Meyra Roseyra si gadis yang di buat tak habis pikir dengan seoarang laki laki yang tak lain dan tak bukan ia Hans Lavenzo, bukan karena apa, Hans selalu mengejar nya dan terus berusaha mendekati nya, Padahal secara terang terangan Meyra telah menunjuk kan minat tak sudi nya terhadap Hans
"Pergi, dan jangan deketin gue!! Gue muak sama Lo!"
"Pergi dari kehidupan mu, oh tidak bisa, Tau kah kamu, aku akan merasa puas jika kamu menerima ku,"
"Omong kosong!!!"
***
Tanpa meyra duga, ternyata Hans telah mengikat nya, yang membuat Meyra ingin marah tapi tak bisa karena adanya....
Yuk simak cerita nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tak menyangka
Meyra berjalan dengan perasaan yang membuncah menuju perusahaan yang kini berada tepat di hadapan nya
Dengan pakaian casual nya dan tak terlalu ketat, Di tambah rambut nya yang ia gerai membuat kesan Cantik dari Meyra Roseyra menambah dengan Aura yang terlihat sangat Kuat dan Anggun di saat yang bersamaan
"Permisi"
Meyra bertanya pada staff yang berada di sana
"Iya, ada apa mbak"
"Saya Meyra Roseyra Bu, Saya yang baru saja di terima kerja di sini kemarin " ucap Meyra dengan sopan
Terlihat Staff perempuan itu meminta pada meyra Untuk menanyakan nya dulu yang di angguki oleh Meyra
Tak beberapa lama, Sang staff itu kembali, "mari ikut saya mbak"
Meyr mengangguk dan mengikuti arah tujuan dari staff itu, meyra melongo kala memasuki lift, ini pertama kalinya gadis itu memasuki lift
Pintu lift terbuka, Meyra kembali melangkah mengikuti staff itu dengan sekali sekali mengeluar kan decakan kekaguman nya kala melihat desain serta Furnitur yang berada di setiap ruangan
"Kita telah Tiba"
Meyra tersentak, dan menatap ke arah pintu itu dengan papan nama yang terlihat jelas, "room direktur" gumam nya
"Saya Permisi "
"Eh iya, makasih telah membantu saya bu" ucap nya, yang di balas senyuman dari sang staff itu sebelum mengundur kan diri
Meyra masih berhadapan dengan pintu itu, entah kenapa dia tiba tiba saja gugup,
"Tenang meyra, kamu harus tenang, ayo kamu bisa, hanya masuk aja kok" meyra menepuk nepuk dada nya berusia menenangkan diri nya
Menghembus kan nafas Panjang, Meyra menyentuh gagang pintu itu tapi dia lepaskan kembali kala belum mengetuk nya
"Ucap salam nggak ya" Meyra tampak berpikir, "takut nya dia bukan islam lagi, duh gimana dong"
Pada akhir nya meyra hanya mengetuk pintu itu yang di balas suara dari dalam yang menyuruh diri nya masuk
Meyra merasa sangat Familiar dengan suara boriton itu, tapi dia menepis kembali pikiran nya itu
Memegang kembali gagang pintu itu, meyra Membuka nya secara perlahan
Ceklek
"Pe-permisi pak"
Ucap nya yang pada pak direktur itu yang hanya membelakangi nya dengan kursi kebesaran nya, meyra berjalan dengan pelan hingga tiba di hadapan pak direktur itu
"Saya Meyra Roseyra yang di terima kerja di sini kemarin" ucap nya dengan menunduk kecil
Meyra menyipit kala Pak direktur itu tak merespon nya, "Emm pak" panggil nya
Tak lama kursi kebesaran itu kini berbalik secara perlahan, Meyra menatap nya tak lama ke dua mata nya membulat tak percaya
"Welcome to Mey"
"Lo"
Apakah dunia sesempit ini, kenapa Yang berada di hadapan nya ini Hans Levanzo, pria yang sangat di benci oleh Meyra
Jangan bilang...
"Jangan tegang gitu muka nya"
Meyra melirik sinis, "Lo pak direktur nya" pertanyaan meyra tentu nya tak masuk akal karena gadis itu masih juga bertanya padahal sudah jelas yang di hadapan nya ini dan yang hanya menduduki kuris kebesaran itu hanya seorang pak direktur
"Kalau iya, apakah kamu ingin mempertimbangkan lamaran ku"
Meyra seketika naik pitam, pantesan diri nya langsung di terima di perusahaan ini ternyata dalang nya dia
"Lo pikir gue cewek yang langsung Luluh ketika lo ngomong kek gitu" Kesal meyra yang seketika melupakan tujuan nga
Hans terkekeh kecil, "Aku tahu kamu akan langsung menolak nya" Hans mendekat kan diri nya pada gadis itu, "Justru aku suka kamu yang seperti ini Mey"
Meyra mendesis kasar, dan mendorong kasar bahu Hans, "Terserah lo mau ngomong apa Hans, gue nggak jadi kerja di sini" meyra berbalik tapi tangan nya di cekal oleh pria itu
"Yakin nggak kerja di sini hmm, Kamu sudah terikat kontrak dengan perusahaan ini Meyra"
Meyra terdiam, dia baru saja mengingat hal itu, Jika dia keluar dari perusahaan ini dan tidak jadi kerja, meyra harus membayar nya lagi, dan hal itu tak akan Meyra lakukan, mengingat Nenek dan kakek nya yang sudah semakin Rentan umur membuat Meyra di hantui dengan rasa takut
Menghela nafas gusar, meyra melepas kasar tangan besar yang berada pada pergelangan tangan nya
"Nggak jadi" kata nya
Senyum Hans kali ini tertahan, pria itu menggigit kecil bibir bawah nya kala gadis itu sangat menggemaskan dengan wajah kesal nya yang seperti ini
"Jadi lah Asisten ku"