NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:528.1k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamil

Part 2

Dua bulan kemudian

Uek... Uek... Uek, Kayesa berlari ke kamar mandi, dia memuntahkan semua isi perutnya. Kayesa mengeluarkan tespek dari saku celananya. Dia berinisiatif membeli benda pendeteksi kehamilan itu, karena sudah sebelum dia telat haid.

Sejenak ditatapnya benda sebesar jari kelingkingnya itu, dengan tangan gemetar Kayesa membuka bungkusnya. Kayesa mencelupkan ke urin yang telah disiapkannya. Dia memejamkan mata, setelah lima menit belum berani melihatnya. Kayesa sangat gugup dan cemas.

"Kayesa kamu kenapa?"

Mendengar suara Farhana ibunya, Kayesa terkejut, tespek yang dipegangnya terjatuh. Kayesa berjongkok ingin memungut benda itu. Tapi terlambat, Kayesa menunduk kala melihat Farhana sudah berada di dalam kamar mandi, dan sedang menggapai tespek yang terjatuh.

"Apa ini?"

Mata Farhana melotot saat melihat tespek bergaris dua di tangannya. Tatapan Farhana beralih ke putrinya, lalu dengan gematar dia menunjukkan tespek itu ke arah Kayesa.

"Apa ini milikmu?" Tanya Farhana suaranya bergetar. Kayesa tidak berani mengangkat wajahnya.

Plak... Satu tamparan mendarat di pipi Kayesa. Farhana merasa gagal menjadi seorang ibu, bagaimana bisa putri kesayangannya itu, mencoreng wajahnya dengan hamil diluar nikah.

"Pergi dari sini! Ibu tak mau punya anak sepertimu. Kamu bikin malu ibu." Farhana mengurut dadanya yang tiba-tiba sesak.

"Ibu! Aku..."

"Pergi!" Farhana tidak memberi kesempatan pada Kayesa untuk menjelaskan.

"Ibu..."

"Aku lebih baik kehilangan kamu dari pada harus menanggung malu. Pergi dari kota ini dan jangan pernah muncul di hadapanku."

"Ibu! Dengarkan aku dulu."

"Aku tak butuh penjelasanmu! Ku beri kau waktu sepuluh menit untuk mengemasi barangmu." Farhana lalu pergi meninggalkan Kayesa.

Air mata Kayesa menganak sungai. Ditatapnya punggung ibunya hingga menghilang di balik pintu. Kayesa membuka lemari, mengambil tiga stel baju, berkas penting, kartu ATM dan cincin pemberian laki-laki yang menikahinya dua bulan lalu.

Seraya memanggul ranselnya. Kayesa keluar dari kamar, saat dia melewati kamar ibunya, sempat berhenti sejenak dan menatap daun pintu kamar yang tertutup rapat. Seperlima detik kemudian memutar tubuhnya keluar pintu utama menuju pintu pakar.

Berdiri beberapa menit di samping pagar rumahnya, saat ojek yang dipesannya datang, sekali lagi Kayesa menatap rumah yang ditinggalinya sejak lahir. Kayesa naik keboncengan ojek dengan mata berkaca-kaca.

"Maafkan Kayesa. Bu," batinnya seraya meminta tukang ojek meluncur.

Farhana tidak pernah tahu apa yang terjadi pada Kayesa, karena Kayesa dan Rizwan sepakat untuk menyimpan rahasia pernikahan semalam yang telah menyelamatkan nyawa ibunya.

Ojek membawa Kayesa ke terminal, Kayesa akan pergi jauh meninggalkan kota kelahirannya sesuai dengan permintaan ibunya. Berhari-hari Kayesa berapa di bus yang membawanya ke sebuah kota, dia menemui teman masa kecil.

"Kayesa." Hanin memeluk Kayesa yang baru turun dari bus.

Lama kedua wanita itu, tenggelam dalam pelukan, melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu. Kemudian Hanin mengajak Kayesa masuk ke mobilnya. Hanin membawa Kayesa ke rumahnya.

Dua hari Kayesa berada di rumah Hanin, seorang ibu komplek yang suka usil dengan urusan orang lain, bernama Julia, mulai mencari tahu keberadaan Kayesa. Dia menyambangi Hanin saat mau berangkat kerja.

"Pagi. Non Hanin." Julia menyapa.

"Pagi juga ibu Julia." Hanin membalas sapaan Julia, seraya memakai helm.

"Siapa wanita yang ada di rumahmu?"

"Teman saya."

"Oh. Sekali-kali ajaklah temannya silaturrahmi dengan tetangga sini."

Julia menjulurkan kepala, melihat ke arah dalam dari pintu rumah Hanin yang terbuka setengah lebar. Hanin yang sudah tahu dengan tabiat dan kelakuan Julia hanya tersenyum saja. Hanin menarik handle pintu dan menutupnya.

"Maaf kak Julia. Saya berangkat kerja dulu." Hanin memakai helm dan naik ke motor metic. Julia menepi memberi jalan.

