NovelToon NovelToon
Mardo & Kuntilanaknya

Mardo & Kuntilanaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural / Pendamping Sakti
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Riva Armis

Mardo, pemuda yang dulu cuma hobi mancing, kini terpaksa 'mancing' makhluk gaib demi pekerjaan baru yang absurd. Kontrak kerjanya bersama Dea, seorang Ratu Kuntilanak Merah yang lebih sering dandan daripada tidur, mewajibkan Mardo untuk berlatih pedang, membaca buku tua, dan bertemu makhluk gaib yang kadang lebih aneh daripada teman-temannya sendiri.

Apa sebenarnya pekerjaan aneh yang membuat Mardo terjun ke dunia gaib penuh risiko ini? Yang pasti, pekerjaan ini mengajarkan Mardo satu hal: setiap pekerjaan harus dijalani dengan sepenuh hati, atau setidaknya dengan sedikit keberanian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riva Armis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32: Air Mata dan Kecepatannya

Gue pikir setelah ngomong begitu Dea bakalan masuk ke kamar mandi lagi. Ternyata, dia malah duduk di depan gue. Aroma bunga mawarnya menyengat banget! Aroma kopi gue sampai minder. Di dahinya, bekas memar pukulan Sulay aja masih merah. Sekarang ditambah lagi memar di pipinya gara-gara orang bertopeng tadi. Kasihan.

"K-kita kayaknya gak boleh b-berantem dulu, deh."

"Kenapa?"

"I-iya ... nanti muka kamu b-bonyok lagi."

"Oh ... kamu khawatir muka aku gak cantik lagi, ya? Lucu banget, deh~"

"I-iya ... b-bukan gitu juga, sih ... tapi akhir-akhir ini orang-orang yang kita lawan semuanya kuat banget."

Dea menatap gue dengan sinis.

"Kamu meragukan kekuatan aku!? kekuatan kita!?"

Buset! Salah ngomong, nih gue!

"Kita cuma perlu lebih banyak latihan, Do. Lebih banyak saling percaya, dan lebih dekat lagi biar kekuatan kita bisa bersinergi."

"I-iya ... aku setuju itu, kok, t-tapi—"

"Pokoknya, mulai sekarang aku mau dekat terus sama kamu! Dan kamu juga harus latihan pedang lebih serius. Oke, Mardo!?"

"O-oke!"

Beberapa jam setelah ngomong gitu, Dea malah hilang dari rumah tanpa kabar. Namanya juga cewek, baik manusia atau jin sekalipun, emang gak bisa ditebak. Dan gue, memanfaatkan waktu kosong yang panjang ini dengan rebahan. Biasa, cowok.

Gue memandangi bola mata kecil yang menjadi buah kalung ini. Waktu itu, kenapa dia bisa nyala, ya? Gue juga memandangi gelang pemberian Mery yang masih misterius sampai saat ini. Pasti ada seseorang yang bisa menjawab semua pertanyaan gue. Dan gue yakin banget orang itu bukanlah Sulay.

Memandangi meja laptop yang kosong, bikin gue jadi kangen sama pedang gue. Entah kenapa, gue juga jadi kangen sama Mery. Oh iya! Gue belum sempat buka hadiah dari Mery! Mumpung Dea lagi gak ada, mendingan gue segera membuka kotak kecil itu.

Ternyata di dalamnya, terbaring dengan cahaya berkilau sebuah cincin. Di permukaan abu-abunya terukir sebuah huruf "M". Dan di dasar kotaknya, sebuah kertas menunggu untuk segera dibuka. Sepucuk surat dari Mery.

"Gue gak tahu ini muat di jari lo atau enggak, tapi gue harap lo mau pake. Dan gue saranin dipake di tangan kanan, ya biar bisa dekat sama gelang yang gue kasih."

Waktu mau gue pasang di telunjuk kanan, asap merah Dea tiba-tiba keluar dan tangan gue gak bisa digerakin!

"Apaan, tuh!?"

Dea tiba-tiba sudah berdiri di belakang gue!

"K-kapan kamu a-ada di sini!?"

Dea mengambil cincin itu yang secara misterius ngeluarin asap putih. Dea kaget dan cincin itu jatuh ke lantai.

"Kamu dapat di mana, Do!?"

