War Of Chaos Enigma

Obrolan Dion dan yang lainnya masih berlanjut disana. Dan sekarang, mereka membahas tentang Enigma.

"Aku tadi bilang padamu, tentang tempat ini Dion. Tempat ini adalah tempat persembunyian warga desa." kata Kenta.

"Em.?" sahut Dion yang penasaran.

"Sejak kau meninggalkan desa ini, beberapa Enigma sering muncul disini. Bahkan saat siang hari. dan itu terus berlanjut setiap hari. Sampai akhirnya, mereka muncul hanya saat malam hari saja." kata Kenta.

"Jadi, kalian bersembunyi disini setiap malam.? " tanya Dion.

"Benar, itu sudah kami lakukan selama 2 tahun ini. Dan sebelumnya, kami hanya bisa lari kemanapun kami bisa lari. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk membangun selter disini." kata Kenta.

"Mereka seperti tau gerak gerik kita Dion. Seakan-akan mereka tertawa saat menakut-nakuti kami." kata Morgan.

"Begitu ya, aku kira kalian sudah pindah dari sini. Pantas saja, setelah aku datang kesini aku di serang oleh puluhan ribu Enigma." kata Dion

"Apa.? puluhan ribu.? " sahut mereka secara bersamaan.

"Iya."

"Lalu, bagaimana caramu menyelamatkan diri, bahkan kau masih bisa tertidur diluar dengan nyenyak." sahut Kenta dengan terkejut.

"itu, aku membunuh mereka semua." sahut Dion

Semua orang disana pun langsung menelan ludah.

"Ternyata perubahan fisikmu itu membuat kekuatanmu berkembang juga ya. Aku terkejut mendengarnya." kata Keisha.

"Ya, aku sering berlatih di dalam hutan. Dan mencoba beberapa skill untuk melihat celahnya." kata Dion.

"Aku kira kau akan hidup tenang di kota. Ternyata kau masih saja melakukan latihan." sahut Kenta.

"Bukankah memang harus seperti itu. Aku tidak bisa tinggal diam di saat Enigma masih memburu kita semua." kata Dion.

"Apa sekarang kau bisa mendeteksi Enigma.? " tanya Sin.

"Ah, itu yang ingin aku ceritakan pada kalian. Sejujurnya, aku sudah bisa mendeteksi keberadaan mereka. Tapi, ada seseorang yang lebih ahli untuk mendeteksinya, bahkan dia tidak butuh sebuah skill." sahut Dion.

"Apa ada seseorang seperti itu.?" tanya Keisha

"Lisa Lawrence. Dia baru saja ter bangkitkan. Dan kemampuannya itu seperti type sensor. Bahkan dia tau secara detail, tentang berapa jumlah mereka, keberadaannya, bahkan mengenali auranya." kata Dion.

"Itu benar-benar kemampuan yang sangat langka. Dia bisa menjadi support saat kau berada di garis depan. Apalagi dia adalah adikmu." kata Kenta.

"Itu benar, tapi dia masih belum terbiasa dengan kemampuannya, bahkan terkadang ia menangis ketakutan. Aku masih mencari cara untuk melatihnya." kata Dion.

"Kenapa kau tidak melaporkannya ke pihak Lance, aku rasa mereka akan memberikan pendidikan tentang Lance. Lisa bisa membaur bersama dengan teman-temannya di akademi." kata Luna

Dion pun hanya merenung dan terdiam disana.

"Aku tau nak, kau tidak ingin melepaskan Adikmu itu dari jangkauan mu. Tapi Lisa masih kecil Dion, dia butuh bermain bersama dengan teman sebayanya. Kau tidak bisa mengekangnya disini, bisa-bisa dia memberontak padamu." kata Morgan sambil merangkul pundak Dion.

"Aku masih trauma dengan kejadian di kota." kata Dion.

"Kami semua sudah mendengarkan kabar itu. Dan aku rasa, kalian baik-baik saja." kata Morgan.

"Ayahku, meninggal di depan mata Lisa. Itu membuatnya sangat terguncang. bahkan sampai detik ini, dia masih mengingatnya."

Deg. mereka semua pun langsung terkejut.

"Dendy.?" sahut Morgan yang sangat sedih.

"Itulah kenapa aku kembali kesini bersama Lisa, karena kami sudah tidak punya apa-apa disana. Sekarang, akulah yang harus melindungi Lisa." kata Dion.

"Aku turut berduka cita atas kepergian Dendy Dion. Semoga kalian bisa menemukan jalan hidup yang lebih baik." kata Keisha.

"Em, terimakasih."

....

