alea merasa senang dengan ucapan Dokter Anjani. Namun, senyumnya menjadi sangat tipis ketika mendengar kata suami. Terkenang ketika masih menjadi istri dari Elang, dia selalu mengutamakan Elang hingga tidak berani lagi mengatakan untuk sekadar memeriksakan kondisi Elang.
Petugas Kesehatan membantu Alea turun dari ranjang tempatnya diperiksa. Masih terngiang dengan perkataan Dokter Anjani yang mengatakan tentang suami.
"Lea, kamu baik-baik saja?" ucap Dara menepuk pundak putrinya.
Alea tersenyum. "Ya, dengan begini Tante Ravena mungkin akan merestui hubunganku dengan Noah," balas Alea.
Dokter Anjani yang hendak bertanya mendengar ucapan Alea menahan dirinya. Tidak seharusnya dia mencampuri urusan pribadi pasiennya. Hingga, dia mengurungkan niat ketika ingin bertanya tentang suami dari Alea.
"Baiklah, Nona. Ini hasil USG hari ini, apakah ada lagi yang ingin Anda tanyakan?" ucap Dokter Anjani.
"Hmm... apakah ada kemungkinan bila saya mandul dan tidak bisa memiliki keturunan, walau pemeriksaan ini bagus?" tanya Alea membuat Dara menoleh dengan cepat pada anaknya.
Tidak menyangka bila sang putri dapat bertanya seperti itu. Dara menatap Alea dengan intens. Mencoba untuk mengerti kalau semua yang terjadi pada putrinya membuat Alea rendah diri.
Kepercayaan diri Alea seketika runtuh karena Elang berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Dara menggenggam tangan Alea untuk memberikan dukungan pada sang putri.
"Tentu saja Anda memiliki kesempatan untuk memiliki anak. Tidak perlu mengkhawatirkan yang tidak sepatutnya. Anda juga harus mengingat apa yang terjadi biasanya berasal dari pikiran. Anda harus bahagia dan yakin kalau akan memiliki seorang anak. Selain itu, Anda juga harus berusaha untuk mewujudkan keinginan Anda," jawab Dokter Anjani dengan mantab.
Alea mengangguk, tidak ada hal yang ingin dia bicarakan lagi dengan dokter. Dia dan Dara keluar ruangan dengan perasaan lega. Noah menantinya dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Bagaimana hasilnya, Love?" tanya Noah dengan tidak sabar.
"Sebelum aku mengatakan hasilnya. Aku ingin bertanya tentang pendapatmu. Bagaimana bila hasilnya ternyata menunjukkan bila aku tidak bisa memiliki anak?" jawab Alea dengan pertanyaan pada sang kekasih.
Noah terdiam belum mencerna setiap perkataan Alea. Masa lalu Alea tentu masih membekas dalam hati wanitanya itu. Ucapannya akan menentukan juga arah hubungan mereka.
"Aku akan menerima apa pun kondisimu. Bila Mama tidak menerima kondisimu. Aku akan meyakinkannya agar kita tetap bersama," balas Noah.
"Kalau soal anak? Bagaimana bila aku tidak akan pernah dapat memberikannya untukmu? Apa kamu akan meninggalkanku dan mengkhianatiku?" tanya Alea.
"Aku bukan mantanmu yang mudah mengkhianati wanita. Bila memang kita belum bisa dikaruniai anak, kita bisa mengadopsi anak. Tidak ada masalah bagiku," jawab Noah.
Kemudian, Alea memberikan hasil USG pada Noah. Tentu hal itu tetap menjadi pertanyaan bagi Noah yang tidak mengerti membaca hasil USG pemberian Alea.
"Hasil USG menyatakan kalau kondisiku baik dan kemungkinan aku dapat mengandung dan melahirkan seperti perempuan pada um..."
Noah langsung memeluk Alea di hadapan Dara dan Ravena. Dia menunjukkan kegembiraannya pada sang kekasih. "Aku yakin hasilnya akan bagus. Kita harus secepatnya menikah. Kalau perlu besok kita menikah, Love," ujar Noah memeluk Alea.
Dua wanita paruh baya melihat pemandangan itu sambil menggeleng. "Kamu kira, menikah tidak perlu persiapan?" ucap Ravena yang menepuk pundak putranya.
"Aku akan menyiapkannya dengan cepat," balas Noah asal.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❤️
terimakasih Thor.. di tunggu update selanjutnya 💪🏻💪🏻💪🏻😘🥰😘🥰😘🥰
itu belum seberapa rasa sakitnya di bandingkan dgn rasa sakit Alea..