Reinkarnasi Sarjana Sihir

Sihir… kemampuan untuk membelokkan hukum dunia dan melakukan hal-hal supernatural. Dengan menggunakan energi yang mengalir di dalam tubuh seseorang yang disebut mana, seseorang dapat menciptakan hal-hal tertentu dan menyebabkan kejadian-kejadian menakjubkan.

Namun, di dunia ini, tidak semua orang bisa menggunakan Sihir.

Hal ini dikarenakan seseorang perlu memiliki inti mana untuk mengendalikan mana di dalam dirinya. Mana ini diaktifkan dan diubah menjadi sihir dengan menggunakan mantra.

Inti mana dibuat dengan memadatkan pecahan-pecahan kecil mana dalam diri seseorang. Semakin seseorang tumbuh, semakin tinggi pula mana yang dihasilkannya. Itulah sebabnya seorang anak harus berusia sepuluh tahun sebelum mereka dapat ‘Bangun’ dan membentuk inti mereka.

Namun, apa yang terjadi pada mereka yang tidak memiliki mana? Mereka tidak akan pernah bisa membuat inti mana dan dicap sebagai ‘Orang yang Tidak Kompeten’. Saya adalah salah satu dari mereka di kehidupan saya sebelumnya.

Tapi sekarang…

“Ahh, kelihatannya sudah berubah,” gumamku dalam hati dengan bahasa bayi.

Kabar baiknya adalah aku tidak canggung dalam kehidupan ini. Aku punya mana, jadi aku bisa membentuk inti mana dan menggunakan sihir.

Lalu mengapa saya tidak terlalu gembira dan sangat gembira dengan perkembangan ini? Ya, itu karena berita yang tidak begitu baik.

Aku hampir tidak memiliki cukup mana untuk memenuhi syarat sebagai orang yang tidak kompeten, atau bahkan menjadi pengguna sihir yang potensial.

“Ada apa dengan jumlah yang sedikit ini? Apakah ini semua partikel mana yang kumiliki? Aku tahu aku baru berusia seminggu, tapi… ini terlalu sedikit!”

Jumlah mana saya rendah dan itu terlalu rendah! Ini bahkan tidak akan mencapai sepersepuluh dari bayi rata-rata.

“Salah! Salah! Salah!” gerutuku dalam hati.

Karena aku bereinkarnasi, bukankah seharusnya aku diberkati dengan semacam kekuatan khusus atau kemampuan curang?

Aku seharusnya memiliki mana yang hampir tak terbatas, namun di sini lagi-lagi aku yang mendapat bagian yang kurang.

“Yah, tidak ada gunanya mengeluh sekarang. Setidaknya aku punya sedikit mana. Dengan ini, berlatih sihir seharusnya bisa dilakukan…”

Senyum lebar perlahan terbentuk di wajahku. Meskipun aku sedikit kecewa, tidak, sangat kecewa dengan bakatku yang sangat sedikit, aku tetap sangat bahagia.

“Aku punya mana sekarang!”

Ya. Di kehidupanku sebelumnya, aku pernah berharap agar sedikit saja mana dapat melakukan sihir sekali saja. Tampaknya doa-doaku akhirnya terjawab.

“Benar sekali! Bahkan dengan ini, aku akhirnya bisa melakukannya!”

Aku menjadi seorang Sage Agung yang merevolusi dunia sihir, namun aku tidak pernah menggunakan sihir untuk diriku sendiri. Kali ini, semua pengetahuan yang aku kumpulkan dan bangun… akhirnya aku bisa menerapkannya sendiri.

Aku tidak lagi tertarik menjadi Grand Mage atau apa pun. Aku punya cukup ketenaran dan prestise untuk bertahan selama dua kehidupan.

Apa yang aku inginkan saat itu adalah sekadar menikmati praktik sihir yang telah aku geluti.

Mungkin ini hadiah atas usaha keras yang kulakukan dalam Magic.

