Sila, Susilawati 25 tahun ibu dari seorang putri kecil dan istri dari seorang pengusaha mapan bernama Hadi Tama 28 tahun. Keluarga kecilnya yang bahagia hancur ketika dirinya di jebak hingga tanpa sadar dia ditemukan oleh sang suami dalam keadaan tidak pantas di sebuah kamar hotel hingga sang suami menceraikan nya dan mengambil hak asuh atas anaknya. Siapa yang menjebaknya? dan siapa yang pria yang bersamanya malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KYKB 17
Aku membuka mataku perlahan setelah mendapatkan sedikit kekuatan untuk melakukan itu. Perlahan dan perlahan, karena rasa takut sedang berada di dalam hatiku. Benar saja ketika aku membuka mata, semuanya terlihat terang dan putih.
'Apakah aku sudah....!' aku masih membatin tapi tiba-tiba saja warna putih terang yang aku lihat perlahan berubah ketika aku menggeser sedikit pandangan ku ke arah lain.
Rupanya aku tadi tepat melihat ke arah lampu yang ada di ruangan ini. Jadi terlihat begitu terang dan menyilaukan. Aku mulai melihat sekeliling, sebuah ruangan yang sangat besar, selang infus di tangan kiri ku.
'Apa aku ada di rumah sakit? tapi ini lebih mirip seperti hotel?' tanya ku dalam hati.
Semua peralatan medis memang seperti di rumah sakit, tapi dengan semua fasilitas seperti yang ada di hotel. Mengingat hotel membuat ku kembali diam. Semua ini karena aku pergi ke hotel itu, selama lima tahun mas Hadi tidak pernah merayakan anniversary pernikahan kami di hotel, hanya di restoran untuk makan malam bersama, di bioskop untuk menonton film yang romantis dan seharian di rumah memasak bersama atau menghabiskan waktu mengobrol berdua.
Aku juga tidak kepikiran kalau dia akan menjebak ku. Tapi mengingat lagi tentang hotel, mobilku masih ada disana dan aku bahkan sama sekali tidak ingat tentang itu karena terlalu memikirkan banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini.
"Kamu sudah sadar?" sebuah suara datang dari arah pintu masuk ruangan ini.
Lamunan ku menghilang, dan aku menoleh ke arah pintu.
'Hah itukan Dave Hendrawan, orang kaya itu. Apa dia yang menolong ku?' tanya ku dalam hati.
Aku berusaha untuk bangun, tapi rasanya bergerak saja masih sangat sulit untuk bisa aku lakukan.
"Te.. terimakasih tuan, tuan telah menolong ku!" ucap ku padanya.
Setidaknya aku harus berterima kasih pada orang yang telah menolong ku. Dia terlihat diam dan berpikir, sambil melihat ke arahku yang membuatku lambung mengalihkan pandangan ku ke arah kakiku sendiri.
Dia menggeser kursi lalu duduk di sebelahku, jaraknya lumayan dekat. Setahu ku dia tidak akan berada di dekat orang asing kurang dari satu meter jaraknya. Tapi ini, dia bahkan sangat dekat.
Deg deg deg
Jantung ku berdetak kencang, aku sangat takut.
'Apa dia akan marah karena aku salah bicara?' tanya ku dalam hati yang merasa sangat ketakutan.
"Kenapa kamu ingin mengakhiri hidupmu?" tanya nya membuatku spontan menoleh ke arahnya.
"Meng... mengakhiri hi.. hidup?" tanya ku bingung.
"Siapa?" tanya ku lagi membuat tuan Dave Hendrawan menghela nafasnya.
'Astaga, aku pasti salah bicara lagi. Apa dia marah?' tanya ku lagi dalam hati.
"Kamu berjalan ke arah laut, hingga ombak menyeret mu dan membuatmu tenggelam. Apa itu bukan mengakhiri hidup namanya?" tanyanya lagi.
Aku terdiam setelah mendengar penjelasan dari tuan Dave Hendrawan. Semua yang dia katakan benar, aku berjalan ke arah laut dan akhirnya aku tenggelam. Tapi saat itu aku melihat Mika di sana, aku hanya ingin bertemu dan memeluk Mika saja. Aku sampai tidak sadar kalau aku berjalan ke tengah laut dan akhirnya tenggelam.
