Memiliki anak yang memiliki kelainan jantung membuat Diana harus berjuang sendirian karena suami dan semua keluarga tidak mau menerima sang anak yang bagi mereka menyusahkan dan membuat malu.
kerinduan seorang anak pada sang ayah yang di bawa hingga nafas terakhirnya.
Di saat kesedihan Diana di tinggal anak nya ia mendapati bukti perselingkuhan sang suami dengan sekertarisnya.
Karena lelah dan tidak memiliki harapan lagi membuat Diana mengakhiri hidup nya di depan sang suami.
Ingin tau nasib Diana selanjutnya ayo ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Dek apa bisa kamu bantu mas untuk mendisain ruang kantor mas?" tanya Bastian tiba tiba.
"Insyaallah bisa tapi jangan sekarang ya mas, mungkin 2 Minggu lagi baru bisa karena Diana harus mengerjakan pesanan orang dulu, takut telat bukan apa orang nya sudah bayar DP besar banget, gak bisa ganti nanti kalau kecewa" jawab Diana
"Baiklah, jika begitu mas tunggu ya" jawab Bastian
"Siap " jawab Diana, setelah itu mereka pun makan malam bersama.
****************
Tidak terasa semingu berlalu, pekerjaan Diana sudah setengah jalan hanya tinggal menyempurnakannya, sampai saat ini hanya Bryan yang tau apa yang Diana kerjakan, mereka semua mengira jika Diana membuat sketsa renovasi.
Selama ini tidak ada yang mau mengganggu Diana disaat ia sedang bekerja.
Kedekatan Diana dengan keluarga Nugraha pun semakin dekat, bunda Bunga dan Ayah Baruna beserta putra putranya sangat menyayangi Diana seperti putri dan adik kandung.
Diana pun mengerti setiap pagi ia akan membuatkan saraan untuk keluarga angkatnya terkadang Diana akan membawakan bekal kue manis untuk kakak kakaknya dan juga Ayah Baruna.
Hari ini, Barata tidak ada jadwal di kampus, jadi ia hanya dirumah saja. Barata Aditya Nugraha adalah seorang dosen di sebuah universitas terkenal di kota itu, ia terkenal sebagai dosen killer.
Sedangkan Bastian Aditya Nugraha , Sanga kakak pertama adalah seorang pengusaha muda, ia menjalankan bisnis keluarga bersama Ayah Baruna.
Bryan sendiri ia baru saja menyelesaikan kuliahnya di luar negri dan belum memikirkan pekerjaan, untuk saat ini karena ia ingin istirahat dulu.
Tok... tok... Tok...
Ketukan pintu kamar Bryan yang di ketuk oleh Barata, tapi tidak terdengar sahutan apapun.
Dengan perlahan Barata membuka pintu kamar adiknya itu.
"Ya ampun masih tidur... dasar pemalas, masak dia kalah oleh Diana yang sudah kerja dari tadi" kesal Barata pada sang adik.
Pandangan Barata menyusuri kamar Bryan, sampai pandangan nya jatuh pada sebuah lukisan yang menarik baginya ia mendekati lukisan itu secara perlahan.
"Ini Diana dan Bryan, sejak kapan lukisan ini ada dan siapa yang melukisnya?" tanya Barata pelan
"Abang ada apa disini, jangan sentuh benda itu, itu sangat berharga bagi ku" ucap Bryan tiba tiba
"Pelit amat sih dek, lagian kenapa tumben amat kamu punya barang berharga biasanya kamu gak perduli" heran Barata
"Iya lah, itukan buatan Diana dan hadiah darinya" jawab Bryan tanpa sadar
"Apa lukisan Diana dan apa tadi hadiah dari Briana, lalu kenapa abang gak dapat, dan kok bisa Diana melukis?" kaget dan heran Barata
"Eh bukan bang, sudah ah Bryan mau mandi sana pergi" ucap Bryan lalu mendorong Barata keluar dan menutup pintunya.
"Ni anak landak sangat mencurigakan, sepertinya aku harus menemui, Diana" ucap Barata lalu pergi menuju paviliun.
Sesampainya disana ia melihat pintu yang tidak tertutup rapat, dan terdengar suara nyanyian Diana disana pelan.
Barata dengan pelan memasuki paviliun itu sampailah dimana Diana sedang melukis, dengan tangan penuh cat dan rambut di ikat asal.