Di dalam desa. Terdengar suara mobil yang sedang bergerak sana. Itu membuat semua warga desa keluar rumahnya masing-masing.

"Siapa itu, tumben sekali ada pengunjung datang kesini.? "

"Ya, padahal sudah lebih dari 7 tahun tidak ada yang datang kesini kecuali tim Arkeolog dan para ilmuan."

"Mungkin ada sesuatu yang terjadi."

Itu adalah mobil milik Anna. Dan sangat kebetulan juga, mereka berhenti tepat di depan rumah Dion.

"Kita sudah sampai Nona." kata Edo.

"Aku akan bertanya pada warga desa." sahut Anna sambil membuka pintu mobil.

Dengan sontak, warga desa pun langsung terkejut melihat Anna.

"Siapa itu.? "

"Cantik sekali, wajahnya bisa bersinar begitu."

"Apa dia seorang artis.? "

"Kenapa orang se cantik itu datang kemari.?"

Suara itu terdengar di telinga Anna, bahkan ia merasa risih di lihati oleh banyak orang. Seakan-akan dia seperti magnet yang mampu menarik perhatian.

"Dasar orang-orang ini. Apa di tempat ini tidak ada perempuan yang cantik.? padahal di kota tidak sampai seperti ini reaksinya."

...

Edo pun keluar bersama Laura. dan rekasi warga desa pun tetap sama. mereka seperti melihat sekelompok artis yang datang kesana.

"Wah tampan sekali. Perempuan itu juga cantik."

Edo dan Laura pun hanya terdiam disana sambil di kerumuni oleh warga desa.

"Ah, maaf. Kami kesini untuk mencari seseorang." kata Edo.

"Seseorang.?" sahut May yang kebetulan berada di depan rumah Dion.

"Ya, aku tidak tau pasti dia datang kesini atau tidak. Kami hanya mengikuti insting saja. hahaha." sahut Edo.

"Siapa namanya.? " tanya May.

"Dion Siga." sahut Anna.

"Dion.?"

"Em.? apa anda mengenalinya.? " sahut Edo

"Ada urusan apa anda mencari Dion.?" tanya May.

"Sepertinya dia ada disini. huh, sungguh sangat beruntung." kata Anna.

"Maaf nyonya, kami hanya ingin membicarakan sesuatu dengannya. Apa dia ada disini.? " tanya Edo.

"Ya, dia ada disini, sekarang dia sedang keluar bersama tim arkeolog." teriak salah satu orang disana.

"Rina, apa yang kau katakan." teriak May.

"Ups. Maaf."

"Hm, sepertinya dia Keceplosan. Perkenalkan, kami adalah anggota Lance." kata Anna sambil menunjukkan lencananya.

Tentu itu membuat semua orang terkejut.

"Yaa ternyata anggota Lance, aku kira seorang artis."

"Mengecewakan sekali. Bubar bubar."

Semua orang pun langsung kemabli ke tempatnya masing-masing. Tentu itu membuat Anna sangat kesal.

"Sialan, kenapa kalau anggota Lance.? apa ada yang salah.? " teriak Anna.

"Apa dia sedang berbicara.? aku tidak mendengarnya."

"Sepertinya itu seuara burung."

Sahut warga desa disana yang tidak perduli sama sekali dengan Lance.

"Kau lihat, Anggota Lance tidak di terima disini, silahkan pergi dari sini." kata May.

"Chik." Anna oun benar-benar kesal sambil mengepalkan tangannya.

Lalu, Lisa pun tiba-tiba keluar dari sana.

"Bibi, aku sudah selesai membersihkan kamarku." sahut Lisa sambil keluar rumah.

Lalu, ia melihat Anna disana. Tentu saja itu membuat Lisa langsung merinding.

"Dia kan.?" sahut Lisa sambil memeluk May dengan ketakutan.

"Ah, Lisa. kita bertemu lagi." kata Anna sambil memasang senyuman yang mengancam.

"Karena kau kemari.? kakak tidak ada disini." teriak Lisa.

"Tentu aku bisa menunggunya." sahut Anna.

"Pergi dari sini, jangan ganggu kami." teriak Lisa.

"Maaf adik kecil, Kami tidak ada maksud apapun, kami hanya ingin bertemu dengan kakakmu. hanya itu, tapi jika kami tidak di terima disini, kami pergi." kata Edo.

"Kau kan.?" sahut Lisa yang mengingat wajah Edo.

"Em.? apa ada yang salah dengan wajahku.? " tanya Edo.

"Kau anggota Lance yang menyelamatkan ku di atas jembatan. Aku masih mengingatnya. " sahut Lisa.

"Eh.?" sahut semua orang disana dengan terkejut.

....