Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Kenapa Aku Pengen Sekali Bertemu Dengannya??
Di Ruangan Ceo Phoenix Grup.
Aston duduk santai mendengar tuturan kata Carine, wanita itu melaporkan segala kegiatan Araa hari ini. dari kampusnya hingga mereka ke Mall tadi.
"Tuan, Nona memintaku menyamar menjadi sepupunya, dan memberiku totebag ini sepulang dari pusat perbelanjaan" Ucap Carine sambil menundukkan wajahnya.
"Sepupu?" Tanya Aston memicingkan matanya.
"Nona, tidak mau sahabatnya tahu kalau saya ini supirnya, Tuan." Balas Carine sudah was was.
"Nona juga beralasan kalau Ia tinggal bersama pamannya." Ucap Carine lagi.
"Maksudmu kenapa dia bertingkah begitu. Enak saja, memangnya Saya setua itu apa." Aston tidak habis pikir dengan yang diceritakan oleh Carine.
'Itu karena Anda meminta Nona merahasiakan Pernikahan kalian.' Batin Jack, Apa yang membuat seorang Ceo Phoenix Grup, begitu bodoh sekarang.
"Kamu boleh pergi." Suruh Aston.
"Totebag ini.. Tuan," Ucap Carine menatap pemberian Araa padanya.
"Bawa saja, itu pemberian istriku." Balas Aston melihat Benda yang berada di tangan Carine.
Carine keluar dari ruangan Aston dengan perasaan lega, setidaknya dia selamat hari ini. pikiran buruknya kalau dia bakal dihukum oleh sekretaris Jack, ternyata salah.
sementara itu di dalam Ruangan yang sama, Jack masih menatap Aston dengan seksama. apa yang sedang dipirkan oleh Tuannya, merasa harus melakukan sesuatu. Jack meraih tablet nya dan menyerahkannya pada Aston.
"ini Tuan... Total yang Nona habiskan untuk belanjaannya hari ini." Jack menyerahkan benda itu dan diterima oleh Aston.
"Pintar juga dia, menggunakan kartu itu dengan baik." Tutur Aston, kedua sudut bibirnya terangkat mengukir senyum penuh arti disana.
"Jack.... Menurutmu, Apakah dia murni melakukan itu karena perjanjian kontrak kita, Atau... dia sedang menyukai seseorang!, dan melakukannya agar pria itu tidak tahu kalau statusnya sudah menjadi istriku?" Ucap Aston kemudian, wajahnya seketika berubah menjadi datar. pikirannya berkelana sambil menerka sesuatu sesuai dugaannya.
"sudah saya pastikan Tuan, kalau Nona tidak terlibat hubungan dengan satupun pria. tetapi, kepada siapa Nona menaruh hati, dan diam-diam menyukai. saya belum mencari tahu soal itu."
"Jawaban macam Apa itu Jack, cihh... aku pikir kamu sudah paling tahu segalanya." Ejek Aston mendengar ucapan Jack.
"segera cari tahu siapa yang disukai Araa, wanita itu tidak boleh berselingkuh. selama menjadi budak ku." Suruh Aston kemudian.
"Baik Tuan." Balas Jack.
'saya pikir anda sudah berubah Tuan, nyatanya masih sama.' Batin Jack.
"Jack, aku ingin pulang cepat hari ini." Ucap Aston kemudian, sepertinya ada hal yang harus dia lakukan pada Araa.
'Dia pasti sedang berfikir, aku akan terpancing Ide murahannya itu. sengaja menghamburkan uangku, agar bisa membuatku marah dan akan melepaskannya dengan mudah. jangan harap bisa semudah itu.' Aston sudah menduga akal licik wanitanya itu, Diam-diam dia memikirkan ide briliannya untuk mengerjai Araa.
Aktivitas hari ini berjalan seperti biasanya, beberapa orang menjalani hidupnya dengan tenang dan damai. adapula yang bekerja dengan sangat keras untuk sekedar mencukupi kebutuhan, sebagian dari mereka bahkan dipaksa masuk kedalam jurang yang dibuat keluarga sendiri.
Di Mansion.
Araa sedang merebahkan tubuhnya saat ini, mata itu terpejam rapat. Araa tidak tidur, melainkan dia sedang memikirkan banyak hal yang membuat isi pikirannya amat penuh.
Bosnya terus menerus mengirimnya beberapa pesan kepadanya, bertanya kapan dia akan masuk, kenapa dia sering beralasan, apa yang membuatnya izin berkali-kali. Araa sudah kehabisan akal untuk sekedar membalas pesan-pesan tersebut.
di satu sisi, dia ingin tetap bekerja. karena bagaimanapun, Araa tidak bisa hanya bergantung hidup pada Aston. walau statusnya sebagai istri Sah, hal itu tidak berpengaruh pada posisinya. Black card yang dia dapat tidak abadi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena suatu saat pernikahan ini pasti dititik perpisahan, sesuai kontraknya dengan Aston.
"Aku harus mencoba berbicara dengan pria itu, diam begini saja tidak memberikan solusi apapun." Gumam Araa memeluk bantal gulingnya.
"semoga saja dia memberiku izin, Tabunganku akan kosong lama kelamaan. kalau ngak disetor setiap bulan, bisa jadi gelandang aku setelah terlepas darinya." Gumamnya lagi.
Araa mengangkat kepalanya dan melirik jam di ponselnya, ternyata sudah pukul empat sore. dia harus bergegas mandi dan mungkin akan turun membantu para pelayan yang sedang menyiapkan makan malam dibawah sana.
Merasa tubuhnya harus disegarkan lebih dulu, Araa turun dari kasur dan menuju kamar mandi. sesampainya di dalam kamar mandi tersebut, Araa mengisi bathup dengan Air dingin. Dia menambah beberapa tetes Aroma terapi rasa strawberry kesukaannya, kemudian Araa merendahkan dirinya disana.
"Ah...... enak sekali rasanya, pikiranku jadi tenang dan segar banget." Gumam Araa merasakan sensasi dingin dan segar membasahi seluruh tubuhnya.
"Aku jadi ngantuk begini ya... " Gumamnya lagi, Araa kemudian menutup matanya, berniat membiarkan posisinya seperti ini beberapa menit kedepan.
sementara itu, Aston dan Jack keluar dari gedung perusahaan dengan gagah, pesonanya sungguh memikat bagi penglihatan siapa saja. hingga keduanya masuk kedalam mobil. beberapa yang memandangi keduanya tidak henti-hentinya memuji.
"Ahhh..... Ceo kita Tampan banget ngak sih, udah gitu jomblo lagi. aku kalau jadi mantannya, siapa itu namanya?, ogah buat berpaling dari cowok sekeren Tuan Aston tau. " puji salah satu karyawan dengan mata berbinar.
"Iya bener, Sekertaris Jack ngak kalah memikat sih menurut aku." Balas yang lainnya.
"Pokoknya malaikat deh..."
perbincangan itu terus berlanjut hingga yang diceritakan menghilang dari sudut pandang mereka.
sedangkan yang berada di dalam mobil hanya diam dan acuh dengan respon yang sudah biasa mereka dapatkan dari para wanita diluar sana.
'Kenapa, aku pengen sekali bertemu dengannya.' Batin Aston, menatap jalanan dari kaca mobilnya..
bersambung.................