Sepeninggalan Hanin, Julia melangkah mendekati jendela rumah Hanin, dia berusaha mengintip ke dalam. Namun, tak melihat siapa pun. Julia menjadi kesal, karena rasa penasarannya belum terobati.

Tok.. Tok.. Tok, Julia mengetuk pintu rumah Hanin, sepi tak terdengar siapa-siapa. Julia mengetuk daun pintu lebih kencang, beberapa menit kemudian terdengar seseorang menyeret kakinya ke arah pintu. Suaranya semakin jelas.

Klik, pintu terkuak, muncul wajah cantik Kayesa.

"Hay. Kenalkan aku Julia. Ibu-ibu sosialita tercantik di komplek ini." Julia menyodorkan tangannya.

Siapa yang tidak tahu dengan Julia di komplek ini. Wanita setengah baya yang memiliki sinyal tinggi, selalu kepo dengan hal orang lain, pembawa berita kabar burung. Pokoknya wanita paket lengkap. Banyak para tetangga menutup diri, agar tidak terlibat urusan dengan Julia.

"Kayesa!" Menyambut uluran tangan Julia dengan ramah dan tersenyum.

"Cantik," gumam Julia memandang Kayesa dari kepala ke ujung kaki. Dia merasa tersaingi, Julia tak pernah membiarkan, orang yang menurutnya lebih cantik betah tinggal di komplek ini, ada saja lakunya untuk mengusir orang yang tak disukainya.

"Maaf. Kakak mau mencari Hanin ya?" Kayesa mengajukan pertanyaan, dia merasa risih saat tahu wanita di depannya sedang memperhatikan dirinya.

"I-iya," jawab Julia gagap, dia kaget dengan pertanyaan Kayesa, karena tadi lagi serius memandangi tubuh seksi Kayesa.

"Hanin. Sudah berangkat kerja."

"Oh. Tak biasanya Hanin pergi kerja sepagi ini." Julia mengarang cerita bohong, Julia tahu kalau Hanin setiap hari pergi bekerja sebelum jam tujuh.

"Kayesa! Siapanya Hanin? Saudara?" Julia memberondong Kayesa dengan beberapa pertanyaan.

"Aku teman Hanin."

"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulut Julia, dia kembali memperhatikan Kayesa.

"Boleh aku masuk? Agar bincang-bincangnya lebih santai."

"Maaf! Saya tak berani mengijinkan kakak masuk tanpa ijin dari Hanin." Kayesa mencoba menghindar, karena dia tidak tahu persis siapa Julia sebenarnya.

"Apa maksudmu?"

"Ini rumah Hanin. Saya harus ijin Hanin dulu, untuk mengijinkan orang lain masuk."

Dengan sopan Kayesa berusaha menjelaskan posisinya ke Julia, bahwa dia hanya tamu dan tidak berhak menerima tamu.

"Hay! Apa maksudmu dengan orang lain. Aku sudah puluhan tahun bertetangga dengan Hanin. Kamu baru dua hari di sini, sudah berani mengatai aku orang lain."

Jari telunjuk Julia menohok ke dada Kayesa, hingga Kayesa terdorong mentok ke duan pintu. Julia melotot marah pada Kayesa. Baru kali ini dia merasa ada orang di komplek ini berani padanya. Kayesa kaget dengan perlakuan Julia, dia tak menduga kalau Julia semarah itu.

"Ini tidak bisa dibiarkan," batin Julia. Dia berpikir mencari cara agar Kayesa pergi dari komplek ini.

" Bukan begitu maksud sa..."

"Kamu itu orang baru. Tahu apa!" Belum sempat Kayesa menjelaskan. Julia sudah memotong ucapannya.

"Ini komplek daerah kekuasaanku." Lagi-lagi Julia mendorong tubuh Kayesa.

Tiba-tiba kepala Kayesa pusing, perutnya kembali mual, kayesa berusaha menutup mulutnya agar tidak muntah di depan Julia. Namun, tak kuasa.

Uek.. uek.. uek, Kayesa berlari masuk dan terus ke kamar mandi. Julia yang merasa penasaran diam-diam masuk mengikuti Kayesa dan berdiri di depan pintu kamar mandi menunggu Kayesa keluar.

Kayesa terkejut saat keluar, melihat Julia berdiri di depan pintu. Julia menarik tangan Kayesa dan menintrogasinya.

"Kamu pasti hamil di luar nikah. Jawab!" Bentak Julia.

"Aku..."

"Pergi dari komplek ini. Aku kasih waktu tiga puluh menit, jika tidak aku akan membawa scurity, pak RT dan seluruh warga komplek ini untuk mengusirmu." Sela Julia dia tak memberikan kesempatan Kayesa untuk menjelaskan.

"Baiklah. Saya akan pergi," ujar Kayesa, masuk ke kamar mengambil barang-barangnya. Percuma juga dia menjelaskan kalau dia hamil anak suaminya, karena dia tak punya bukti kalau dia pernah menikah.

"Pergi yang jauh. Dasar wanita tak benar," teriak Julia, saat Kayesa keluar dari rumah Hanin.

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!