Gue percaya kalau gue jago mancing, tapi gue tahu kalau gue gak jago bohong.

"Dikasih ... Mery."

Dea menunduk, lalu terduduk di samping gue tanpa suara.

"Kalau dipikir-pikir lagi ... pada kenyataannya kita emang beda. Dan yang terlalu jauh berbeda pasti gak akan bisa bersama."

Beberapa butir air mata menetes seiring detak jarum jam yang mengisi kesunyian.

"Maaf, Do. Mulai sekarang ... aku hanya akan jadi rekan kerja profesional kamu doang, kok."

Tangan gue bisa bergerak kembali ketika Dea pergi, meninggalkan beberapa helai kelopak mawar yang berjatuhan. Beberapa saat gue terdiam, terdengar ada yang mengetuk pintu. Gue sempat panik kalau seandainya Dea yang ngebukain pintu, buat siapa pun itu. Ketika gue membuka pintu, Pak Nang berdiri dengan tangan di belakang.

"Ada apa, ya Pak Nang?"

"Begini, Do ... saya ini sejak dulu suka banget sama samurai. Nah, habis ngelihat video kamu yang berantem pake pedang itu, jiwa samurai saya kembali bangkit, Do!"

Pak Nang lalu menunjukkan sebuah pedang yang sejak tadi dia sembunyikan.

"Jadi ... kalau kamu gak keberatan, boleh nggak kita adu pedang sebentar?"

"M-mohon maaf, Pak ... bukannya saya nggak mau ... tapi pedang saya lagi disita kantor."

Terukir kecewa di wajah tuanya.

"Kalau gitu ... saya mau ngelihat kamu pake pedang saya ini sebentar aja, deh. Saya mau lihat teknik-teknik kamu. Boleh nggak?"

Dengan ragu, gue menerima permintaan itu. Pedang milik Pak Nang ini mungkin berjenis katana. Sesuai dengan kesukaannya sama samurai. Dia sedikit lebih panjang dari pedang gue, sedikit lebih tipis dan pastinya melengkung. Yang emang kelihatan keren banget terletak di sarungnya yang berwarna putih bersih dengan lilitan-lilitan benang hitam.

Gue beberapa kali mengayunkannya perlahan sebelum memasang posisi menebas dengan serius. Pak Nang kelihatan senang banget. Gue melihat ada ember bekas yang sudah pecah di halaman. Objek yang gak akan bikin nyesal buat ditebas. Ketika gue menggenggamnya lebih erat, asap hitam keluar dan menyelimuti mata pedang itu.

"Wah! Asap apa itu, Do!?"

Pak Nang keheranan, tapi jadi antusias sendiri. Gue juga gak tahu kenapa malah keluar asap. Gue mencoba mengendurkan genggaman gue, dan asap hitam itu mulai memudar. Oh, jadi gitu caranya!? Gue penasaran, gimana caranya ngeluarin asap merah Dea, ya? Sudah gue coba hal yang sama, tapi tetap aja cuma asap hitam yang keluar. Dan daripada bikin Pak Nang kelamaan nunggu, jadinya langsung aja gue lepasin tebasan ke ember itu.

Ember pecah yang tergeletak itu meledak dan pecah berkeping-keping setelah dihantam gelombang kejut tebasan gue yang diiringi asap hitam! Pak Nang bersorak dan kegirangan sendiri.

"Keren banget, Do! Hebat!"

Gue cuma tersenyum kaku, bingung harus ikutan senang atau sedih. Pak Nang memungut sisa-sisa kepingan ember yang berhamburan, lalu memperhatikan mata pedangnya. Dia mengembuskan napas panjang sambil menggaruk-garuk kepala.

"Kenapa, Pak?"

"Ini artinya ... pedang ini udah tumpul, Do."

Nah itu dia! Pantesan embernya malah pecah, bukannya belah. Berarti, bukan cuma gue yang harus lebih mahir, tapi juga ada peran pedang yang mesti dirawat sampai akhir. Gue mengembalikan pedang itu pada Pak Nang, lalu dia pamit pulang.

Gue masih penasaran. Gue mengambil pisau di dapur, lalu kembali ke halaman depan rumah. Ternyata benar, pengaruh genggaman lah yang memanggil asap hitam keluar dari pergelangan tangan gue! Karena pisau dapur jauh lebih kecil dan ringan, gue jadi bisa menebas jauh lebih cepat! Apa ini artinya ... gue bisa melempar 10 tebasan dalam 1 detik!?