Dan itu membuat Barata tertegun melihat adiknya yang terlihat berbeda, ia juga terbelalak saat melihat hasil lukisan Diana, lukisan yang sangat besar sampai Diana harus duduk di tangga untuk menjangkau lukisan atas.
"Abang.... Kok ngagetin aja sih, bisa bisanya ada disini gak ada suaranya lagi, untung Diana gak jatuh" kesal Diana
"Maaf dek Abang sedang terkagum kagum melihat lukisanmu, jadi pekerjaan yang kau maksud itu melukis?" tanya Barata
"Iya Abang Diana pelukis, dan ini pesanan klien Diana, sudah hampir selesai sedikit lagi hanya tinggal menyempurnakannya saja, bagaimana mana bang?" ucap Diana
"Luar biasa, Abang gak nyangka kamu seorang pelukis... Tapi tunggu DA.. Bukanya DA adalah pemenang dari pameran beberapa Minggu lalu dan ia memenangkan juara pertama dan karyanya menjadi bahan rebutan banyak orang hingga ada yang berani membeli hingga harga begitu tinggi, apa Itu kamu dek, karena di lukisan Bryan tadi ada inisial DA dan Bryan bilang itu lukisan buatan kamu?" tanya Barata shock
"Iya bang itu Diana, DA adalah Diana Ayu" jawab Diana
"Masyaallah... Abang gak nyangka pelukis yang di cari banyak orang ternyata ada di rumah Abang dan lebih menghebohkan lagi kami adik Abang, jika orang lain atau teman teman Abang tau mereka pasti akan iri dengan Abang" ucap Barata antusias.
"Hahaha.... Abang bisa saja" jawaban Diana, lalu ia turun dari tangga itu di bantu Barata.
"Ah... Besok Ini sudah bisa di antar ke pemiliknya, gak sabar dengan sisa bayaran dan juga hadiah yang dia janjikan" ucap Diana
"Semoga semua di lancarkan dek, kamu hebat Abang bangga pada mu" ucap Barata sembari mengelus kepala Diana dengan sayang.
"Aamiin, terima kasih Abang" jawaban Diana.
"Abang nanti Diana izin pergi ya, mau beli cat lagi ada yang kurang jadi Diana harus beli" izin Diana
"Baiklah bagaimana jika bareng Abang saja, Abang juga mau ke rumah teman sebentar ambil barang" ucap Barata
"Baiklah bang jika begitu Diana akan siap siap dulu ya" ucap Diana lalu berlari keluar paviliun menuju rumah utama meninggalkan Barata yang masih memandangi Lukisan Diana.
"Tidak menyangka sekali dapat adik perempuan eh luar biasa banget walau tubuh kecil tapi ia sangat gesit dan pintar" ucap Barata tersenyum lalu ikut Keluar untuk bersiap
Tidak lama kemudian Diana dan Barata akan pergi tapi mereka mendengar teriakkan Bryan.
"Tunggu kalian mau kemana, ikut" ucap Bryan lalu masuk mobil tanpa mendengar jawaban abang dan adiknya.
Sedangkan Diana dan Barata saling pandang, lalu menghela nafas dengan tingkah laku Bryan
Setelah itu mereka pun pergi dari sana menuju rumah teman Barata, setelah urusan Barata semua selesai mereka pun melanjutkan perjalanan menuju pusat perbelanjaan.
Sampai disana mereka menuju tempat perlengkapan melukis Diana, Diana membeli banyak sekali cat dan membeli keperluan lainya.
"Apa masih ada yang aku di cari dek?" tanya Barata
"Diana perlu beli kuas kecil, tapi dari tadi kok gak kelihatan ya" ucap Diana
"Baiklah, Bryan kita cari dengan berpencar kamu cari kesana Abang akan cari kesana" ucap Barata.
"Baiklah bang, dek kamu duduk disini saja tunggu Kakak dan Abang ya" ucap Bryan
"Baik kak, Abang maaf merepotkan" ucap Diana
"Gak ada yang di repotkan, sana duduk disitu" ucap Barata setelah itu mereka pun pergi mencari kuas yang di butuhkan Diana.
Diana duduk dengan tenang sembari membaca buku yang ia beli tadi, Diana sangat fokus dalam membaca sampai tidak sadar jika ia sedang di perhatikan oleh seseorang dengan lekat, sampai tidak berkedip.
Bersambung
Ni clon mnntu sm clon mrtua ga akur,ribut trs.....🤣🤣🤣