Air mataku tiba-tiba kembali menetes, dan aku ingin menyekanya, tapi menggerakkan tangan kanan ku rasanya sangat sulit. Apa seperti ini efek orang tenggelam, seluruh tubuh rasanya berat sekali untuk di gerakkan.
Aku terkejut ketika sebuah tangan menyeka air mataku.
'Tidak mungkin! bukan kah dia itu terkena Mhysophobia parah, bagaimana mungkin dia menyentuh ku?' tanya ku dalam hati.
Aku sangat terkejut ketika tuan Dave Hendrawan lah yang menyeka air mataku.
"Sebenarnya apa yang terjadi, cerita saja padaku. Siapa tahu aku bisa membantu mu?" tanya nya terdengar begitu tulus.
Aku masih terdiam, tidak mungkin kan kalau aku ceritakan padanya kalau aku telah kehilangan suami dan anakku karena suamiku sendiri menjebak ku tidur dengan pria lain. Lagipula aku baru bertemu dengannya, dia pasti juga hanya berbasa-basi saja mengatakan hal itu.
Aku melihat ke arahnya.
"Tidak ada tuan, tidak terjadi apa-apa. Aku sudah banyak merepotkan tuan, nanti saat aku sudah pulih aku akan membalas semua kebaikan tuan ini padaku!" ucapku dengan pelan.
Aku juga tidak yakin bisa secepatnya mengganti semua biaya rumah sakit ini. Ini kamar yang mahal sepertinya, dan pasti butuh berbulan-bulan untuk bisa mengganti biaya yang sudah dia keluarkan.
"Dengan apa kamu akan membalas ku?" tanya tuan Dave yang terdengar begitu ambigu di telingaku.
'Apa maksudnya itu? oh... apakah dia berpikir aku tidak akan bisa membayar biaya rumah sakit ini, tidak bisa mengganti uangnya. Pasti dia berpikir begitu!' batin ku lagi.
"Maaf tuan, mungkin memang akan butuh waktu lama, dan itu pasti sih bukan mungkin lagi, karena aku hanya bekerja di butik, jadi..."
"Kamu pikir manager butik itu masih akan mempekerjakan mu? kamu sedang berada di rumah sakit dan aku akan katakan padamu kalau ini sudah pukul sebelas malam. Dan kata dokter kamu juga akan masih berada di sini selama dua sampai tiga hari untuk bisa pulih total. Apa kamu pikir manager itu masih akan menerima mu saat kamu kembali ke butik itu?" tanya tuan Dave setelah penjelasan nya yang panjang lebar.
Aku tertegun, apa yang dikatakan tuan Dave itu sangatlah benar, aku sudah menghilang setengah hari, sekarang saja aku belum bisa bergerak. Dan katanya masih perlu dia hari untuk pemulihan. Aku sudah pasti di pecat dari butik itu. Padahal semua orang disana sangat baik sama seperti Karina.
'Astaga Karina, dia pasti bingung karena aku belum pulang ke rumah!' batin ku.
"Maaf tuan, apa anda melihat ponsel ku?" tanya ku pada tuan Dave.
Tapi tuan Dave hanya mengangkat bahu nya sekilas ketika mendengar pertanyaan dariku.
"Mungkin hanyut! ada apa? siapa yang ingin kamu hubungi? keluarga mu?" tanya tuan Dave.
Dan pertanyaan tuan Dave itu membuatku terdiam, keluarga ku? ayah ku bahkan sudah mengusir ku dari rumah. Dan tentu saja meskipun kak Bima dan kak Niken mau menampung ku di ruang mereka, aku tidak mungkin melakukan itu karena di ruang mereka kamar pun bahkan hanya ada dua, mereka bahkan hidup lebih sederhana daripada aku dan mas Hadi. Huh ... aku menyebut nama pengkhianat itu lagi.
"Aku akan menghubungi temanku tuan, teman satu kontrakan dia pasti cemas karena aku tidak pulang sudah larut malam begini!" jawab ku pelan.
"Laki-laki atau perempuan?" tanya tuan Dave yang langsung membuatku mengerutkan kening ku.
'Apa aku terlihat seperti wanita yang akan tinggal dengan teman pria di kontrakan?' tanya ku dalam hati.
***
Bersambung...
jangan terpuruk dan harus move on...
💪💪💪 sila.