“Ahh, aku tak sabar menunggu sampai aku dewasa…”

Malam segera tiba, dan kegelapan pun mulai merayap masuk. Aku berbaring di tempat tidurku, tepat di samping tempat tidur ibuku.

Rupanya, dialah satu-satunya orang tua di rumah. Aku tidak pernah melihat ayahku atau mendengar orang membicarakannya sejak aku lahir.

Aku tidak pernah bisa lepas dari tatapan tajamnya.

Ketika semua orang sedang tertidur, aku tetap terjaga, merenungkan berbagai hal dengan penuh semangat

“Apa yang sebaiknya kucoba dulu? Ini, itu…. Mungkin yang itu… atau bisakah aku mencoba yang itu saja?”

~BERDERAK~

Tiba-tiba, aku mendengar suara berderit. Sepertinya pintu kamar kami dibuka sedikit. Siapa itu?

Ibu saya dengan jelas melarang siapa pun memasuki ruang pribadi kami, kecuali ia memanggilnya.

“Aku punya firasat buruk tentang ini…”

Aku segera menutup mataku dan berpura-pura tertidur lelap.

Berkat kegelapan, penyusup itu tidak bisa melihat mataku yang terbuka sebagian, mengawasi mereka saat mereka perlahan mendekati lokasi kami

“Sial! Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas!” gerutuku, efek kegelapan juga menghalangiku.

Tiba-tiba, saya menyadari sesuatu yang dipegang orang asing itu yang membuat mata saya hampir keluar dari rongganya.

Objek itu bersinar redup dalam kegelapan, memantul pada permukaannya dengan kilauan yang mengilap.

“Itu….pisau…?!”

Dia mengambil pisaunya, masih menjaga kesopanannya saat dia hampir mencapai sisi tempat tidur ibuku.

Tersembunyi dengan baik, dan tidak terlalu besar. Orang ini, siapa pun dia… adalah seorang profesional.

“Siapa yang dia incar? Ibuku? Atau…”

Dilihat dari lintasan pergerakannya sejak dia masuk dan arah yang ditunjuk wajahnya, dia nampak sedang menuju ke arahku.

Pisau yang dipegangnya juga kecil, dan dari kilaunya, pisau itu sangat tajam. Akhirnya aku sadar bahwa akulah targetnya!

“Kenapa? Aku baru lahir beberapa hari yang lalu! Apa yang mungkin telah kulakukan hingga menarik perhatian seorang pembunuh?”

Tidak ada yang terlintas dalam pikiran.

Mungkin seseorang mengetahui bahwa aku telah bereinkarnasi dan ingin aku mati. Atau mungkin inilah sebabnya tidak ada seorang pun yang bereinkarnasi yang pernah muncul.

Mungkin mereka dibunuh sebelum mereka sempat tumbuh dewasa.

“Aku harus menghentikan semua pikiran ini!” Aku segera tersadar kembali ke kenyataan.

Memiliki teori yang tidak berguna tidak akan menyelesaikan apa pun saat ini. Yang ada hanyalah keyakinan bahwa dia ingin menghancurkanku.

Alasan apa pun yang dimilikinya hanyalah alasan sekunder.

“Tidak mungkin aku mati di sini!”

Aku terperangkap di tempat tidurku, tak mampu melakukan apa pun sebagai bayi yang berbahaya… Atau begitulah yang kau kira.

“Huuu… ini pertama kalinya aku melakukan ini, tapi, kurasa aku tidak punya pilihan lain!”

Menggunakan salah satu penemuan rahasia yang tidak pernah saya ungkapkan ke seluruh dunia, ini adalah satu-satunya cara agar saya bisa memperoleh peluang sekecil apa pun dalam situasi putus asa ini.

“[Spellcraft]: Tahap 1…”

Ini akan sangat membebani saya, tetapi tidak ada cara lain untuk melakukannya.