Gue mengambil sebilah bambu yang biasanya buat ngambil mangga. Gue membayangkan kalau itu adalah tombak super ajaib yang sebelumnya bikin gue hampir mati. Gue menarik napas panjang, menenangkan diri, persis seperti ketika gue mau melempar joran pancing.

Percobaan pertama. Gue melempar 5 tebasan dalam 1 detik! Menuju tebasan ke-6 gue malah terpeleset dan jatuh. Waktu gue tengok, ternyata gue menginjak pupup ayam! Sialan! Ayam siapa, nih!? Dan ternyata, cuma ada 1 bekas sayatan kecil di bambu itu. Selesai bersih-bersih, gue bersiap buat percobaan kedua. Namun, kali ini gue mau coba sambil mengalungi kalung baru gue.

Percobaan kedua. Ketika asap hitam sudah berkumpul, kalung dan gelang gue mengeluarkan cahaya kuning! Gue melempar 8 tebasan dalam 1 detik! Anjir! Itu sudah mustahil banget! Dan gue bisa!? Menuju tebasan ke-9 pisau gue kelempar karena genggaman gue melemah. Gue mengecek bambu itu. Sekarang kelihatan ada 6 sayatan tumpul.

Percobaan ketiga. Dengan yakin, gue memasang cincin pemberian Mery di telunjuk kanan. Sekilas terbayang wajah Mery yang sedang ketawa hingga terasa hangat di kulit. Kali ini, asap hitam yang berkumpul membentuk seperti garis-garis yang terhubung! Bermula dari lingkaran cincin, naik ke gelang, dan menjalar dari samping bahu menuju liontin kalung! Aneh banget! Gue jadi kayak sulur!

Gue melempar 9 tebasan dengan kecepatan gak masuk akal dalam 1 detik! Dan lemparan ke-10, sudah masuk detik ke-2 serta pisau gue jadi bengkok-bengkok. Rusak!? Terus gimana caranya nanti gue mengupas bawang!? Selain bengkok-bengkok gak jelas, pisau gue juga gosong! Lalu, kaki gue gemetar lemah dan gue terjatuh menimpa pupup ayam. Kok ada lagi, sih!?

Gue merasa kayak sudah memakai 10 menit tenaga penuh dalam 1 detik. Setelah bisa berdiri, gue segera mengecek bambu itu. Ada 9 sayatan tipis yang gak terfokus di satu titik. Jangankan buat matahin, bikin dia roboh aja enggak! Artinya, teori gue sebelumnya gak akurat! Sialan!

Gue masuk ke kamar, minum air putih terus rebahan di kasur karena capek banget. Di jendela yang terbuka, tampak seekor burung kecil berwarna hitam sedang bertengger. Gak lama, dia pergi setelah ninggalin pupup! Wah, kacau! Apa yang tadi juga ulah burung itu, ya?

1
Minartie
kutunggu lanjutan ....bikin penasaran
Riva Armis: Perjalanan akan panjang. Siapkan tenagamu
total 1 replies
Minartie
mungkin itu wujud asli dea
Riva Armis: masoook
Riva Armis: Bisa jadi. Siapa yang tahu kan?
total 3 replies
Minartie
mantappppp
Riva Armis: tengkyuuu
total 1 replies
Minartie
cerita yg berani tampil beda...bagus thor ....lanjut ...aku suka
Riva Armis: Tengkyu sudah berani baca yang berbeda. Ayo kita lanjutkan!
total 1 replies
Minartie
cerita bagus and lucu ..pokoknya suka banget
Riva Armis: Tengkyu, semoga suka terus sama bab-bab selanjutnya
total 1 replies
Minartie
ceritanya menghibur 👍👍👍👍
Riva Armis: Tengkyu sudah mampir dan baca ya
total 1 replies
Affan Ghaffar Ahmad
gass lanjut bang
Riva Armis: Tengkyu support nya Bang
total 1 replies
Ryoma Echizen
Gak kebayang gimana lanjutannya!
Riva Armis: tengkyu udah mampir ya
total 1 replies
art_zahi
Gak sabar pengin baca kelanjutan karya mu, thor!
Riva Armis: tengkyu udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!